3

11.6K 833 16
                                    

"Tutor menarik perhatian dia?"

-Jengga-

"Putia,"

Merasa terpanggil, dia menoleh, "Kenapa?"

Sisi berbisik di telinganya, "Gue doang atau perasaan lo juga, itu cowok liatin gue terus. Gue cantik banget ya?"

Putia mendelikkan mata ke atas, sungguh tingkat kepedean Sisi di atas rata-rata. Gadis itu kembali ke posko KKN tadi pagi dan katanya akan kembali ke rumah pak Kades jika sudah sore, "Iyain aja deh."

Sisi berdecak, "Lo gak demen sama gue ya?"

"Iya," jawab Putia malas, dia masih fokus mendengarkan teman-temannya yang sedang bersosialisasi di balai Desa. Mereka duduk melantai dengan tikar, di suguhkan minuman dan makanan ala kadarnya.

Program kerja yang mereka jalankan banyak berfokus pada pengembangan potensi pariwisata dan pengembangan produk lokal antara lain digitalisasi tempat wisata, pengadaan profil desa, pembuatan peta desa dan peta kabupaten.

"Kalau ada warga ngajak melaut ikut aja, Mas. Semoga betah ya tinggal disini. Dan, untuk Mbak Sisi gapapa sementara tidur di rumah saya, kebetulan saya juga ada anak perempuan ko tenang aja."

Jenggala melirik Sisi yang terus berbisik pada Putia, sementara si gadis yang di bisiki cuek bebek dan tak memperdulikan Sisi yang sedari tadi cengengesan entah karena apa, setelah mengedarkan pandangan ternyata gadis itu sibuk membalas senyum dari pemuda kampung.

"Terimakasih ya pak Kades, Sisi juga pasti nanti balik ke posko!"

Mendengar Roman bilang seperti itu dia mendesis tak suka, setelah rapat selesai mereka pamit undur diri. Jarak balai Desa ke posko lumayan dekat dan mereka memilih untuk jalan kaki saja, Jengga melepas almamater dan menjadikannya sebagai pelindung dari panas, dia sibuk memperhatikan Putia yang berjalan beriringan dengan Ransi di depannya.

"Ke sekolah jam berapa, Man?"

Mata Roman menyipit karena sinar matahari, dia menyugar rambutnya yang sedikit gondrong ke belakang, "Jam empat, dari posko jam tigaan lah. Kan kita mau bantuin anak-anak kelas enam bimbel."

"Sekarang kita istirahat aja dulu, kalo yang mau makan. Makan aja lagi, sholat dulu, santai-santai aja. Nah, kalo besok agenda kita pasti bakal padet, kalian pada denger kan kalo kita di undang buat ikutan acara pemuda disini."

"Iya, Man." jawab mereka kompak dan kembali pada aktifitas masing-masing.

"Punya korek gak, dit? Pemantik gue ilang, mahal lagi."

"Tuh ada kompor, pake aja api dari sana."

Jenggala berdecak dan mendekati kompor satu tungku kemudian menyulut rokoknya, "Kalo mau nyebat di luar ya."

"Udah tau, gak usah di kasih tau lagi!"

Jenggala berjalan keluar setelah melepas almamaternya menyisakan kaos hitam pendek, dia duduk di teras sendiri di susul Ladit dan Roman membawa buku kecil dan pulpen, "Lo pada gak sholat?"

"Ngantri ngambil wudhu," jawab Roman menuliskan sesuatu di buku kecil. Sementara Ladit seperti hendak menelpon seseorang dan kemudian panggilan terangkat.

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang