29

7.3K 605 28
                                    

Happy Reading!

•••

"Gitu ya nongkrong gak ngajak-ngajak,"

Ransi berdecak melihat Roman duduk di sampingnya.

"Lu manusia organisasi, kita mah takut ganggu, ya bun?"

Putia mengangguk karena Ransi meminta pendapat padanya, gadis itu sibuk menyuapi Jenggala yang tengah mabar dengan Ladit karena pria itu mengajaknya main game online yang sepertinya sudah menjamur dimana-mana.

"Kok lo tau kalo kita disini?"

Roman hanya mendelik kemudian memesan segelas kopi panas pada abang-abang starling, "Roman picisan!"

"Gue liat status WA lo, ege! Jadi nyusul kesini,"

Ransi terkekeh geli merutuki dirinya sendiri.

"Gabut ya, bre!" ujar Jenggala menyudahi game online membuat Ladit berdecak, Roman mengangguk menerima kopi hitam yang ia pesan dan menaruhnya di tengah.

"Banget, suntuk banget sumpah."

"Jadi kangen Ohoidertawun," ujar Ladit.

Putia mengangguk membenarkan dan menyuapi Jenggala lagi, mereka memutuskan makan nasi goreng. Padahal yang tangannya sakit itu Putia, kenapa yang manja Jenggala?

Roman mengatensikan pandangannya pada gadis satu-satunya di antara mereka, "kenapa, put?"

"Di KDRT si Jengga, man." jawab Putia membuat Roman menatap Jenggala sembari menggelengkan kepala.

"Wah, parah lo, Jeng! Udah, sama gue aja yuk put!"

Semuanya kaget mendengar Roman, tidak biasanya bercanda seperti itu. Candaan yang selalu Ladit pakai saat KKN dulu.

"Wah, parah lo, man!"

Jenggala melempar puntung rokok yang sudah padam pada pria di depannya membuat Roman menangkup kedua tangan pada pria itu, "santai dong! Santai atuh,"

"Gak bisa santai kalo ada yang mau rebut dia dari gue,"

Jenggala menaikan turunkan kedua alis pada Putia membuat gadis itu mendelik di susul akting mual menciptakan tawa di antara keempat pria, kecuali Jenggala yang jadi bahan tertawaan. Putia ikut tertawa hingga detik selanjutnya ia mengusap sebelah pipi Jenggala agar pria itu tidak merajuk.

"Sumpah, gak liat gue! Masih polos,"

Ransi menutup matanya dengan kedua tangan, seolah pemandangan di depan tidak cocok untuk di lihat anak kecil.

"Disini polos, di hotel anak setan lo!" ujar Ladit.

Ransi tertawa tapi tak lama kemudian ia sadar dengan ucapan Ladit, "dih lo kali! Tanya si mput tuh, gue rajin sholat gini, ya gak, put?"

"Kenapa minta pendapat gue, ran?" tanya Putia.

"Kan lo saksi, di saat yang lain masih tidur gue udah sholat subuh HAHAHA,"

"Ibadah kok di umbar," ujar Roman pada Ransi. Di susul tawa, "gue dong sholat dan rajin ngaji HAHAHA,"

"HALAH SAMA AJA LO PADA!" Seru Ladit emosi.

"Si Roman kenapa jadi gitu dah?" Jenggala mengedikan bahu ketika Putia bertanya.

"Kayak bukan Roman ya?" ujar Jenggala dan Putia mengangguk.

"Ini lagi, pacaran kok depan temen!"

"Iri bilang!" Jenggala mengacungkan jari tengah pada Ransi, pria itu tengah merokok dan sesekali membuang asapnya ke sebelah agar asap itu tidak menyapa wajah Putia.

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang