18

7.3K 602 17
                                    

Noted; dibaca ya.

Mau bilang makasih buat yang selalu nungguin GaPut update. Btw, GaPut tercetus dari kakak Rosediana1902
hehe thank you kak! Jangan lupa vote dan komen ya guys.

Karena dengan liat komen bisa naikin mood aku buat nulis chap selanjutnya haha.

•••

”Sumpah itu anak belum bangun juga?”

Putia mengedikkan bahu menjawab Ladit ketika pria itu menyembulkan kepalanya ke dalam posko melihat Jenggala masih tidur meringkuk di atas kasur. Sebenarnya bukan Jenggala saja yang tengah terlelap, Ransi, dan Rizki pun sama. Nyaman dengan kasur mereka, ”mau gak?”

Ladit menyodorkan jajanan pada Putia, ”apa nih?”

”Gak tau namanya, tapi enak, gue mampir ke SD barusan.”

Putia menerimanya dan memakan olahan tepung dan ikan yang di tusuk dengan tusukan bambu. Kemudian Ladit mengambil duduk di bale-bale menatap ke arah sekitar dan melirik Putia, ”lo anak mana, put, gue lupa.”

”Adbis, kenapa, dit? Tumben amat,”

”Lo ada hubungan apa sama Rebecca?”

Putia menolehkan kepala sepenuhnya menatap Ladit, darimana pria itu bisa mengenal Rebecca, ”lo kayaknya gak inget sama gue, put. Gue mantannya Rebecca, dan gue pernah liat lo di rumah. Lo sodaraan sama dia?”

Putia mengangguk sembari terkekeh, ”Sodara tiri,”

”Kenapa baru tanya sekarang?”

Ladit menggaruk belakang lehernya, ”sebenernya gak perlu di pertanyakan juga sih. Gue juga udah gak ada hubungan sama dia. Cuma rada penasaran aja, dan lo sama sekali gak inget gue ya, padahal gue inget banget lo banting pintu kamar,”

Putia tertawa, ”pacar dia banyak sih, jadi gue suka lupa.”

”Lo beda ya sama Rebecca,” ujar Ladit tiba-tiba.

Putia terdiam sebelum menjawab sambil memakan jajanan yang dibeli pria itu, ”kan beda ibu beda bapak, pasti beda lah. Cuma terpaksa tinggal barengan aja, kita juga gak akur.”

”Oh gitu ya?”

Putia menyikut Ladit membuat keduanya tertawa.

”Lo lagi kenapa sih, dit? Aneh,”

Baru saja pria itu hendak membuka mulut kembali, Roman keluar dari posko dan duduk di antara mereka.

”Gak kerasa ya, bentar lagi kita pulang.”

”Pulang? Banda Neira dulu kali,” kekeh Ladit.

”Iya, lo bener.” ujar Roman.

”Itu yang udah pada gak sabar aja masih pada ngorok,”

Roman terkekeh mendengar Putia, ”bangunin gih!”

Putia beranjak dari bale-bale dan masuk ke dalam posko, dimana ia temukan Ransi sudah bangun sementara Rizki dan Jenggala masih tidur, ”ran, mintol bangunin si Iki juga,”

Ransi menoleh dan manggut-manggut, seolah nyawanya memang belum terkumpul semua, ”okey.”

Ia jongkok di samping Jenggala, melihat wajah tenang pria itu tengah tidur. Putia terdiam, pemandangan indah yang sebentar lagi tidak akan pernah ia lihat kembali mengingat KKN mereka sudah berakhir. Pengabdian mereka selesai sampai disini, ”Jengga, bangun!”

”Jeng, Jengga...,”

Perlahan Putia menyentuh bahu Jenggala dan mengguncangnya pelan, takut-takut pria itu kaget mendengar suaranya, ”bangun, Jengga. Kebo banget sih.”

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang