7

8.9K 681 21
                                    

Pantai ngurbloat atau pantai pasir panjang.

Katanya pantai ini masuk salah satu pantai yang mempunyai pasir terhalus di dunia. Putia menoleh pada Jenggala menemukan wajah pria itu yang menatapnya lekat membuat gadis itu seketika membeku, ”sejak tau kita satu univ, gue selalu berusaha ngedeketin lo. Masalah gue cium bibir, gue minta ma—”

”Gue sodara tirinya Rebecca, jeng.”

”Rebecca Claudia?”

”Iya, temen sekelas lo.”

Jenggala kaget, tentu saja. Ia tidak pernah tau jika Putia merupakan saudara tiri dari gadis itu. Lagi pun saat Rebecca mendekatinya dulu, gadis itu tidak pernah menceritakan apapun tentang keluarganya. Bukan tidak, karena Putia yang membatasi mereka akan obrolan penting.

”Gue bisa mati ditangan dia kalo tau gue sama lo!”

”Kenapa, put?” tanya Jenggala. Jujur saja, ia penasaran dengan apa yang terjadi di antara mereka berdua. Antara Rebecca dan Putia yang ternyata saudara, meski tiri.

”Rebecca selalu nganggep kalo gue ini benalu. Apalagi setelah ibu gue meninggal, bapak tiri gue lebih pro ke gue ketimbang Rebecca anak kandungnya,”

”Kenapa bisa?”

Putia menatap wajah Jenggala sejenak, wajah sempurna yang tersorot matahari pagi yang malu-malu muncul. Mata Jenggala ikut bersinar dan rambutnya sedikit tertiup angin hampir membuat Putia terkena.

”Rebecca pernah bawa pacarnya ke rumah pas bapak nggak ada, yagitu deh gue nggak tau mereka berdua ngapain sampe bapak marah dan nonjok pacar dia,”

”Tapi lo gak kayak Rebecca kan, put?”

Putia tersinggung, tentu saja. Ia terkekeh kecil.

”Orang yang curi ciuman pertama gue aja lo!”

Sorry, put.”

Putia menganggukkan kepala, ”gak usah di inget-inget!”

”Kalo di ulang-ulang, berarti boleh?”

”Boleh, tapi sama cewek lain aja.”

”Lo gak cemburu nih?”

Putia berdecih, ”cemburu? Mimpi aja lo!”

”Susah ya, put dapetin hati lo?”

Jenggala menopang dagunya di lutut, ia melirik Putia. Patutnya ia bersyukur karena gadis itu tak menghindar ketika Jenggala mendekatinya dan duduk di sampingnya sembari menikmati deburan suara ombak.

”Atas dasar apa mau dapetin hati gue, Jengga?”

”Suka,” jawab Jenggala tanpa pikir panjang.

”Orang yang menikah atas dasar cinta aja bisa ninggalin apalagi cuma suka, lo harusnya gak mengutarakan itu ke gue, Jeng.”

Jenggala mengerutkan kening mendengarnya.

”Siapa yang lo maksud, put?”

”Bapak kandung gue, dia ninggalin gue sama ibu.”

Putia menjawab tapi tak berani menoleh pada manik Jenggala yang menatapnya sedari tadi, entah mengapa saat ini Putia hanya ingin di dengarkan selama beberapa tahun ke belakang hanya menyimpannya sendirian.

”Gue gak percaya cinta Jengga.”

Jenggala bingung harus menjawab apa. Ia cukup diam mendengarkan Putia yang kini suaranya terdengar bergetar, ”tapi gue beneran sayang sama lo, put.”

”Karena?”

Jenggala diam, ”gak ada hal yang bisa jelasin kenapa gue bisa sayang sama lo. Dari SMA lo udah bikin gue tertarik, lo cewek paling berani nampar gue pake map plastik pas gue baru sampe parkiran—”

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang