6

9.2K 670 26
                                    

Noted; di baca ya!

Cerita ini bakal lebih fokus pada petualangan, hubungan antara Jengga dan mput. Dan ketujuh mahasiswa dalam pertemanan. Jadi, mohon maaf apabila di cerita KKN ini kurang terfokus pada program mereka di Kei kecil.

•••

Putia merasa kebisingan.

Suara dering ponsel seseorang membangunkannya. Hingga di batas sadar, ia mendengar suara Jenggala bersuara bersamaan dengan dering musik berhenti. Entahlah, pria itu tengah bicara dengan siapa di seberang sana, "yaudah nanti gue cariin penginapan,"

Putia mendudukkan dirinya menggaruk rambut.

Sampai sambungan terputus, Jenggala sempat melirik Putia yang duduk sembari kepala manggut-manggut mencari letak keberadaan ponselnya dimana.

"Di charge disana, put."

Putia beranjak melihat ponselnya yang tersambung ke kabel charger. Mungkin Jenggala berbaik hati mengingat dirinya tidak mencharger ponsel sebelum tidur.

"Makasih," ucap Putia.

Jenggala hanya mengangguk kembali merebahkan diri. Ia tidak melanjutkan tidur dan menggulir ponselnya, Keenan, teman SMA nya menelepon dan katanya akan datang menyusulnya kesini untuk menengoknya.

Shit! Apa-apaan menengok, dikira Jengga sakit.

Putia melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 04;35. Mungkin adzan subuh sudah terdengar dan ia berinisiatif membangunkan Ransi mengingat pria itulah yang paling rajin di antara teman-teman yang lain.

"Ran, subuh bangun!"

"Ran, Rani- eh Ransiiiiiiiii...,"

Putia mengguncang bahu Ransi membuat pria itu berdeham kemudian mendudukkan diri. Ia mengucek matanya, mengerjap beberapa kali menatap gadis yang membangunkannya, "berasa di bangunin istri,"

Jenggala mendengus, "dih mimpi!"

Ransi melirik temannya itu, "cemburu bilang, bro."

Jenggala mendelikkan mata mendengar Ransi, sementara yang ditatap tajam malah terkekeh dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

"Tolong bangunin Roman juga, put."

"Okey," jawab Putia dan mendekati Roman yang tidur menyamping, "Man, subuh. Roman sholat sebelum di sholatkan. Sholatlah sholat, sebelum kau terlambat."

Jenggala mendengar nyanyian Putia lantas tertawa membuat gadis itu menatapnya heran karena Jenggala tertawa tiba-tiba, "ehmm...,"

"Bangun woy! Subuh!" ujar Jenggala.

"Lagunya kocak, put. Coba deh ulang!"

"Ogah!"

Mendengar suara ribut-ribut, Roman lantas bangun menyugar rambutnya. Diikuti Rizki dan Sisi. Sementara Ladit, masih sibuk ngorok. Roman bangkit dari kasur setelah Ransi kembali masuk ke dalam posko.

"Dit, bangun! Sholat,"

"Sejak kapan gue sholat, put?" Ladit mengubah posisi tidurnya yang tadi terlentang menjadi tengkurap. Hingga ia melihat Ransi, Roman, dan Rizki sudah siap sholat subuh berjamaah. Putia beranjak ke kamar mandi menuntaskan panggilan alam dan mencuci wajah.

"Put, gue ikut! Gak berani ke WC sendiri,"

Sisi berjalan di belakang Putia dan gadis itu menyuruh agar Sisi menggunakan WC lebih dulu. Hingga Sisi keluar dengan wajah segar dan mengucapkan terimakasih pada Putia kemudian kembali ke dalam posko.

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang