8

8.4K 694 27
                                    

Ketujuh mahasiswa yang baru pulang dari sekolah SD itu harus tercengang ketika melihat tumpukan barang yang di bawa Keenan. Katanya untuk Jenggala dan semua teman KKN nya. Ransi melirik Rizki menaikkan kedua alis seolah bertanya ’lu kenal cowok itu?’ dan Rizki mengedikkan bahu. ”buat lu semua, makan-makan!”

Jenggala jadi orang pertama yang mengambil ayam dan memakannya. Ia tahu teman-temannya termasuk Putia tampak malu dengan kedatangan pria itu.

”Makasih ya, bro!” ujar Ladit menyerobot makan.

Keenan mengangguk dan melirik Jenggala sebelum menoleh pada Putia yang asik bercengkrama dengan Ransi dan Rizki, berbisik-bisik. ”Put?”

Merasa terpanggil, Putia menolehkan kepalanya. ”Iya.”

”Hehe, gak jadi deh.”

Semua orang yang disana saling berpandangan termasuk Jenggala. Melihat hal itu, Roman inisiatif lewat matanya agar mengajak teman-temannya masuk ke dalam posko. ”Udah santai aja, kita ke dalem ya put.”

Ransi dan Rizki turut membawa makanan ke dalam.

Putia hanya bisa mengangguk ketika Roman bicara dan masuk ke dalam posko di ikuti Sisi. Entahlah, akhir-akhir ini gadis itu terlihat dekat dengan ketua kelompok mereka, Roman Satria Nugroho.

”Temen-temen lo pada peka ya, El.”

Jenggala mengedikan bahu, ”yagitu deh.”

”Emangnya kenapa?” tanya Putia merasa heran pada kedua pria yang duduk di depannya ini. Dulu, seingatnya ia sama sekali tidak pernah terlibat dengan Keenan, wakil ketua OSIS yang berteman baik dengan Jenggala.

Maklum, Putia hanya siswi nolep yang tak aktif di organisasi maupun ekskul. ”ah gapapa, put. Gue cuma seneng aja gitu ketemu disini sama lo. Kael gak pernah bilang kalo dia KKN sama cinta pertamanya.”

”Akh—”

Keenan berteriak kaget ketika Jenggala menyikutnya.

”Gak usah di dengerin, put. Emang ngaco ini anak.”

”Ngaco apanya, orang gue saksi mata pas lo cium Putia di parkiran,”

Putia melotot dengan kalimat Keenan yang frontal.

”Balik aja lo sono ke Resort, bikin Putia gak nyaman.”

Putia melirik Jenggala, ”lupain aja, udah lewat juga.”

”Sorry, put.” ujar Keenan dan Putia mengangguk. Gadis itu tampak santai memakan snack yang Keenan bawa. Teman Jenggala itu benar-benar membawa makanan yang banyak. ”lo tidur sama gue kan di Resort?”

Jenggala mengerutkan keningnya, ”ogah!”

”Sendirian aja sana!” ujar Jenggala lagi.

Keenan melirik Putia, hingga gadis itu menaikkan kedua alis. ”sama Putia juga deh, entar gue pesenin kamar.”

Keenan berduit juga rupanya. Ah Putia, bodoh banget. Ya pastilah, banyak duit sampe bela-belain terbang ke Maluku buat nengokin temennya si Jenggala Mikkael ini.

”Gue?” Putia menunjuk dirinya sendiri.

Keenan mengangguk, ”mau kan?”

Putia menggaruk belakang lehernya, berpikir sejenak. Jenggala menatap Putia menunggu jawaban dari gadis yang ia suka sejak SMA itu. Hingga detik selanjutnya Putia menganggukkan kepala. ”Ayo deh!”

”Yes!”

Putia perlu bicara pada Roman dan menitipkan Sisi yang kini jadi perempuan sendiri di posko. Ransi berdecih melihat Putia mengambil beberapa keperluannya untuk dibawa ke Resort. ”gak usah cemburu gitu napa, Ran.”

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang