9

8.2K 639 14
                                    

Happy Reading.

•••

”Muka lo jelek, gak usah ngeluarin ekspresi kayak gitu.”

Putia terkekeh dan berjalan mendahulu Jenggala yang masih terdiam, mencerna kalimat yang baru terlontar dari bibir gadis yang ia sukai dari jaman SMA itu. Saat menyadari Putia tak lagi di sampingnya, Jenggala berlari kecil menyamakan langkah di antara kamar-kamar di kiri kanan mereka berdua mencari nomor kamar yang sudah Keenan pesan. ”gue gak salah denger kan, put?”

Gadis itu menghentikan langkah. ”nggak.”

”Demi apa? Jantung gue deg-degan masa!”

”Jangan sampe nyawa lo tinggal di leher gara-gara denger gue ngomong begitu. Lo salting, Jeng?”

Jenggala menganggukkan kepala membuat Putia seketika tertawa, ”kita jadian?” tanya Jenggala.

”Lo lucu banget sih, Jeng. Lo ngerasa gue nembak lo?”

Jenggala menggelengkan kepala, ”berarti tadi bukan?”

”PDKT aja dulu kali ya, soalnya gue takut perasaan lo ke gue cuma sesaat gara-gara kebetulan satu kelompok.”

”Tapi, gue suka sama lo dari jaman SMA, put.”

Putia terdiam, mengingat potongan-potongan memori saat Jenggala mengecup bibirnya singkat di parkiran membuat jantungnya seakan berhenti dengan tindakan yang di lakukan pria asing seperti Jenggala. Pemuda yang pernah menolongnya saat pingsan dulu.

Mungkin kalau saja tidak tersebar gosip murahan dan Jenggala tidak semena-mena menciumnya, Putia akan menyukai pria di sampingnya ini dengan mudah. Mengingat selama KKN di Maluku ini, Jenggala sepertinya orang yang cukup penyabar, rajin, dan tidak neko-neko meski pria itu mengakui jika sulit untuknya hidup seperti ini. Apalagi mencuci dan menyetrika.

Hingga hati Putia tergerak dan diam-diam menyetrika pakaian Jenggala jika sudah kering. ”Jengga—”

”Apa?”

”Gue masuk ke kamar ya,”

Putia melihat kunci kamarnya dan menatap huniannya yang terbuat dari kayu dan bambu. Tempatnya yang di pesisir pantai membuat suasana begitu dingin, Jenggala melirik Keenan yang kini berdiri sempat melihat ke arah mereka dan ia hanya mengedikan bahu cuek.

Jenggala masih menatap Putia membuka pintu, dimana ada ranjang berukuran king size dengan sprei warna putih dengan fasilitas cukup lengkap di dalamnya. Jenggala ikut masuk ke dalam membuat Keenan yang memperhatikan mereka dari jarak lumayan melototkan matanya. ”ngapain ngikut?” tanya Putia.

Yang ditanya hanya mengedikan bahu, menaruh tasnya dan merebahkan tubuhnya di kasur dengan nyaman. Rasanya sudah lama sekali ia tidak tidur di kasur empuk dan Jenggala mengingat teman-temannya yang masih berada di posko. ”Gue telpon anak-anak aja kali ya, biar pada tidur enak sehari disini?”

Putia baru selesai mengikat rambutnya, ia duduk di ranjang dan hanya mengedikan bahu.

”Kan lo yang punya duit, jadi terserah.”Jenggala mengangguk dan mengeluarkan ponsel dengan posisi masih rebahan. ”btw, kenapa lo gak demen sama Rebecca, jeng? Dia kan lebih cakep dari pada gue. Malah dibanding dia, gue gak ada apa-apanya.”

Jenggala berdecak tidak setuju dengan itu.

”Bentar, gue chat anak-anak dulu.”

KKN MALUKU

Jenggala GM
[15:10] Lu pada mau tidur di Resort gak?
[15:10] Gue traktir! Lagi ulang tahun.

Rizki
[15:11] GAS!!!!!!!!

Hai, Jengga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang