⚠️ Trigger Warning ⚠️ gambaran grafis tentang penyiksaan.
Setelah beberapa waktu, Kaisar menjawab dengan suara lelah, "Pokoknya, Ah Shao, kau harus memikirkan apa yang dikatakan zhen hari ini."
Jiang Ruan dengan cepat menghindari Kepala Pelayan Lin dan melangkah ke ruang samping segera setelah Kaisar mulai pergi. Setelah menyaksikan Kaisar pergi, Kepala Pelayan Lin memandang Jiang Ruan, ragu sejenak, lalu berkata, "Jika Nyonya Muda ingin mengetahui sesuatu, Anda sebaiknya bertanya pada Tuan Muda. Tuan Muda tidak akan menyembunyikan apapun dari Anda sekarang."
Jiang Ruan mengangguk, berpikir sejenak, lalu dengan cepat bergerak maju untuk memasuki ruang kerja. Xiao Shao sedang duduk di meja, tidak tahu harus berpikir apa, tetapi dia tidak terkejut ketika melihatnya. Dia bertanya, "Apa kamu mendengar semuanya?"
Jiang Ruan mengangguk. Xiao Shao adalah orang yang ahli dalam seni bela diri, dan kemampuannya sama sekali tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, meskipun Kaisar tidak dapat mendengar suara nafas mereka saat dia dan Kepala Pelayan Lin berada di luar ruangan, kecil kemungkinannya Xiao Shao tidak akan mengetahuinya. Mungkin dia memang sengaja agar membiarkannya mendengarkan. Dia duduk di samping Xiao Shao. Qilin yang dibordir di kerah hitamnya tampak memancarkan kilau keemasan yang dingin, yang membuat ekspresinya muram dan keras.
"Ah Ruan, ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu," kata Xiao Shao.
"Kebetulan sekali," Jiang Ruan tersenyum tipis. "Aku juga, ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu."
Xiao Shao terkejut, dan menatap Jiang Ruan dengan ragu. Jiang Ruan melihat buku-buku tebal di atas meja. Buku-buku itu tertata rapi, seolah menunjukkan seberapa sering sang master membacanya. Xiao Shao adalah seseorang yang berhati-hati, jadi meskipun dia tidak mengatakan banyak hal dengan lantang, itu tidak berarti dia tidak menyadarinya. Meskipun mereka adalah suami dan istri, mereka masing-masing memiliki rahasia sendiri, dan Jiang Ruan selalu ingin memberitahunya, namun sekarang Xiao Shao telah berbicara lebih dulu, dia merasa lebih baik dia yang memimpin.
"Apa kamu ingat ketika aku kembali dari Gunung Jianan, tentah hal yang aku katakan," kata Jiang Ruan sambil tersenyum, "Aku bilang ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu."
Xiao Shao menjawab, "Aku ingat."
"Apa yang ingin aku katakan sekarang adalah tentang masalah ini." Jiang Ruan menghela nafas, dengan jejak melankolis di matanya. "Sebenarnya, aku tidak tahu apa yang akan kamu pikirkan tentangku setelah mendengarkan– mungkin kamu akan menjaga jarak denganku, atau mungkin tidak ada yang akan berubah. Tapi apa pun yang terjadi, aku akan melanjutkan. Aku pikir kita harus terbuka." Nada suaranya terus terang, dan bahkan jika ada keraguan yang tidak pasti, dia melanjutkan setelah jeda singkat.
"Di masa lalu, kamu mungkin memerintahkan Pasukan Jinyi untuk menyelidikiku tentang ketentuan bantuan bencana yan dilakukan Fu Jenderal, dage-ku yang disergap di hutan, dan Guru Besar Hui Jue. Karena hal-hal tersebut, kamu pasti memiliki banyak pertanyaan, bahkan merasa terkadang aku seperti meramal masa depan. Pasti membuatmu keheranan mengapa aku mengincar seluruh keluarga Xia hanya karena tindakan Xia Yan merugikan ibuku. Atau mengapa aku menentang Xuan Li dan menghalangi rencananya. Dan juga hubunganku di masa lalu dengan seluruh keluarga Li Dong."
Xiao Shao menatapnya dalam-dalam. Memang benar bahwa semua hal yang dia katakan adalah apa yang awalnya dia ragukan. Tidak peduli seberapa kuat Pasukan Jinyi, dia masih tidak dapat menemukan petunjuk apapun, dan satu-satunya penjelasan yang mungkin tampaknya terlalu absurd.
"Kamu juga pasti terkejut mengapa Pangeran Ketiga Belas dan aku tampaknya memiliki hubungan yang begitu dekat, mengapa Tutor Agung Kekaisaran Liu tampaknya ingin membantuku, dan mengapa aku selalu tahu berapa banyak hal yang terjadi di pengadilan. Xiao Shao, ini bukan kebetulan." Jiang Ruan menatapnya dan tiba-tiba tersenyum. "Karena aku sudah tahu apa yang akan terjadi. Aku sendiri pernah mengalami hal-hal tersebut. Aku pernah mati sekali, Xiao Shao."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] The Rebirth of an Ill-Fated Consort
Historical FictionKelanjutan [Book 1] The Rebirth of an Ill-Fated Consort Bab 151-End