"Radi?"
"Kalian udah datang! Gue punya kabar buat kalian!"
Aqila menautkan kedua alisnya, berita apa sampai semua anak juga sedang bergosip dimana-mana? Apakah itu berita penting?
"Apa?" Tanya Bhumi ingin tahu.
"Pak Vian mengundurkan diri dari sekolah. Kabarnya sih dia pergi ke kota lain!"
Aqila melihat Dareen disampingnya, itu artinya Rendra telah bekerja dengan baik sampai berhasil membuat berita heboh di sekolah. Satu orang sudah selesai tinggal orang-orang lain yang akan pergi satu persatu. Target kedua, Bisma.
"Bagus dong! Jadi pacar gue akan aman!" Dareen tersenyum dan memeluk pinggang Aqila.
"Emang kenapa Pak Vian mengundurkan diri?" Tanya Aqila.
"Katanya sih dia mau jadi atlet voli."
Itu alasan konyol.
Aqila menahan tawa yang akan meledak, apa hanya itu yang dipikirkan oleh Rendra? Bagaimana jika orang-orang curiga terutama seseorang bernama Dadelion itu? Terserah saja, toh dia hanya perlu mengungkap sindikat itu saja.
"Sayang, temenin aku dong! Aku mau ke UKS ambil obat nyeri." Aqila menggenggam tangan Dareen.
"Okey!"
Mereka harus segera membuat rencana!
"Gue ikut!" Bhumi mengangkat tangannya dan berjalan di belakang Aqila dan Dareen.
"Kenapa lo ikut?" Tanya Aqila.
"Emang kenapa? Gue mau ikut aja!" Bhumi mengangkat bahunya.
"Gue juga!" Radi tersenyum sampai kedua matanya menyipit.
Sepertinya Aqila dan Dareen harus menyingkirkan kedua orang ini untuk bisa bersama. Itu yang dipikirkan Dareen sejak tadi.
"Hah... Kalian itu nggak tahu kode ya?" Tanya Aqila berhenti berjalan.
"Kode?" Bhumi mengangkat sebelah alisnya.
"Gue mau berduaan sama Dareen, masa kalian nggak tahu sih? Mending kalian pergi, kalau kalian ikut gue nggak akan peduli kalau kalian jijik atau apa! Tahu maksud gue kan?" Aqila mengedipkan matanya.
Dareen langsung melihat Aqila dan tersenyum aneh. Jadi itu maksudnya? Dareen siap untuk itu. Bisakah mereka pergi sekarang?
"Emang apa? Gue bakalan tetap ikut!" Bhumi menahan diri untuk tidak marah.
Kenapa Suyem yang dulu menjadi seperti ini? Apakah dulu dia hanya berpura-pura saja?
"Yahhh... Gue mau lihat seberapa hebat kalian!" Radi menahan tawa dan berjalan lebih dulu.
"Ckkk..." Aqila menatap dua anak itu penuh rasa kesal.
Teman Dareen memang merepotkannya.
"Lo mau apa?" Bisik Dareen.
"Hah... Nggak jadi! Nanti temui saya di atas lagi!" Bisik Aqila melepaskan tangannya dari Dareen.
"Padahal gue udah nunggu-nunggu!"
🔎🔎🔎
"Jika kamu minta video itu, saya perlu korban untuk memintanya langsung bukan pihak lain! Maaf, ini privasi korban. Jadi siapapun yang memintanya kecuali korban kami tidak bisa melakukannya. Kami juga sudah menghubungi satu persatu korban. Jika mereka berniat untuk menempuh jalur hukum, kami juga menyediakan perlindungan untuk mereka."
"Apa kita tidak bisa bekerja sama?"
"Dalam hal apa?" Tanya Rendra pada seseorang di ujung telepon sana.