29. Petak Umpet

152 18 0
                                    

"Hahaha... Anda kalah!" Ejek Aqila berhasil menyumbang banyak poin.

"Hah! Satu kali lagi!" Pinta Dareen.

Mereka melemparkan bola basket lagi ke dalam keranjang berulang kali. Aqila melakukannya dengan begitu senang sampai bola masuk ke dalam keranjang. Dia harus memang lagi agar mendapatkan traktiran dari Dareen. Mereka sedang bertaruh dan siapa yang kalah harus membayar makanan nanti.

"Yeeyyy... Saya menang! Gimana Tuan Excel, sepertinya anda yang memang harus membayar!"

"Sial! Gue kalah lagi!" Dareen menunduk dalam.

Bisa-bisanya dia kalah dari Aqila.

"Sekarang ayo cari makan!" Aqila menarik Dareen pergi.

"Mau makan apa?" Tanya Dareen melingkarkan tangannya ke pinggang Aqila.

"Makanan yang pedas."

"Okey! Sesuai permintaan nyonya!" Dareen tersenyum dan berjalan bersama Aqila pergi.

Tringgg... Tringgg...

"Sebentar!" Aqila menyingkir dan mengangkat telponnya dari seseorang yang tidak dikenal.

Dia tidak tahu siapa itu tapi mungkin saja Rendra. Beberapa kali Rendra menghubunginya dengan nomer asing. Mungkin sekarang juga. Apakah dia harus menjalankan misi lain?

"Hallo!"

"Apa ini dengan Agent Q?"

"Siapa?" Tanya Aqila serius.

"Anda tidak perlu tahu siapa saya. Tapi saya bisa membantu anda, Rendra sudah menyanggupi permintaan kerja sama ini. Saya yakin saya bisa membantu anda mengungkap sindikat narkoba ini. Apakah anda ingin tahu siapa Dadelion itu?"

"Siapa? Jika anda tahu maka beritahu saya!"

Aqila melirik Dareen dan menyuruhnya mendekat. Aqila melihat ke kanan dan ke kiri dan menaikkan volume suara untuk Dareen juga bisa mendengarnya. Wanita ini tahu tentang seseorang bersama Dadelion. Mereka harus tahu orang itu.

"Informasinya akan kami beritakan di UKS besok. Silahkan cari!"

Tutttt...

"Sial!" Umpat Aqila.

Jika mereka harus mencarinya lebih dulu, dia pasti ingin bermain-main dengannya. Apakah dia salah satu murid?

Mereka harus cari tahu besok!

🔎🔎🔎

"Gila! Apa anda bekerja sama dengan pihak lain? Untuk apa?" Teriak Aqila.

"Dia teman lama saya! Kamu hanya perlu bekerja sama dengannya saja."

"Teman lama? Oh iya? Bagus, dan semuanya akan tahu bahwa ada mata-mata di sekolah. Bhumi juga sudah tahu tentang kami! Lalu siapa lagi? Siapa mereka? Dareen, lepaskan saya!"

Dareen menggelengkan kepalanya dan tetap memeluk Aqila. Dia tidak mau pergi atau lepas darinya. Hari ini dia sudah sangat lelah bermain dan berjalan-jalan bersama Aqila. Tentu saja hari ini ditutup dengannya yang tidak akan membiarkan Aqila pergi dari apartemennya. Dia ingin Aqila menginap.

"Kalian harus cari tahu! Apakah Agent X menyusahkanmu lagi?" Tanya Rendra.

"Kenapa anda senang bermain petak umpet? Ya, dia menyusahkan saya. Anda benar-benar memilihkan partner yang sulit. Dareen!" Aqila menatap Dareen.

"Jangan pulang!" Rengek Dareen.

"Baiklah! Tapi lepas!"

"Iya!" Dareen melepaskan Aqila dan menunggunya selesai menelpon Rendra.

Agent House ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang