31. Cobaan

135 17 0
                                    

"Barang bukti sudah ada! Terima kasih kerja sama kalian! Terima kasih juga Radi! Saya harap kamu bisa membantu mereka sampai kasus ini selesai!" Pinta Rendra pada Radi.

"Siap!" Radi menganggukkan kepalanya.

Sepertinya keinginannya untuk mundur dari misi ini sia-sia. Dia tetap harus bekerja sama dengan dua orang yang sedang membangunkan wanita yang pingsan. Tapi apakah dia bisa bertahan? Radi melihat Aqila yang menahan Dareen melakukan sesuatu pada wanita yang pingsan itu.

"Stop! Anda mau buat dia mati?" Tanya Aqila.

"Nggak! Tapi dia lamanya pingsannya! Coba aja!" Dareen bersiap memberikan rokoknya pada wajah Jelita.

"Hah... Ayo bicarakan hal lain! Bagaimana dengan target ketiga kita?" Aqila menarik Dareen menjauh.

Kenapa Dareen senang sekali menyiksa orang?

"Benar, gue mau kasih tahu lo target lainnya. Ayo bicarakan itu di dalam! Radi, lo nggak perlu ikut! Besok, temuin kita di atas!" Tunjuk Dareen pada Radi.

"Hmm!" Radi mengangguk dan memilih bersama Rendra saja.

Dia tidak ingin melihat sesuatu yang tidak pantas dia lihat. Dia tahu apa yang Dareen ingin lakukan. Itu pasti bukan pembicaraan biasa-biasa saja. Rendra tersenyum dan menepuk kepala Radi.

"Bagus, nak! Lebih baik jangan ikuti mereka, mereka orang gila!"

🔎🔎🔎

"Jadi dia Guru BK?"

Aqila menatap foto perempuan paruh baya yang wajahnya sangat menyeramkan. Orang ini adalah orang yang menghukumnya membersihkan kolam renang bersama Bhumi. Dia ingin jadi balas dendam secepatnya.

"Jika kita bisa mendapatkan orang ini! Bisma akan kian marah! Dia salah satu orang yang sulit didekati. Dia juga mudah curiga dan kuat. Kita harus membuatnya lengah dan menangkapnya. Ini tugasmu, sayang!" Dareen memeluk Aqila dari belakang. Dia sangat suka memeluk Aqila seperti ini.

"Siapa namanya?"

"Bu Sundari."

"Keluarga Sundari berhubungan erat dengan Keluarga Bisma. Apa lo tahu siapa ayah Bisma?" Tanya Dareen.

"Siapa?"

"Cium dulu!" Pinta Dareen menunjukkan pipinya.

"Jangan main-main! Saya sedang tidak ingin bercanda! Jadi siapa?" Tanya Aqila serius.

"Hah... Ketua umum kepolisian, Pramudya." Jawab Dareen tertunduk lesu. Padahal dia juga tidak sedang bercanda.

Aqila menganggukkan kepalanya paham, jadi Bisma adalah anak dari Pramudya? Pantas saja Bisma bisa lari dari hukum selama ini. Ayahnya saja ketua umum kepolisian. Sangat mengecewakan!

"Sundari pasti memiliki backingan yang lebih hebat. Kita harus hati-hati. Dia bisa aja udah siapkan diri setelah Pak Vian dan Jelita menghilang." Dareen tahu bahwa Sundari tidak sebodoh itu setelah kedua orang itu pergi.

"Apa anda memiliki rencana?" Tanya Aqila.

"Punya, tapi apa lo mau ikutin rencana ini?"

"Apa itu?"

🔎🔎🔎

"Pa, Bhumi mau tanya! Apa papa tahu soal Suyem?" Bhumi melihat papanya yang sibuk yang membaca koran.

Bhumi ingin tahu apakah keluarga tahu identitas aslinya atau tidak. Tidak mungkin papanya tidak tahu soal itu. Bhumi yakin orangtuanya tahu tapi tidak memberitahukannya padanya.

Agent House ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang