34. Balapan

141 18 0
                                    

Brrrr... Brrrr...

Aqila menyalip Bhumi dengan begitu santai. Ini hanya level anak-anak SMA bukan level orang dewasa yang sering Aqila ikuti karena Rendra. Orang itulah yang lebih gila dari orang gila. Aqila menambahkan kecepatan dan melaju dengan kecepatan tinggi mendahului Bisma. Mereka hanya anak-anak butuh waktu untuk bisa mendahuluinya. Motornya terus melaju menembus perkotaan yang sangat sepi ini. Dia tersenyum sesaat garis finis terlihat.

Dia menang!

"Pemenangnya Suyem!!!"

"Wowowwww..."

"Prokkk... Prokkk..."

Aqila tersenyum dan berhenti di samping Dareen dan Radi. Menyenangkan juga, kapan-kapan dia harus ikut balapan liar ini lagi.

"Sejak kapan lo bisa?" Tanya Radi masih tidak percaya Aqila menang.

Apakah karena dia mata-mata?

"Hoammm... Mereka lambat! Level mereka masih di bawah Dareen!" Aqila melepaskan helmnya dan menunggu dua motor yang akan jadi miliknya.

"Sialan! Siapa lo!" Bisma melepaskan helmnya kasar dan mengerjapkan matanya saat tahu lawannya adalah seorang perempuan.

"Mana motornya?" Pinta Aqila pada Bisma.

"Lo! Heh... Lo cewek?" Bisma tersenyum dan melihat wajah Aqila lebih dekat.

Dia seperti tidak asing dengan wajah Aqila. Apakah dia bersekolah di SMA nya? Tapi kenapa dia tidak tahu ada perempuan secantik ini?

"Mana? Lo juga Bhumi?" Pinta Aqila pada Bhumi yang terlihat kesal.

"Ini!" Bhumi menyerahkan motornya.

Niat hati ingin melupakan Aqila malah Aqila datang sendiri seperti ini ditambah dia bisa mengalahkannya dalam balapan. Bhumi benar-benar gagal untuk move on. Dia sudah semakin terjerat dengan pesona Aqila.

"Siapa nama asli lo! Lo nggak mungkin punya nama Suyem!" Bisma memberikan kunci motornya.

"Emang bukan! Nama gue Lily!"

"Dan ini pacar gue!" Dareen merangkul bahu Aqila dan mencium pipi gadis itu di depan mereka.

Bisma menyeringai setelah tahu siapa gadis yang berhasil mengalahkannya ini. Seperti dia tahu siapa dia. Dia adalah gadis yang selalu memakai make up tebal di sekolah. Tapi malam ini dia lebih cantik tanpa balutan make up tebal lagi. Tapi apakah dia memiliki pacar seperti Dareen? Bisma akan merebutnya! Tentu saja!

"Okey! Terima kasih motor kalian berdua. Kapan-kapan kita main lagi! Ayo, sayang! Aku mau pesta!" Aqila mengandeng tangan Dareen.

"Pesta? Okey! Nanti aku suruh orang ambil motor kamu, kamu pasti capek! Ayo, sayang! Waktu kita masih panjang malam ini!" Dareen melirik Bisma yang sedang menatap Aqila.

Rencana mereka berhasil! Bisma menginginkan Aqila!

🔎🔎🔎

"Bagus juga! Dapat darimana?" Tanya Rendra melihat dua motor entah darimana.

"Motor saya! Baru aja balapan! Apakah Pak Rendra puas? Berapa kalau saya jual?" Tanya Aqila tidak berniat untuk memiliki dua motor ini terutama milik Bhumi.

Dia ingin mengembalikannya kepada pemiliknya. Ini bukan uang Bhumi tapi yang Gunawan. Bhumi harus mendapatkan banyak petuah soal tata cara menjadi anak yang baik. Mungkin besok dia akan pergi ke rumah Gunawan untuk mengantarkan motor ini.

"Lumayan! Kenapa tidak kamu simpan untuk teman motor hitam kamu!"

"Motor merek jelek! Warnanya penuh warna, saya tidak tertarik! Terlalu mencolok saat memakainya. Bapak tertarik mau beli! Yang hijau milik Bisma dan yang merah milik Bhumi. Kalau anda mau beli, beli yang hijau saja. Mungkin motor itu hasil penjualan benda haram itu!"

Agent House ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang