"Hmm?"
"Buatin kita nasi goreng!" Pinta Bhumi pada Aqila.
"Tapi saya sama bude buat banyak makanan den. Ada ayam goreng sama lainnya. Kalian nggak mau?" Tanya Aqila.
Bhumi memandangi temannya dan menggelengkan kepala mereka. Aqila tersenyum dan mengangguk untuk membuat permintaan ke empat orang yang sedang menatapnya. Ini permintaan majikan jadi Aqila harus melakukannya tanpa mengeluh. Toh hanya nasi goreng seperti pagi ini. Aqila juga senang tahu kotak bekalnya dikembalikan dalam keadaan kosong. Apakah Bhumi sangat menyukai nasi gorengnya sampai dia ingin memakannya lagi?
"Kenapa buat nasi goreng?" Tanya Bi Ijah.
"Den Bhumi minta ini bude. Jadi saya bikin juga buat teman-temannya Den Bhumi!"
"Ohhh... Ya udah. Cepat buatin, saya mau istirahat dulu!"
"Iya!" Aqila mengangguk dan menyiapkan semua bahan.
Nadi gorengnya hanya nasi goreng biasa dia buat untuk Rendra. Rendra sering memintanya membuat sarapan untuknya untuk makanan lain yang dia inginkan. Sebagai OG, Aqila harus siap sedia jika atasannya meminta makanan. Di dapur kantor juga memiliki banyak bahan makanan siap masak. Jadi dia sudah terbiasa dengan permintaan seperti ini.
Bukan masalah bagi Aqila lagi.
"Den semua nasi gorengnya udah siap." Aqila menaruh sewadah penuh nasi goreng buatannya.
Aroma nasi goreng langsung tercium oleh mereka berempat. Mereka tersenyum dan berebutan mengambil nasi goreng buatan Aqila. Bhumi yang harus mendapatkan lebih banyak karena dia yang memintanya. Dareen juga tidak ingin kalah. Dia yang berinisiatif datang dan meminta dibuatkan nasi goreng. Radi menahan kesal saat dia menjadi orang terakhir yang mendapatkan nasi goreng sisa. Sedangkan Farraz sangat menikmatinya dengan ayam goreng di meja.
"Mbak Suyem! Ini ayam goreng buatan mbak juga?" Tanya Farraz.
"Iya den. Ayam goreng bawang. Semoga Den Farraz suka, soalnya saya baru lihat YT tadi."
"Enak mbak! Kalau ini sih saya bisa makan pakai nasi aja!" Farraz tersenyum dan memakannya begitu lahap.
"Minumnya mana?" Tanya Bhumi.
"Sebentar den!" Buru-buru Aqila membuat empat minuman untuk mereka.
Dia seperti pelayan restoran jika seperti ini. Aqila juga menyiapkan sesuatu untuk mereka makan nanti. Sebuah es krim buah yang dia buat tadi. Dia sudah meminta izin pada Kemala dan dia diperbolehkan membuat apa saja. Kemala justru senang Aqila berinisiatif sendiri membuat makanan tanpa diminta. Juga karena Kemala senang Aqila membuatnya sendiri dan memperhatikan kesehatan keluarga kecilnya.
"Lho apa ini? Sejak kapan kalian pulang?" Tanya Kemala melihat empat anak yang sibuk makan.
"Eh... Tante! Maaf, tan kita semua langsung makan. Soalnya lapar!" Radi tersenyum lebar.
"Masakan buatan Suyem enak. Tante kalau saya minta Suyem gimana buat kerja di rumah saya? Saya bakal gaji dua kali lipat deh tante!" Dareen masih berusaha keras untuk mendapatkan Aqila.
"Nggak bisa dong! Aqila aja baru dua hari kerja masa mau kamu ambil! Susah dapat yang cocok! Saya udah cocok sama Aqila!" Kemala tersenyum pada Dareen.
"Ma, Galih mana?" Tanya Bhumi.
"Tidur. Dia tadi mama ajak ke arisan terus tiba-tiba aja udah tidur waktu pulang. Kayaknya kecapekan main sama Suyem tadi. Mama, jadi senang ada yang urus Galih. Mama bisa istirahat juga."
Kemala sejak awal membutuhkan seorang baby sitter tapi justru dia mendapatkan paket komplit seperti Aqila. Tentu saja dia sangat senang sekali. Akhirnya dia bisa beristirahat sejenak untuk dirinya sendiri. Juga untuk dirinya bisa bernapas dari segala apa yang terjadi kepada keluarganya beberapa bulan ini. Sejujurnya dia begitu ketakutan pada apa yang terjadi kepada keluarganya.