"Ck... Orang-orang di DPM RI memang orang-orang menyebalkan! Kenapa saya harus berjibaku dengan mereka selama setahun ini?"
"Itu karena mereka semua berhubungan dengan Adinata. Bukankah kamu sangat ingin membuat orang-orang di bawahnya mendapatkan balasan setimpal?" Tanya Rendra pada seorang wanita yang berdiri di depan kaca besar.
"Setahun ini anda membuat saya terus bekerja tanpa henti! Bisakah saya beristirahat Tuan Rendra?" Tanya Aqila berbalik melihat Rendra yang hanya tersenyum.
Dia tidak pernah diberi jatah liburan, bekerja dari satu rumah ke rumah lainnya menjadi seorang pembantu. Tugasnya memang sudah selesai dan Aqila butuh istirahat! Dia ingin setidaknya bisa menikmati uangnya yang telah dikumpulkan selama setahun ini. Berkat usahanya dia bisa melunasi hutang kakeknya juga membeli apa yang dia inginkan. Aqila mendekati Rendra. Dia ingin liburan!
"Bagaimana jika kamu menyelesaikan misi ini dan kamu bisa berlibur! Saya tidak akan meminta kamu untuk bekerja lagi tapi selesaikan misi ini!" Rendra menyerahkan satu dokumen kepada Aqila.
"Apa ini?"
"Sindikat narkoba! Mereka menyusup dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Selama dua tahun ini kami sedang mencari tahu tentang sindikat itu dan kami telah menemukan targetnya. Kamu tidak akan bekerja sendirian, seseorang akan membantu kamu disana." Jelas Rendra.
"Ohhh... Jadi apa peran saya?" Tanya Aqila menutup dokumennya. Dia akan membacanya setelah tahu apa yang dia lakukan.
"Menjadi siswa SMA!"
Aqila tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya.
"Diterima!"
🔎🔎🔎
"Sialan!"
Aqila menatap tidak percaya sekolah di depannya. Bukankah ini...
"Tuan Rendra?" Aqila melihat Rendra yang tersenyum.
"Ada apa?"
"Bukankah sekolah ini tidak asing? Apa anda yakin?" Tanya Aqila sekali lagi.
"Iya tentu saja. Kamu hanya perlu menjadi siswa SMA di sekolah ini. Target kamu adalah siswa yang sering membuat masalah. Dia sering kali keluar masuk ruang BK tapi tidak pernah sekalipun dia dihukum. Besar kemungkinan guru disana juga disuap!" Jelas Rendra.
"Pantas saja, anda menyuruh saya menjadi siswa nakal!" Aqila tersenyum sinis.
Rendra menganggukkan kepalanya, jika ingin masuk ke dalam lingkaran itu Aqila juga harus memiliki kesamaan dengan mereka. Rendra memperhatikan penampilan Aqila yang bukan anak baik-baik. Rambut panjang bergelombang, seragam yang tidak dikancingkan dan menyisakan kaos hitam. Sepatu putih. Wajah full make up dan tas kecil yang hanya berisi satu buku. Sangat cocok!
"Kamu harus terbiasa Agent Q! Kamu akan bertemu dengan partner kamu nanti. Dia adalah Agent X. Dia juga seorang siswa, coba temukan dia!"
"Apa?"
"Ini seperti permainan! Dia sangat menyukai saat kamu mencarinya. Sifatnya memang seperti itu! Coba temukan orang itu!" Pinta Rendra.
"Apa kalian gila bermain-main di sekolah? Jangan bercanda! Saya tidak memiliki waktu untuk meladeni permainan anak kecil kalian!"
"Pfttt... Kamu akan tahu nanti! Tapi dulu cobalah beradaptasi di tempat ini. Anggap saja sebagai masa-masa SMA kamu! Liburan yang sangat menyenangkan!" Rendra tersenyum manis.
Aqila membuka pintu dan keluar dari dalam mobil. Demi liburan, dia harus cepat menyelesaikan pekerjaannya di tempat penuh anak-anak ini. Apakah dia akan bertemu orang-orang itu? Aqila berjalan tanpa rasa bersalah karena melanggar banyak peraturan. Dia memang ingin masuk BK!
"Tunggu! Siapa kamu! Kenapa penampilan kamu seperti itu?" Pak Satpam menghentikan langkah kaki Aqila.
"Hai! Saya siswa baru pak! Ruang guru mana ya pak?!" Tanya Aqila melihat kesana-kemari.
"Kamu siswa baru? Kenapa banyak anak-anak nakal sekolah di tempat ini? Saya antar, tapi lebih dulu kancingkan seragam kamu! Ini sekolah bukan pasar!"
"Gerah pak! Jakarta panas!" Aqila tersenyum dan berjalan lebih dulu.
Dia akan menikmati hari-harinya di tempat ini.
🔎🔎🔎
"Sama saya Lily Allen M. Semoga kita semua bisa belajar dengan baik!" Aqila tersenyum pada teman sekelasnya.
Dia tidak menyangka Rendra akan membuatnya menjadi anak kelas 12 MIPA. Kenapa tidak kelas 11 saja? Karena sudah pasti dia akan bertemu dengan Bhumi, Radi, dan Dareen seperti sekarang ini. Mungkin Rendra memang ingin membuat Aqila banyak masalah. Apakah Rendra dendam padanya yang telah membunuh anjing Rendra? Benar-benar anjing.
"Lily, kamu duduk dengan Dareen disana!" Tunjuk Wali Kelas pada meja Dareen.
Aqila mengangguk dan berjalan menuju kursinya. Dia melirik Bhumi dan Radi sekilas, seperti mereka tidak mengenali dirinya. Begitu juga dengan Dareen. Sudah satu tahun waktu terlewat dan mereka juga pasti melupakan tentang Suyem.
"Nama lo siapa?" Tanya Aqila pada Dareen.
"Dareen!"
"Hmm..." Aqila tersenyum menahan tawanya.
Ternyata menyenangkan bisa membuat mereka tidak tahu siapa dirinya sebenarnya. Aqila mengambil satu buku ditasnya, satu-satunya buku dan mencatat pelajaran hari ini. Cukup menyenangkan menjadi seorang pelajar.
Bhumi diam-diam melihat seseorang didepannya. Dia seperti familiar dengan sosok didepannya ini tapi siapa? Siapa dia?
"Lo punya permen?" Tanya Aqila pada Dareen lagi.
"Permen?" Dareen merogoh kantungnya dan menemukan permen disana.
"Makasih!" Aqila meraih permen dari tangan Dareen dengan gerakan lambat.
Dia ingin bermain-main dengan Dareen sebentar. Aqila menyentuh jari-jari Dareen pelan dan menarik permen dari tangannya. Dareen menutup matanya dan melihat Aqila yang sedang membuka permen dengan gerakan lambat.
"Sial!" Dareen mengepalkan tangannya dan melirik Aqila lagi yang sibuk mencatat pelajaran.
"Lo kenapa?" Tanya Radi di belakang Dareen.
"Nggak! Gue nggak kenapa-kenapa!" Dareen memicing melihat Aqila.
Sebenarnya apa yang dimau anak baru ini? Kenapa dia seperti ingin bermain dengannya? Kalau begitu haruskah dia bermain juga? Dareen akan...
"Temui gue di atas!" Bisik Aqila pada Dareen.
"Hmm?"
"Gue tunggu nanti, Agent X!" Bisik Aqila lagi sampai membuat jantung Dareen terpacu berkali-kali lipat.
Siapa dia? Kenapa dia tahu? Dareen menatap sekeliling dan mencengkram tangannya kuat-kuat. Apa ini permainan Rendra lagi?
Aqila tersenyum puas melihat betapa terkejutnya Dareen. Dia tidak bodoh untuk tahu siapa mata-mata itu. Sejak dulu Aqila memang mencurigai Dareen dan saat bersamaan Rendra menggunakan kata-kata yang membuatnya bertambah yakin. Rendra sudah salah ingin bermain dengan Aqila yang dulu tahu. Ini tidak akan menyenangkan lagi untuk Rendra.
"Dasar tua bangka!" Lirik Aqila menatap papan di depan.
🔎🔎🔎
Salam ThunderCalp!🤗
Misi baru dan hidup baru, kali ini tidak ada lagi Aqila yang dulu!
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...