27. Penjaga Perpustakaan

156 16 0
                                    

Aqila tersenyum melihat seorang wanita yang menerima buku baru. Dia adalah target selanjutnya mereka. Tapi sepertinya bukan sekarang untuk membuat orang itu ikut menghilang. Aqila berjalan dan meletakkan alat penyadap di meja penjaga perpustakaan.

"Ibu! Kok saya nggak ketemu ya? Buku pelajaran matematika!" Keluh Aqila.

"Di rak nomer lima. Coba cari lagi!"

Aqila melihat nama orang didepannya dan menganggukkan kepalanya.

Jelita.

"Baik!"

Dilihat dari wajahnya dia tidak terlalu tua, mungkin di usia 30 an tahun. Aqila tersenyum dan meletakkan sesuatu lagi di atas rak buku. Kamera pengintai. Dia butuh bukti selain CCTV yang tidak mungkin menjadi bukti. Pihak sekolah tidak mungkin bekerja sama kecuali seseorang bisa meretasnya. Aqila butuh orang itu. Tapi siapa? Rendra juga tidak mungkin mau memberi satu anak buahnya padanya. Dia pelit.

"Ketemu! Ini bukan? Saya butuh buku ini buat ujian!" Aqila menunjukkan satu buku yang dia temukan.

"Memangnya kamu kelas berapa?" Tanya Jelita melihat Aqila.

"12 MIPA. Saya pinjam ini!"

"Atas nama?"

"Lily Allen M."

"Sudah! Ini buku kamu dan tolong kembalikan lagi nanti. Jangan sampai hilang, robek, atau rusak. Kamu harus ganti rugi!"

"Siap! Terima kasih, ibu!" Aqila mengangguk dan berjalan keluar perpustakaan.

Selanjutnya dia hanya perlu memantau saja.

🔎🔎🔎

"Bareng gue!" Bhumi menarik tangan Aqila.

"Lo apa-apaan sih? Lepasin gue! Gue mau sama Dareen!" Aqila mencoba melepaskan tangan Bhumi tapi tidak bisa.

Dia ingin cepat beristirahat saja tapi kenapa Bhumi justru menariknya pergi? Aqila menggeram marah dan berhenti berjalan. Dia harus mengatakannya pada Bhumi.

"Lo mau apa?" Tanya Aqila.

"Gue? Mau lo!" Bhumi mencoba menarik Aqila tapi entah bagaimana dia tidak bisa melakukannya.

Aqila tersenyum dan menarik Bhumi sampai Bhumi terhuyung ke arahnya. Bhumi mengerjapkan matanya, apakah ini kekuatan Aqila sebenarnya? Kenapa dia yang justru tidak kuasa untuk lepas darinya?

"Dengarkan ini Bhumi! Gue nggak tahu kenapa lo terus ikutin gue. Tapi cukup! Gue muak sama lo. Gue udah punya pacar dan itu temen lo sendiri. Jadi jangan ikutin gue sebelum Dareen marah besar sama lo. Gue juga nggak akan diam aja kalau lo masih kayak gini! Lo itu pengganggu!" Aqila melepaskan tangan Bhumi.

"Gue tahu sesuatu! Apa perlu gue bongkar identitas lo?" Bhumi tersenyum miring.

Dia begitu dekat dengan Aqila membuat Bhumi semakin ingin mendekatinya. Aqila menangkup wajah Bhumi dan mengusapnya lembut.

"Emang lo tahu apa?"

"Bukannya lo Suyem, pembantu gue dulu?"

"Terus?"

"Lo itu mata-mata kan? Buat apa lo disini? Hah? Apa lo mau mata-matain orang? Apa Dareen juga mata-mata kayak lo? Hmm?" Tanya Bhumi sangat ingin tahu.

Dia memiliki banyak pertanyaan tapi apakah Aqila akan jujur padanya? Atau dia akan terus berbohong?

"Pfttt... Ternyata sia-sia gue tolong keluarga lo dulu! Nggak tahunya lo itu nggak tahu terima kasih! Gue udah korbanin nyawa gue hampir mati dan ini yang mau lo lakuin? Hahahaha... Omong aja Bhumi! Katakan pada semua orang soal gue sama Dareen. Dengan begitu lo nggak akan pernah lihat kami berdua untuk selamanya." Aqila tersenyum dan berjalan melewati Bhumi.

Agent House ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang