"Bagaimana keadaan kamu?"
"Baik!" Aqila mendongak melihat Rendra.
"Saya ingin membicarakan sesuatu dengan kamu!" Rendra duduk di samping Aqila dan melihat orang-orang yang ditangkap termasuk Pramudya dan Bisma yang pingsan.
"Ada apa?" Tanya Aqila menatap kakinya yang telah diobati.
Dia merasa membaik setelah mendapatkan perawatan. Mungkin dia harus segera beristirahat setelah semua ini. Juga tentang liburan menyenangkan yang dia impikan. Aqila sangat menantikannya untuk pergi bersama Dareen atau bisa dikatakan Excel.
"Kata Dareen, dia ingin saya jadi wali nikah kamu! Apa benar kamu mau menikah dengannya bulan depan?" Tanya Rendra.
"Pfttt... Kapan dia mengatakannya kepada anda?"
"Baru saja! Katanya dia ingin segera menikah dan bulan madu di Maldives! Apa kamu yakin menikah dengan pria sepertinya?"
"Entahlah! Tapi hanya dia yang dapat mengimbangi saya. Anda tahu maksud saya bukan? Saya memiliki hal berbeda dari manusia kebanyakan dan cuma dia yang bisa mengikuti saya."
"Saya paham! Dareen memang laki-laki yang gila sampai bisa mengimbangi kamu yang seperti ini. Jika kamu setuju, saya akan siapkan pernikahan kamu! Bukan sebagai atasan kamu tapi keluarga kamu!"
Aqila menoleh kepada Rendra. Apakah Rendra menganggap sebagai keluarga?
"Aqila! Sebenarnya kamu adalah adik perempuan saya! Kita berdua terlahir dari rahim yang sama. Dulu, orangtua kita adalah mata-mata, sama seperti kita sekarang. Papa memiliki banyak musuh, saat itu saya berada di luar kota. Sedangkan kamu bersama mama. Saat papa dan mama hampir mati, mereka selamatkan kamu keluar dari dalam mobil. Hanya kamu yang selamat sedangkan mereka mati terbakar di dalam mobil. Saya kira hanya tinggal saya sendiri di dunia ini. Saya tidak berharap kamu hidup. Tapi saat kamu bekerja di KIN, saya memiliki firasat dan diam-diam saya melakukan tes DNA. DNA kita cocok dan saya bisa pastikan kamu adalah adik perempuan saya!"
"Ini bapak bercanda atau betulan?" Tanya Aqila masih tidak percaya.
"Ini hasil tes DNA kita dan ini foto mama dan papa. Kamu mirip dengan mama dulu waktu muda." Rendra memberikan surat dan sebuah foto pada Aqila.
Dia ingin jujur malam ini sebelum terlambat. Saat mendengar suara teriakan Aqila, Rendra sangat takut akan kehilangan satu-satunya keluarganya. Dia tidak ingin kehilangan Aqila untuk kesekian kalinya. Walau Aqila kuat tapi keadaan bisa saja memburuk. Rendra tidak siap akan kemungkinan buruk itu.
"Jadi saya adik kandung anda?" Tanya Aqila masih tidak percaya akan semua ini.
Jadi selama ini mereka bersaudara? Tapi kenapa Rendra tidak jujur padanya? Kenapa?
"Iya! Maaf untuk baru memberitahu kamu! Saya hanya ingin kamu bertambah kuat, karena saya juga memiliki banyak musuh sama seperti papa dulu. Saya tidak mau orang-orang tahu kamu adalah adik kandung saya tapi sekarang saya yakin kamu baik-baik saja. Kamu kuat dan kamu juga bersama orang kuat. Agent X adalah pria yang memiliki kekuatan di atas rata-rata. Dia juga pintar. Jadi saya tidak keberatan jika kamu menikah dengan orang itu!" Jelas Rendra melihat Dareen yang mengangkat tubuh-tubuh orang pingsan masuk ke dalam mobil.
"Pfttt... Saya masih merasa aneh. Jadi bagaimana saya harus panggil anda? Kakak?"
"Terserah kamu saja!"
"Kalau begitu Pak Rendra saja! Saya lebih nyaman seperti itu sekarang."
"Tidak apa-apa! Jadi bagaimana dengan pernikahan kamu bulan depan?"
🔎🔎🔎
"Hah! Punggung gue sakit! Kenapa mereka pingsan, padahal gue cuma pukul mereka satu kali!" Dareen melihat tangannya sendiri.
"Pakai tangan ini kan? Mereka pasti langsung pingsan!" Aqila menepuk-nepuk lengan besar Dareen.
Setahun lalu Dareen masih terlihat seperti sosok anak SMA kebanyakan. Tapi saat ini dia tidak seperti anak SMA. Lengannya besar dan ototnya seperti binaragawan. Kenapa Aqila baru menyadarinya?
"Tahun ini gue nge-gym. Apa kebanyakan?" Tanya Dareen menunjukkan banyak otot ditangannya.
"Kayaknya iya! Lebih baik anda berhenti sebelum anak-anak takut!"
"Maksudnya anak-anak kita kan? Hahahah... Kalau gue papa mereka, mereka nggak akan takut sama otot gue."
"Yang takut saya!"
Dareen menatap Aqila seksama, jadi Aqila takut dirinya? Mungkin Dareen harus berhenti membuat otot ditangannya lagi. Jika tidak Aqila akan takut kepadanya.
"Oh iya! Gue punya sesuatu buat lo! Coba buka dasboard!" Pinta Dareen.
"Jangan bohongi saya!"
"Coba buka!"
Aqila membuka dashboard pelan, dia menoleh pada Dareen dan mengambil kotak kecil berwarna biru. Senyuman terbit di wajah Aqila. Apakah ini cincin atau benda lain? Aqila membukanya dan melihat sebuah cincin didalamnya.
"Kita memang baru kenal nggak lama. Tapi gue sangat yakin buat nikah sama lo. Sebenarnya gue nggak sebaik itu untuk jadi suami atau papa yang baik. Tapi gue bakal kasih yang terbaik buat kalian. Aqila, Will you marry me?" Tanya Dareen menggenggam tangan Aqila.
"Saya juga kenal anda satu tahun yang lalu dan baru sekarang kita dekat. Walau begitu, saya juga merasa yakin untuk bilang iya. Saya mau!" Aqila tersenyum menatap Dareen.
"Yess!!! Jadi panggilan apa yang pas? Masa saya anda, gue lo!" Dareen mengambil cincin dan memasangkannya di jari Aqila.
"Aku kamu!"
"Okey, sayang! Aku nurut aja! Makasih buat terima aku!" Dareen menarik Aqila dan mencium keningnya cukup lama.
Dareen akan menjaga gadisnya dengan baik-baik. Sejak dulu, Dareen sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada sosok Aqila saat menjadi Suyem. Seorang gadis yang mengantarkan minuman dengan senyuman yang begitu manis. Dareen sudah jatuh cinta pada Aqila saat itu. Tapi dia tidak bisa mengatakannya karena pekerjaannya sebagai mata-mata. Berbeda sekarang saat dia tahu Aqila sama dengannya. Dareen memiliki banyak kesempatan dan waktu. Maka Dareen tidak memiliki banyak alasan lagi. Dia ingin menjadikan Aqila kekasihnya sepanjang hidupnya.
"Aku suka sama kamu!" Bisik Dareen.
"Aku juga! Aku juga suka kamu, Excel!"
"Jadi gimana rencana kita sekarang?" Tanya Excel memegangi tangan Aqila.
"Rencana apa? Menikah bulan depan?"
"Kamu mau?" Excel melajukan mobilnya.
"Kata Pak Rendra dia mau jadi wali nikah aku! Ohh... Excel apa kamu tahu tentang Pak Rendra?" Tanya Aqila.
"Tahu apa?"
"Dia kakak kandung aku?"
"Apaaaa???"
🔎🔎🔎
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...