Brukkk...
"Arghttt..." Bisma memegangi tangannya yang mengeluarkan banyak darah.
"Harusnya kamu sadar! Siapa yang kamu hadapi!" Aqila mengusap tangannya dan mendekati Bisma yang menahan kesakitan karena tangannya terluka karena pisau kecil.
"Bagus juga!" Dareen mengambil pistol Bisma yang jatuh.
Mudah sekali membuat Bisma terpojok seperti ini. Dareen menyeringai dan melihat dua kaki Bisma yang masih menganggur. Bukankah dia harus mendapatkan sesuatu?
"Dareen!"
"Kenapa? Kaki lo juga!" Tunjuk Dareen pada kaki Aqila yang terluka.
"Tembak saja!" Aqila mengambil banyak benda seperti batu, kerikil, dan apapun itu! Dia tersenyum dan mengambil tali yang mengikat tubuhnya dan Dareen tadi.
Dia harus mencari keberadaan Pramudya. Kaki di balas kaki!
Dorrr...
"Arghttt... Tolong! Tolong!" Bisma bergerak pergi dengan kaki kirinya yang pincang.
"Mau kemana?" Tanya Dareen mengikuti Bisma.
"Hah... Dia memang gila!" Aqila mengikuti Dareen dan melihat-lihat tempat ini.
Mungkin mereka masih berada di Jakarta hanya saja entah ada dimana tempat ini. Ternyata Bisma memiliki banyak tempat seperti ini. Dia pasti bukan hanya memiliki satu atau dua tempat saja.
Dorrrr... Dorrr...
"Sayang! Ternyata banyak polisi!" Dareen berlari dan mendekati Aqila.
"Berapa banyak?" Aqila mengeluarkan semua kerikil hasil memungutnya.
"Sekitar 10! Bisma sudah pergi ke tempat ayahnya!"
"Dasar anak papa!" Aqila berjalan pelan dan melemparkan kayu ke depan.
Dorrr...
Dorrr...
Tembakan-tembakan terdengar bersahutan membuat Aqila bergidik ngeri. Tidak mudah melawan mereka yang membawa senjata lengkap. Aqila menahan tawa dan berbalik melihat Dareen.
"Ayo main petak umpet!"
🔎🔎🔎
"Dimana mereka?" Tanya Pramudya pada Bisma.
"Nggak tahu! Mereka tembak aku! Lihat!" Bisma menunjukkan kakinya yang terluka.
"Dasar anak nggak berguna! Apa yang kamu lakukan tadi? Hah? Mereka bukan agent sembarangan! Bagaimana kamu bisa lepaskan mereka? Mereka tidak mungkin bisa lari dari tempat ini. Hanya ada satu jalan keluar dan banyak orang berjaga disana. Mereka pasti bersembunyi di dalam! Temukan mereka!"
"Arghttt..."
Tubuh Pramudya menegang melihat salah satu personilnya diseret ke salah satu ruangan. Dia tidak salah lihat bukan?
"Arghttt..."
Semua orang melihat ke belakang.
"Pa!" Bisma bersembunyi di belakang tubuh Pramudya.
Mereka tidak salah lihat, seseorang baru saja diseret masuk ke dalam satu ruangan lagi. Pramudya menggeram marah dan membuka ruangan itu. Mereka pasti bersembunyi di tempat ini!
"Dimana kamu?" Teriak Pramudya melihat sekitar dan tidak menemukan jejak manusia satupun.
"Agrhtt... Pa!" Teriak Bisma kencang membuat Pramudya melihat keluar. Tapi kenapa perginya semua orang?
