Chapter 31

11.2K 1K 23
                                    

Kembali lagi bersama Archel dan author....

.

Maaf kalau ada typo dan kata kata tydack jelas....

.

.

Author POV

Archel terbangun di dalam sebuah ruangan yang tak asing baginya.

Tentu saja tidak asing karena ini adalah kamar pribadi miliknya.

Saat akan bangkit dia mendengar suara tangisan seseorang.

Setelah dia lihat sekeliling ternyata ada seseorang di bawah dekat ranjangnya sedang menangis.

Anak itu terlihat berumur sekitar 10 sampai 12 tahun

Dia terlihat menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya.

"Kau siapa?" Karena penasaran Archel bertanya.

Namun sosok itu tidak menjawab dan saat dipegang Archel tak dapat menyentuhnya.

Ternyata orang itu tak bisa melihatnya.

'Apa gue udah mati atau ini mimpi?'

Tak ingin bertambah pusing Archel memilih melihat sosok yang menangis ini karena perawakannya tidak asing.

"Mama papa Archel takut...."

"Mama tolong peluk Archel."

"Archel takut sendirian, papa tolong lindungi Archel. Mereka menakutkan."

Sosok itu berbicara sambil menangis namun suaranya masih dapat dimengerti.

'Archel? What ini gue? Atau pemilik tubuh yang asli.'

Saat itulah sosok itu mengangkat kepalanya dan mengusap air matanya.

Archel disana pun terkejut karena sosok itu mirip dirinya meski dalam versi lebih muda.

'Apa ini ingatan si duke bajingan ini. Yess akhirnya dapat juga ingatannya. Tapi kok dia nangis sih.'

'Kan di buku tertulis dia kejam dan juga kaya psikopat tapi yang gue lihat sekarang dia ngga beda jauh sama manusia normal dan malah terkesan lemah dan harus dilindungi.' Batin Archel.

Archel kecil disana kemudian terlihat menatap tangannya yang gemetar.

"Mama papa, yang mulia sudah menghukum orang itu."

"Orang yang membunuh kalian malam itu."

"Yang mulia menghukum mati setelah 1 tahun orang itu menjadi buronan. Untung saja dia ketemu."

"Darahnya sangat banyak dan menakutkan tapi Archel harus kuat dan tidak boleh menangis di depan banyak orang."

"Setelah kalian pergi banyak yang mau membunuh Archel karena Archel sendiri."

"Archel takut, mama biasanya peluk Archel saat aku sedih dan takut."

"Tapi mama sudah tidak ada."

"Archel merindukan kalian..."

"Archel sekarang mau menjadi kuat untuk mempertahankan rumah dan harta milik papa agar tidak ada yang merebutnya."

"Aku tidak boleh terlihat lemah dihadapan orang."

"Kemarin Archel terpaksa membunuh adik tiri papa karena dia berusaha merebut harta papa dan mengancam akan membunuh Archel juga."

"Tangan Archel masih gemetar sampai sekarang meski banyak yang bilang Archel kejam."

I'm A Bottom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang