Chapter 22

10.2K 1.1K 18
                                    

Karena banyaknya teror di chapter sebelumnya maka ini author up lagi....

.

.

Maaf kalau ada typo dan kata kata tidak jelas

.

Author POV

"Okay, jadi kita bertemu saat pesta di istana. Sepertinya saat itu perayaan ulang tahun putra mahkota ke 13 tahun."

"Saat itu orang tua ku memaksaki berkenalan dengan banyak gadis dengan tujuan agar suatu saat aku bisa menikah dengan salah satu dari mereka."

"Kau tahu kan bahwa aku bukan anak laki-laki pertama di keluarga itu jadinya diriku tak mungkin menjadi penerus keluarga. Itu sebabnya orang tuaku ingin aku menikah dengan gadis dari kalangan bangsawan agar setidaknya aku bisa menjadi pemimpin wilayah bangsawan di keluarga gadis itu."

"Sedari kecil mereka terus mengenalkanku pada para gadis meskipun tak ada satupun yang membuatku tertarik. Aku selalu bersikap ramah kepada mereka karena tuntutan orang tuaku."

"Saat itulah di tengah pesta aku melihatmu. Entah kemana orang tuamu tapi kau terlihat sangat percaya diri berdiri sendirian disana."

"Kau memancarkan aura yang seolah-olah menolak didekati siapapun"

"Tak sengaja mata kita bertemu. Saat itulah aku merasakan perasaan aneh yang belum pernah aku rasakan"

"Aku tertarik kepadamu. Aku tertarik dengan aura misterius yang kau keluarkan. Aku tertarik saat kau dengan kasar menolak orang yang ingin berkenalan denganmu."

"Aku mengagumimu."

"Saat sedang fokus melihatmu ada gadis yang mengajakku bicara dan saat aku melihat ke arahmu kau sudah hilang."

"Aku berusaha mencarimu namun tidak ketemu."

"Saat pesta hampir berakhir aku memutuskan kabur sejenak dari para anak bangsawan itu dan duduk sendirian di taman."

"Setelah duduk sebentar aku terkejut karena kau datang menghampiriku dan langsung bilang seperti ini."

"Tidak usah berpura-pura baik dengan orang yang tidak kau sukai. Aku lihat kau cukup tersiksa saat bicara dengan mereka. Tidak ada salahnya coba menolak. Jika tidak bisa menolak berarti kau bodoh"

"Jika takut berarti kau orang aneh yang suka menyiksa diri sendiri."

"Kau langsung pergi setelah itu."

"Perkataanmu terus terngiang di pikiranku. Dirimu juga terus berada di pikiranku. Bodohnya saat itu aku tidak bertanya siapa namamu."

"Beberapa tahun kemudian aku sudah mulai berani menolak permintaan orang tuaku meski hukuman pukulan sering aku dapatkan."

"Akhirnya aku bertemu kembali denganmu yang saat itu sudah menjadi duke dan mencari selir."

"Cinta yang tersimpan rapi terbuka kembali."

"Tanpa pikir panjang aku kabur dari rumah dan mencalonkan diri."

"Begitulah ceritanya sayang."

Jelas Rey panjang lebar.

Sementara Archel hanya menyimak dengan sedikit bingung.

'Ternyata ada detail kaya gini yang ngga diceritain di novel. Maklum sih kan cerita novel fokusnya ke Elaine sedangkan Rey cuma karakter sampingan yang bahkan ngga tertarik sama Elaine.' Batin Archel.

'Terjawab sudah kenapa Rey ngga jadi harem Elaine. Itu karena dia emang suka sama Duke.' Batinnya lagi.

"Wahh ternyata kau sudah menyukaiku dari dulu. Aku sedikit senang." Ucap Archel.

I'm A Bottom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang