Double up karena sudah lama ngga update....
Maaf kalau ada typo....
.
.
Author POV
Setelah selesai makan mereka langsung menuju ruangannya masing-masing.
Archel tentu saja tak melupakan janjinya pada Xavi.
Jadi setelah makan malam dia langsung mengganti pakaian menjadi pakaian untuk tidur dan langsung menuju ke kamar Xavi.
Sementara itu Xavi di kamarnya sedang merenung.
'Apa dia lupa?' Batinnya.
Dia berpikir bahwa Archel lupa terhadap janjinya tadi siang karena setelah makan Archel langsung pergi.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan saat pintu terbuka muncul Archel dengan pakaian tidurnya sambil membawa bantal.
Entah apa yang dipikirkan Archel saat dia membawa bantal dari kamarnya padahal di kamar Xavi juga banyak bantal.
"Xavi aku datang." Ucap Archel sesaat setelah menutup pintu.
"Apa kau menungguku." Lanjutnya sambil memposisikan diri tidur tengkurap di kasur.
Xavi mengganggukan kepalanya.
"Saya pikir anda melupakan janji itu."
"Mana mungkin aku melupakannya."
'Mana mungkin aku melupakan hari dimana aku bisa bersandar di dada bidang itu.' Batin Archel.
"Oh ya Xavi, bisakah kau tidak menggunakan bahasa formal kepadaku."
"Maaf, aku sering keceplosan menggunakan kata formal karena sudah kebiasaan." Balas Xavi.
"Oleh sebab itu mulai saat ini jangan berusahalah untuk berbicara santai kepadaku. Meski kau lebih muda tapi hal itu tidak masalah." Ucap Archel.
"Baiklah aku akan berusaha."
"Lucunya... ayo mengobrol sambil berbaring." Ucap Archel sambil menepuk bagian kasur di sampingnya
Xavi pun langsung merebahkan dirinya di samping Archel.
"Xavi aku penasaran kenapa kau mau dijadikan alat penjamin hutan. Maaf aku tak bermaksud menghina atau apapun." Ucap Archel.
'Dasar mulut ini.' Batinnya.
"Tidak apa apa aku tidak marah kok. Akan aku ceritakan."
"Diriku anak bungsu dari seorang Baron. Aku mempunyai kakak laki laki dan perempuan. Anak laki-laki pertama biasanya akan mewarisi gelar orang tuanya sedangkan anak perempuan dapat menikah dengan bangsawan yang lebih tinggi untuk menaikkan statusnya."
"Posisiku sebagai anak laki-laki kedua di keluarga dianggap tidak berguna. Orang tua ku selalu bilang bahwa mereka menyesal melahirkanku sebagai laki-laki."
"Jika aku seorang perempuan pasti aku bisa menikah dengan bangsawan yang tingkatnya lebih tinggi. Anak laki-laki yang tidak akan mewarisi gelar keluarga sepertiku mungkin nantinya hanya akan menikah dengan rakyat biasa."
"Jarang ada perempuan yang kau dengan laki-laki yang tingkatannya lebih rendah."
"Mereka menganggap aku tak sehebat kakakku jadi aku dianggap tidak berguna karena saat kecil aku mengalami keterlambatan berbicara."
"Hal itu membuat mereka semakin menggangapku sampah."
"Bahkan para pelayan di kediaman baron ikut membuli diriku."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Bottom (END)
AcakGue tuh uke bukan seme.... . . Seorang uke sejati yang masuk ke komik dan menjadi tokoh yang dianggap seorang dominan oleh pembaca dan memiliki akhir yang tragis. "Gue tuh ngga bisa jadi seme." ⚠️ Jangan promosikan di sosial media atau platform apap...