Hai hai gays!!
Apa kabar kalian semua?!
SELAMAT MEMBACA!!
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
Di tengah malam Elvi terbangun dari tidurnya. Elvi berniat untuk membuka pintu rumah karena ia merasa ada seseorang yang mengetok pintu. Tetapi yang ia lihat hanya lah kotak hitam polos.
"ARGHHHH." Teriak Elvi saat membuka kotak tersebut.
Elvi melempar kotak itu ke sembarang arah dan bergegas menelpon Fikri.
"Kenapa dek??"
"Lo kenapa nangis dek??" Ujar Fikri saat mendengar suara tangisan Elvi.
Elvi mengeluarkan air mata dan menurunin pipinya tak lupa dengan suara tangisan kecil. "Bang tadi ada orang yang ngirim kotak warna item tapi isi kotak itu tikus mati, boneka yang ada darahnya dan juga surat." Ujar Elvi sambil mengeluarkan air matanya.
"Emang isi surat itu apa?"
Elvi berjalan ke arah kotak yang baru saja ia lempar dan membuka surat tersebut dengan ketakutan. "Isinya saya akan selalu mengawasi kamu dari jauh bahkan saya tidak akan membiarkan hidup kamu tenang Elvi dan surat itu juga keknya di tulis pake darah deh bang soalnya warna tintanya merah dan baunya amis banget." Ucap Elvi sambil menangis kecil.
"Gue takut bang" Lanjutnya.
Fikri hanya bisa menenangkan Elvi lewat telpon. "Tenangin dulu diri lo jangan dipikirin by the way orang tua lo ada di rumah?"
"Papa sama mama baru aja jam 10 malem tadi keluar kota katanya nenek tiba tiba sakit makanya mereka langsung pergi."
"Jadi lo di rumah sendirian?"
"Ada Bi Siti sama Pak Bagas tapi gue takut bang."
"Gue sama yang lain ke rumah lo sekarang tunggu di sana jangan ke mana mana."
✧❁❁✧✿✿✧❁❁✧
Di malam ini seluruh anggota inti Araster, Charly, Abel, dan juga Ran berada di rumah Elvi untuk menenangkan Elvi mengenai ensiden tadi. Mereka semua duduk di ruang tamu yang cukup besar tak lupa Elvi menyiapkan minuman untuk teman temannya.
Mereka semua melihat isi kotak berwarna hitam. Yang berawal kotak itu berada di lantai karena Elvi melempar ke sembarang arah itu di ambil oleh Fikri. Dan benar saja isi kotak itu boneka dengan tubuh dan muka sudah terpisah ada lumuran darah di badan dan muka boneka itu, tak lupa juga ada batang tikus di sana baunya benar benar tidak enak, dan dengan surat yang di tulis dengan darah.
"Lo tau siapa yang ngirim Queen?" Tanya Alvan dengan muka serius.
Tanpa ragu ragu Elvi menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Dia masih sangat takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
VinRi [End]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!] ••• "Jika titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, maaf aku belum bisa sampai di titik itu." ~Elviana Chairani Lestari ••• "Aku akan selalu mencintaimu, meskipun kita berada di alam yang berbeda." ~Alvin Zaidan Sh...