Hai hai gays!!
Apa kabar kalian semua?!
SELAMAT MEMBACA!!
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
"Rasa sakit ini emang menyakitkan, tapi gue yakin kalo ini cuman sementara."
~Elviana Chairani Lestari
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
Di jam seperti ini yang di tunggu tunggu murid. Jam pulang telah tiba yang awalnya di kelas 10 IPS 2 ramai dengan siswa siswi sekarang ini justru menjadi sepi. Tidak ada orang yang tersisa kecuali seluruh anggota inti Araster, Charly, Abel, dan Ran.
"Lo ada waktu hari ini??" Alvin sedari tadi bersandar di tembok dengan pintu. Cewek yang ada di hadapannya itu menganggukkan kepala sebagai jawabannya. Yapp siapa lagi kalo bukan Elvi.
"Gue tunggu di palkiran." Setelah mengucapkan itu Alvin bergegas pergi dari sana menuju palkiran belakang sekolah.
Anak anak Araster, Charly, Abel, dan Ran kebingungan dengan sifat Alvin. Iya bagaimana tidak binggung sedangakn Alvin hanya berbicara bahwa ia akan menunggu Elvi di palkiran tanpa bilang ia akan membawa Elvi kemana.
"Ngapain tuh bocah?? Ngajak lo pergi?" Pertanyaan itu muncul dari mulut Gibran. Elvi hanya mengangkat pundaknya sebagai jawaban tidak tahu.
"Yahh El padahal kita niatnya mau nginep di runah lo, tapi lo malah mau pergi." Dengan rasa kecewa Ran sambil memeluk Elvi.
"Gak usah lebay gitu, kalo mau nginep ya nginep aja kali. Lo bertiga tinggal bilang sama Bi Siti nanti juga bakal di anterin ke kamar gue," Ucap Elvi melepaskan pelukan Ran. "Dan gue minta kalo kalian udah di kamar gue, jangan pernah kalian ngacak-ngacak kamar gue." Lanjut Elvi mengingatkan ketiga sabahatnya.
Elvi membereskan barang barang miliknya ke dalam tas. "Gue duluan, byee."
✧❁❁✧✿✿✧❁❁✧
Motor besar yang di kendarai Alvin itu berhenti tepat memasukin pagar rumah yang terlihat sederhana. Rumah dengan cat cream rumah itu sangat cantik meskipun tergolong minimalis.
"Ini rumah siapa Vin?"
"Rumah gue, buruan lo masuk di dalam udah ada orang yang nunggu kehadiran lo,"
"Jangan ngelamun buru masuk."
Benar saja ternyata ada seorang perempuan paru baya yang sedang menunggu mereka datang. "Ehh kalian udah dateng, ayo sini duduk duduk," Tawar manis sang perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VinRi [End]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!] ••• "Jika titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, maaf aku belum bisa sampai di titik itu." ~Elviana Chairani Lestari ••• "Aku akan selalu mencintaimu, meskipun kita berada di alam yang berbeda." ~Alvin Zaidan Sh...