Hai hai gays!!
Apa kabar kalian semua?!
SELAMAT MEMBACA!!
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
"Jangan pernah mengusik kehidupan cewek gue kalo masih mau selamat."
~Alvin Zaidan Shafiullah
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
Tepatnya di basecamp seluruh anggota inti sedang berkumpul tetapi kecuali Elvi. Yapp kali ini Fikri melarang Elvi untuk ke basecamp karena apa bila Elvi tau bahwa Fikri telah mengumpulkan seluruh anggota Araster hanya ingin mencari tau siapa yang telah mengirim terror tadi malam pasti Elvi akan marah. Iya bagaimana tidak mau orang Elvi sendiri yang bilang anggota inti untuk jangan mencari tau lebih dalam mengenai terror karena apa bila di cari pasti akan memperbesar masalah. Elvi sendiri tidak suka memperbesar masalah.
"Nape lo bos ngumpulin kita semua kesini?" Tanya Alvan yang sedari tadi duduk di kursi sambil memainkan hp.
Fikri menghembuskan nafasnya dan membuang. "Gue ngumpulin kalian ber sepuluh karena gue mau ngasih tau tentang kejadian kemarin malem."
Yapp bersepuluh yaitu Alvin, Gibran, Zaky, Lucas, Alena, Kiara, Alvan, Ikbal, Riki dan Kenzo. Mereka semua adalah anggota inti Araster.
"Lo udah tau siapa pelakunya?" Tanya Kiara cewek yang sedari tadi sedang sibuk dengan menguncir rambut panjangnya.
Fikri menggelengkan kepala sebagai jawaban tidak tau. "Gue memang gak tau siapa pelakunya tapi gue mau ngasih tau tentang si pelaku."
Mereka bersembilan mengerutkan keningnya masing masing karena binggung. Tetapi kecuali Alvin cowok yang dari tadi sibuk memainkan handphonenya.
"Pasti kalian binggung maksud gue," Ucap Fikri. "Yang gue maksud itu si pelaku adalah salah satu musuhnya Om Liam."
"Musuh Om Liam? Maksud lo salah satu pesaing bisnisnya Om Liam gitu fik?" Tanya Gibran dengan antusias.
"Yap."
Lucas berdiri dan mengangkat tangan. "Gimana lo bisa tau kalo yang nerror Elvi itu salah satu musuhnya Om Liam."
"Sebenernya Elvi udah di incar sejak dia berusia 4 tahun." Jelas Fikri. "Dan bahkan Elvi sampe kritis." Lanjutnya.
"Maksudnya kritis?" Tanya Alena yang sedari tadi sibuk menyantap makanan di depannya.
✧❁❁✧✿✿✧❁❁✧
Dua anak kecil berusia empat tahun dan enam tahun sedang asik bermain tak jauh dari rumah Fikri. Dulu rumah Fikri tidak lah sebagai yang sekarang. Rumah yang dulu hanyalah rumah minimalis yang sederhana sedangkan rumah sekarang sudah di rubah menjadi rumah yang cukup besar dari sebelumnya. Mereka berdua bermain kejar kejaran di awasi oleh Dila sang ibu dari Fikri. Saat Dila ingin berpamitan kepada kedua anak kecil tersebut untuk mengambil cemilan di dalam rumah yang pasti untuk di makan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
VinRi [End]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!] ••• "Jika titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, maaf aku belum bisa sampai di titik itu." ~Elviana Chairani Lestari ••• "Aku akan selalu mencintaimu, meskipun kita berada di alam yang berbeda." ~Alvin Zaidan Sh...