Hai hai gays!!
Apa kabar kalian semua?!
SELAMAT MEMBACA!!
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
Di tepi danau Elvi sedang duduk di kursi panjang. Memandangi danau yang tenang. Tak lama dari itu datang lah seorang cowok yang ikut duduk di pinggir Elvi.
Elvi sedikit terkejut dengan kehadiran cowok itu. "Ngapain lo kesini?" Tanya Elvi masih memandangi danau tanpa melihat wajah sang cowok itu.
Bukannya menjawab pertanyaan Elvi justru cowok itu langsung memegang tangan Elvi yang terluka tadi siang. Alvin membuka jaket yang menyelimuti pergelangan tangan Elvi.
Kain seragam putih yang berada di pergelangan tangan Elvi tak pula dengan darah yang sudah tembus dari kain itu. Sekarang ini pun kain yang ada di pergelangan tangan Elvi berwarna merah karena darah yang terus menerus mengalir.
Alvin mengambil tas yang ia taruh di motor. Ia membuka P3K dari tas miliknya. "Lain kali tuh jangan ikut ikutan apa lagi ngorbanin diri sendiri." Pintahnya.
Alvin masih sibuk mengobati luka Elvi yang ada di pergelangan tangan. Sebenernya saat tawuran di sekolah anak anak Araster ingin mengobati luka Elvi tetapi ia justru menolak mentah-mentah dengan alasan ia ada urusan bersama ketiga sahabatnya.
Masih menatap danau. "Lo ngapain sih ngobatin luka gue." Marah Elvi.
Alvin membuang nafas. "Kalo ini luka gak di obati bisa infeksi, Ri" Tutur Alvin dengan lembut. Elvi yang sedari tadi memandangi danau akhirnya ia melirik dan melihat Alvin dengan serius.
"Gak usah di obati, gue udah biasa." Tangan Elvi yang dari tadi di pegang Alvin mengelak.
Alvin mengambil kembali tangan Elvi dan mengobatinya. "Gak usah ngeyel," Tutur Alvin kembali memperban tangan Elvi. "Diem dan jangan banyak omong." Lanjutnya.
Akhirnya selesai juga Alvin mengobati tangan Elvi. Alvin kembali meletakan alat alat luka ke dalam P3K.
Tak ada diantara mereka berdua yang memulai pembicaraan pada akhirnya Elvi yang memulai terlebih dahulu.
"Pemandangan nya bagus ya."
"Iya kaya lo."
Elvi sedikit syok apa yang Alvin ucapan. Tetapi ia juga tidak terlalu peduli walaupun sekarang ini jatungnya berbunyi dengan kencang tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VinRi [End]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!] ••• "Jika titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, maaf aku belum bisa sampai di titik itu." ~Elviana Chairani Lestari ••• "Aku akan selalu mencintaimu, meskipun kita berada di alam yang berbeda." ~Alvin Zaidan Sh...