setelah selesai acara bujuk membujuk Gadis cantik itu akhirnya luluh juga, ia tak jadi ingin kembali keSleman.bisa kacau jika gadis itu kekeh dengan pendiriannya,Bisa-bisa Ilyas dituduh KDRT lagi.
saat ini Chika sudah merasakan gejolak asmara didalam perutnya,gadis itu sedari tadi menahan lapar.gengsi yang begitu tinggi membuatnya hanya berdiam diri didalam kamar yang bernuansa putih itu.
jangan tanyakan keberadaan Ilyas,tadi pria itu meminta izin untuk mengurus sesuatu dikantor pondok,menyisakan Chika seorang diri.
Chika menghela napasnya berat."Ilyas kapan balik?ga ada tanggung jawabnya banget jadi suami, ga tau apa Kanjeng udah lapar."menolognya menatap dirinya dipantulan cermin.
"kalo gini ceritanya mending nikah sama ustad Rifaan, udah ganteng, baik, sholeh, pintar,sabar, pengertian,bertanggung jawab dan dapat dipercaya." lanjutnya membayangkan ustad muda yang sering menjadi imam dimesjid dekat rumahnya.
sedang asik membayangkan paras tampan milik laki-laki yang berusia 21tahun itu,suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"nduk,kamu ada didalam nda?" tanya Ummi Nala diringi dengan suara ketukan pintu.
Chika kembali menghembuskan napasnya panjang, ada saja yang mengganggu aktivitas halunya."nggeh, mik."ucapnya berjalan dengan malas.
Chika membukakan pintu untuk sang mertua,terlihat wanita yang telah melahirkan suaminya itu tengah membawakan makanan untuknya dengan segelas air putih ditangan kirinya, membuat chika sedikit terkejut.
"Assalamu'alaikum,Ummi kira kamu ga ada."Nala dengan senyuman yang terukir diwajahnya.
" Waalaikumsalam, Ummi tadi Chika lagi dikamar mandi. "Chika sedikit berbohong." masuk,Mik,"lanjutnya.
Ummi Nala memasuki kamar milik sang anak dan menantunya,ia mendudukkan dirinya disofa tempat Chika dan Ilyas tadi.
"ayo sini,kamu belum makankan?tadi kata Mas mu, kamu belum makan,takut maghnya kambuh."ujar Ummi meletakkan gelas berisi air dinakas yang berada disamping kursi.
Chika menutup kembali pintu."nggeh,Mik,"balasnya.
Chika mendudukkan dirinya disampaikan sang Ibu mertua,ia menyeritkan dahinya kala Ummi menyodorkan sesuap nasi."Ummi mau suap Chika?Chika bisa sendiri kok Mik,"ucapnya dengan senyuman yang tulus.
Ummi Nala meletakkan kembali sendok yang sudah berisi makanan itu."tidak apa-apa,ummi sendiri yang mau lakuin,ayo buka mulutnya."pintahnya membuat Chika membuka mulutnya.
Binar dimata terlihat jelas kala merasakan masakan Umminya."enak,"ujarnya senang.
Ummi terkekeh,ia kembali menyuapi menantunya itu yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri."kalo enak, berarti harus dihabisin."Ummi kembali menyodorkan makanan.
Chika mengangguk antusias,ia membuka mulutnya lebar."nanti ajarin Chika buat tempe kek gini yah, Mik."ucapnya,tempe orek yang ia makan saat ini mendadak menjadi makanan favoritnya.
Chika sangat senang belajar memasak tak heran jika gadis itu pernah membuka usaha kecil-kecilan.lumayan untuk menambah uang jajan,walaupun modelan seperti itu ia juga sadar diri,dirinya seorang perempuan mau dikasi makan apa suami dan anak-anaknya kelak jika ia tak pandai memasak.
"iya nanti ummi ajarkan."Ujar ummi membuat Chika tersenyum riah.
setelah itu hanya ada candaan yang sesekali Chika lontarkan agar tidak terjadi kecanggungan diantara mereka berdua.sama dengan Ummi,wanita paruh baya itu juga ikut melontarkan kisah lucu yang dialami putranya semasa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING||
Teen Fiction"assalamu'alaikum,Zaujati"ucap Ilyas mengusap kening Chika hal itu berhasil membuat wajah Chika memerah. "ya allah, ternyata gini rasanya baru bangun udah jadi istri." ucap Chika menatap langit-langit kamarnya, tak berani menatap manik mata milik I...