AZ 30

12.3K 804 14
                                    

suara isak tangis terdengar didalam kamar yang dihuni oleh sepasang pasutri itu. Chika sejak tadi hanya menangis, memeluk Ilyas mengingat seberapa jahat dirinya semalam.

"Maafin Chika,yah"lirihnya dengan suara senduh.

Chika menatap netra mata milik Ilyas,pria itu mengkecup lembut kening Chika." Tidak apa-apa,saya juga minta maaf tidak menepati janji."Ilyas mengusap pipi Chika menghilangkan jejak air mata gadis itu.

Chika mengangguk pelan."harusnya tadi malam Mas diamin Chika aja,nanti bakal dimaafin kok cuman perlu waktu aja dikit."ucapnya kembali menyembunyikan wajahnya didada Bidang Ilyas mendusel-ndusel disana membuat sang empunya terkekeh geli.

"saya takutnya kamu malah tambah marah kalo saya diamin."Ilyas mengusap surai yang sudah sedikit memanjang itu,membiarkan gadisnya melakukan hal yang ia suka.

Chika menggeleng pelan."yang ada kalo kamu kek gitu malah buat aku tambah kesel,misal kalo udah ngucapin permintaan maaf ya udah ga usah dilanjut apa lagi pake acara nyogok segala."jelasnya memutar bola matanya malas.

"bisa emang kek gitu hah?lain kali diamin aja biar otak mungil ku memproses permintaan maaf mu,mengingat perlakuan baikmu agar dapat maaf yang tulus dari hati kecil ku."lanjutnya sedikit di lebih lebihkan.

ya, begitulah Chika gadis itu sangat muda memaafkan seseorang dan akan menyesal telah memperlakukan orang tersebut dengan tidak sopan hingga berakhir menangis seperti saat ini.

Ilyas hanya mengangguk mencoba menyimpan pesan gadis itu di dalam memori otaknya,walaupun ia sedikit tertegun dengan penuturan Chika.

"ayo sholat,takut kelewatan waktunya."Ilyas bangun dari rebahannya tak lupa mencium kening Chika dan membantu Chika agar mengubah posisinya menjadi duduk.

sebenarnya tadi Ilyas berniat membangunkan Chika untuk melakukan Sholat tahajjud bersama,tetapi gadis mungil itu terisak kala mengingat kejadian semalam.hingga Ilyas harus menenangkannya terlebih dahulu sampai lupa tujuan awalnya.

Chika memang selama itu menangis,setengah jam dihabiskan hanya untuk menangis mengingat kelakuan tidak mengenakan semalam.

setelah melakukan sholat Qobliyah subuh dan dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah,Chika kembali menangis mencium telapak tangan Ilyas dengan tulus dan lembut. Ilyas mengelus pucuk kepala Chika membacakan doa agar mendapatkan keberkahan.

Alloohumma Bariklana Fii Asmaa’inaa wa abshoorinaa Wa quluubinaa wa azwaajina wa dzurriyyatinaa wa tub’alainaa innaka antattawwabur rohim.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami dalam pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, istri-istri kami, dan anak keturunan kami, dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.

Ilyas mengkecup pucuk kepala Chika,turun ke kening dan berakhir dikedua pipi Chika. Ilyas menyatukan kening mereka membuat Chika memejamkan matanya menikmati elusan lembut yang berada di pipinya.

"Saat seorang pria mengatakan'saya terima nikahnya', dalam sebuah akad pernikahan, maka itu berarti ia mengatakan bahwa telah menerima tanggung jawab untuk melayani, mencintai dan melindungi Istrinya."

"saya ingin mengatakan,saya mencintaimu Asiska ku."

....

sudah beberapa minggu lamanya Chika berada disini, tapi ia sama sekali belum pernah diajak untuk berkeliling pondok sekedar mengenal tempat yang berada disini.gadis itu sedang mendudukkan diri dibale-bale kayu yang berada di teras rumah.menatap lurus kedepan melihat pagar yang menjulang tinggi.

Gadis dengan hijab cream yang menutupi rambutnya itu menghela napas."bosan sekali epribadeh,mana ini pondok sepi amat,apa pada sekolah ya?kalo gini gue jadi kangen sekolah."lirihnya.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang