Chika telah selesai memasukkan pakaiannya kedalam tas yang biasanya ia gunakan kesekolah.tak banyak yang ia bawa secukupnya saja.jika kurang ia dapat menyuruh Azka untuk membawakan lagi pakaian tambahan.
Chika berjalan menuruni anak tangga rumahnya itu,ia dapat melihat dengan jelas ayah bundanya masi berada diruang keluarga.begitu pula dengan abi, ummi dan seorang anak laki-lakinya.
"widehh tumben kok belum turu?." heboh Chika memilih untuk duduk disamping Ilyas yang hanya duduk seorang diri dikursi panjang.Ilyas kaget dengan kehadiran Chika di sampingnya, ia memilih bergeser kesamping untuk memberi jarak antar dirinya dan Chika.
"ayah mau ngomong." ucap Imam.
"Mau ngomong affhan nich?."tanya Chika memakan snack yang ada diatas meja.
" kamu udah tau kalo kamu dikeluarkan dari sekolah?."balas Imam
"udah, kira kira Chika bakal masuk SMK mana ayah?." ucap Chika kesenangan dan berangan angan akan SMK.
"sesenang itu kamu dikeluarkan dari sekolah?ayah ga akan masukin kamu keSMK tapi ayah akan masukkan kamu kepesantren." jelas Imam.
apa katanya? pesantren? gasalah tahh.
Chika terkekeh mendengar ucapan ayahnya barusan."ayah ga bosan masukin Chika ke sekolah modelan penjara kek gitu?."ujar Chika heran dengan ayahnya yang menurutnya hanya menghabis habiskan uang dengan memasukkannya kepesantren."ayah ga ingat? Chika udah masuk pesantren sana sini tapi apa? ujung ujungnya Chika dikeluarkan.dari pada ayah buang buang duit mending langsung masukin Chika keSMK aja, no ribet," jelas Chika agar ayahnya terhasut.
"Dan Chika janji ga bakal nakal lagi." lanjut memberikan tanda Peace dan mengedip ngedip kan matanya memberikan kesan yang lucu.
"Ga.kali ini kamu ga bakal dikeluarkan dari pesantren ini. ayah udah bicara sama yang punya pesantren itu." tegas Imam.
"iya Chika, kamu ga bakal dikeluarkan. jadi mau yah?" timpal Abi zaynal membujuk agar gadis itu mau.
Chika melirik kearah Abi zaynal kemudian menghembuskan napasnya pasra."iya iya suka suka ayah aja deh."ucap Chika dengan berat hati.
"ayah ngelakuin ini buat kebaikan kamu sayang.biar kamu jadi anak yang sholehah." ucap Bunda memberi pengertian kepada anaknya.
"bukan malah jadi anak sholehott." sambar ayah membuat Chika tertawa.
"sing penting ora dadi janda pirang."canda Chika mengundang gelak tawa mereka semua.
"udah ah Chika mau pergi du-."ucap Chika terpotong saat melihat kakaknya membawa nampan yang berisikan dua gelas es kopi cappuccino kesukaannya.
" widih tau aja kalo gue pen ngopi."ujar Chika mengambil satu gelas kopi yang masi berada diatas nampan.
"weh goblok itu buat Ilyas. bukan buat lu nyet." tegur Azka.
Chika berhenti meminum kopi yang tadi ia rebut begitu saja."eh..sorry."ucap Chika meletakkan kopi yang tinggal setengah itu diatas meja tepat di hadapan Ilyas.
"sorry ya gue ga tau hehehe." cengir Chika melap pinggir gelas itu.
"monggo diminum. jangan malu malu anggap minuman sendiri aja."
"emang punya dia goblok." ucap Azka menukar minumannya dengan punya Ilyas.
"eh napa ditukar?" tanya Chika kesal.
"kasian, siapa tau disini ada rabiesnya." balas Azka.
"ihh balikin ga. kasi dia lagi, siapa tau habis minum bekas ku dia malah jadi imam ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING||
Teen Fiction"assalamu'alaikum,Zaujati"ucap Ilyas mengusap kening Chika hal itu berhasil membuat wajah Chika memerah. "ya allah, ternyata gini rasanya baru bangun udah jadi istri." ucap Chika menatap langit-langit kamarnya, tak berani menatap manik mata milik I...