Setelah memarkirkan mobilnya dihalaman Ndalem. Ilyas lebih dulu keluar dari mobil dan tak lupa mengambil barang belanjaan mereka yang tadi ia letakan dikursi Tengah.
sedangkan Chika,gadis yang baru saja menciptakan api keributan itu tengah memijat keningnya,pusing memikirkan permasalahan yang baru saja terjadi.
Ilyas marah,Ilyas mendiaminya.harus bagaimana cara membujuk pria itu agar memaafkannya,ini sepenuhnya bukan salah dirinya.Chika hanya menuruti perasaannya tapi Raga dan keadaan memaksanya untuk menjauh dari cinta pertamanya.
Ilyas berjalan lebih dahulu menghiraukan Chika yang masi setia berada didalam mobil."dulu Kepala mumet karena mikirin tugas,sekarang mikirin ujian rumah tangga."lirihnya mengambil tas selempangnya.
Chika keluar dari mobil hitam Milik mertuanya,mengikuti jejak Ilyas yang sudah berada didepan ambang pintu.baru akan masuk,Chika sudah disambut oleh seorang gadis berperawakan Arab.sangat cantik,Hidung yang mancung,kulit putih yang terawat baik,dan tinggi melebihi dirinya.
Chika tercengang menatapnya,dengan otak yang berpikir keras untuk mengingat nama gadis yang tengah duduk santai disofa ruang tamu.
"Assalamu'alaikum ... Fanny?"Ucap Ilyas sedikit kaget dengan senyuman diwajahnya.
yap,Nama itu.nama yang pernah dikenalkan oleh Ilyas kepada setelah acar syukuran pernikahan mereka kala itu.pada saat itu Ilyas tak jadi memperkenalkan Chika kepada sepupunya,sebab Fanny memiliki urusan yang mengharuskan untuk meninggalkan Semarang sementara waktu. Dan wanita itu kembali lagi,ini pertemuan pertama Chika dengan Adik iparnya.
"Waalaikumsalam,Mas." Jawabannya bangkit dari duduknya dan meletakkan buku yang sering dibaca oleh Ilyas.
"Kapan sampainya?" tanya Ilyas meletakkan tas belanja mereka disofa.
"Tadi Mas,kata Ummi Mas lagi keluar sama Mbak.jadi ta tungguin disini aja." Fanny melirik Chika yang berada di belakang Ilyas,sedang menundukkan kepalanya.ntahlah mungkin rasa insecurenya datang lagi.
"oh,kenalkan ini istrinya Mas." Ilyas seolah-olah mengerti dengan arah pandang Gadis yang seumuran dengan Bilal ini.
Chika yang mengerti menyodorkan tangannya seraya memperkenalkan diri begitu pun dengan Fanny membalas jabatan tangan dari kakak iparnya dengan senyumannya.
Chika tak bodoh untuk menanggapi senyuman itu,lain halnya dengan senyuman manis seperti Fatimah berikan kala pertemuan mereka.Fanny justru memberikannya senyuman remeh,seolah-olah tak menyukai keberadaan Chika disini.
"Lebih tua Fatimah kan dari kamu?" Tanya Fanny mengingat gosip yang ia dengar dari santri yang lewat tadi.
"Nggeh,Mbak." jawab Chika sopan,tak ingin membuat Ilyas malu padahal dalam hatinya sudah memaki-maki Gadis cantik ini.
Fanny tersenyum geli menatap Ilyas yang juga menatapnya dengan sebelah alis terangkat."pantesan nolak yang seumuran,ternyata sukanya sama daun muda."ledeknya berjalan meninggal pasangan suami istri tersebut.
Ilyas hanya menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah adik sepupunya itu.Ia kembali mengangkut barang-barang mereka dan memasukkannya kedalam kamar tanpa menoleh sedikit pun kearah Chika yang sedari tadi berharap agar pria itu mengajaknya bicara.
Ilyas Ngambek!
Chika menghela napasnya panjang,"emang kenapa kalo gue lebih muda dari Mas Ilyas,Salah?lagian kalo Mas Ilyas lebih tua dari gue,Mas Ilyas harus apa?ubah umurnya jadi muda lagi?"monolognya sedikit emosi,kenapa orang-orang mempermasalahkan umur mereka yang terpaut jauh.
"ga heran namanya aja Fanny moment,jadi suka ngelawak"lanjutnya menyusul Ilyas kedalam kamar mereka.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING||
Genç Kurgu"assalamu'alaikum,Zaujati"ucap Ilyas mengusap kening Chika hal itu berhasil membuat wajah Chika memerah. "ya allah, ternyata gini rasanya baru bangun udah jadi istri." ucap Chika menatap langit-langit kamarnya, tak berani menatap manik mata milik I...