"TIRAKAT MU MENENTUKAN MASA DEPAN SUAMIMU, DAN NASIB MU TIDAK TERGANTUNG NASABMU."
Nyai.Hj Noor Khalizah
KH.M Anwar Mansyur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."ah, capek juga tubuh ini." Ucap Chika yang sudah terbaring lemah diatas kasur milik Ilyas.
Ilyas hanya menggeleng kepala tak lupa menutup kembali pintu kamarnya,acara tsayukuran baru selesai dijam sembilan.semua orang telah kembali kekediaman masing-masing begitu pula dengan Ummi, Abi,Bilal beserta keluarga Ilyas yang hadir,sedangkan Fatimah memilih untuk nginap diasrama.
"mandi dulu,setelah itu baru tidur."ucap Ilyas mendudukkan dirinya di tepi kasur dengan tangan membuka kancing atas jubahnya.
"Gus Ilyas,"Panggil Chika.
"Iya,Ning Chika"jawab Ilyas membuat Chika mengubah posisinya menjadi duduk.
"ihh Gus!"Chika kesal, kenapa Ilyas dan juga santri-santri memanggilnya dengan sebutan Ning?Chika bukan dari kalangan pesantren mana pun ia tak memiliki nasab seperti Ilyas.
Ilyas memutar badannya membuat Ia lebih leluasa menatap Chika yang sedang kesal."Iya, kenapa Ning ku?"
"Ilyas!"
"Dalem,sayang"
Chika menyembunyikan wajahnya dibalik bantal yang sedari tadi ia peluk,membuat Ilyas terkekeh.
"Ya allah,Chika ga kuat kalo gini cara mainnya." Chika membatin setengah mati menahan jeritannya.
Ilyas mendekatkan dirinya,diusap pelan pucuk kepala Chika."kenapa sayang, hmm?"
Chika mendongak menatap manik mata berwarna hitam itu."pake nanya lagi, ya lagi salting lah.Chika masi punya hati, jadi bisa salting gegara kelakuan mu,untung udah sah kalo belum, beh udah ku santet kamu!"
Ilyas mendekatkan wajah mereka, membuat Chika spontan mundur.ia takut pria itu menciumnya seperti difilm-film yang sering ia tonton atau bahkan melakukan hal lebih.
walaupun sering melontarkan ajakan untuk melakukan hubungan,tapi sebenarnya itu hanyalah candaan dan tak pernah dianggap serius oleh Ilyas.perempuan itu juga belum siap jika Ilyas meminta haknya sekarang,selalu ingat Chika masi pengen bebas walau tak sebebas dulu yang penting tak ada tangisan bayi yang mengisi rumahnya!
"kenapa deh?" tanya Chika panik.
Ilyas tersenyum,pria itu mencium bibir pink alami milik Chika."kamu, yang kenapa?"tanyanya menjauhkan diri.
jangan tanyakan keadaan Chika saat ini,perempuan itu masi syok dengan serangan mendadak yang diberikan sang suami.Wajah Chika memanas,ia mencondongkan badannya kedepan memeluk erat tubuh Ilyas dan bersembunyi didada bidang miliknya.
Ilyas terkekeh,ia merasa geli dengan kelakuan Chika yang sedang menduselkan wajahnya didadanya."kamu,kenapa sayang?"
"Diam Ilyas!"pekik Chika membuat Ilyas terkekeh,ia tau gadisnya itu sedang salting akibat perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING||
Teen Fiction"assalamu'alaikum,Zaujati"ucap Ilyas mengusap kening Chika hal itu berhasil membuat wajah Chika memerah. "ya allah, ternyata gini rasanya baru bangun udah jadi istri." ucap Chika menatap langit-langit kamarnya, tak berani menatap manik mata milik I...