AZ 43

9.4K 778 131
                                    

"Bahkan Semesta dan Duniapun tau, aku hanya punya diriku."

~Khanza Asiska Mizela Az-zahra

.
.
.
.
.
.
.




"Dukung apanya?dari sisi mana Bunda dan Ayah dukung Chika?! apa yang Chika mau selalu salah dimata kalian,apa yang Chika inginkan selalu ditolak dengan alasan inilah itulah,"potong Chika dengan nada yang sedikit tak santai.

"Azka pengen beli motor kalian kasi, Azka pengen beli Handphone kalian langsung kasih. giliran aku yang minta buat dibenerin sepeda bunda malah marah,katanya Chika ga pinter jaga barang padahal memang sepedanya aja yang udah tua. aku minta beli HP baru kalian malah nyuruh Nabung dulu."

Napas gadis itu memburu menandakan dirinya sedang emosi."apa lagi pas Chika mau SMK  kalian ga izinin,padahal Chika udah ikut semua tes untuk masuk disekolah kejuruan. mati-matian belajar biar bisa bersaing dari banyaknya siswa yang mendaftar,giliran lulus kalian malah ga ngizinin bahkan diam-diam kalian udah daftarin Chika keSMA yang sama sekali Chika ga impikan."Lanjutnya dengan wajah yang memerah.

"parahnya lagi kalian ngancem kalo Chika kekeh mau SMK, Kalian ga mau bayarin biaya sekolah Chika sampai lulus. padahal jelas-jelas itu semua masi tanggung jawab kalian,Chika mau dapat duit dari mana tiap bulan bayar spp sekolah?!padahal Chika udah kerja keras buat dapatin apa yang Chika mau,"

"Chika part time disalah satu kafe buat bisa bayar uang pendaftaran sendiri tanpa ngelibatin kalian.tapi apa?! ujung-ujungnya Chika dipaksa sekolah di tempat yang Chika ga suka sama sekali. itukah yang dinamakan ngedukung anaknya?!"Chika berteriak membuat Ummi Nala yang berada dikamar keluar menyusul menantunya.

"Astaghfirullah, Chika." Ucap Ummi melihat gadis yang ceriah itu kini tengah menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah.

"Kalian selalu bandingin Chika sama Azka,padahal jelas-jelas kita beda. Azka yang selalu dapat dukungan yang ga pernah dikekang, beda sama aku yang penuh dengan tekanan dan peraturan yang buat aku selalu ada di situasi sulit."

"Kamu selalu bahasa tentang itu,Smk,Smk dan Smk. cape Bunda dengernya Chik,memangnya dengan kamu sekolah disana menjamin kesuksesan?menjamin kamu bisa orang besar?" Diah tersulut emosi bahkan ia juga sudah tidak menghiraukan panggilan Azka yang berusaha melerai pertengkaran yang akan terjadi.

"Bunda Cape,Chik.kamu selalu bahas tentang itu, pilihan orang tua selalu yang terbaik untuk an-"

"Terbaik buat bunda dan Ayah,untuk ku?ga sama sekali,ayah sama bunda sengajakan ga ngebolehin Chika Masuk Disekolah ke jurusan,karena apa?Bunda sama ayah pengen Chika yang bakal ngurusin perusahaan-perusahaan kalian yang sama sekali Chika ga minati,Azka kalian biarin memilih kemauan sementara aku?aku cuman hidup dalam raga ku tapi semuanya kalian yang kendalikan!"sarkas Chika dengan buliran air matanya yang membasahi pipi.

"Aku ga pernah mau SMA ditempat itu karena Aku diBully Bunda!" Chika dengan napas yang memburu."apa,kaget denger anaknya DiBully?! Percuma Nda,Chika selalu minta buat dipindahkan ke sekolah lain,tapi kalian gamau. 1Tahun Chika dibully sama kakak kelas Chika dan Chika yakin Bunda sama ayah ga taukan?!"lanjutnya menatap kedua orang tuanya yang terlihat kaget mendengar penuturan anaknya.

Sama halnya dengan Ummi,wanita itu kaget mengetahui  masa Suram yang dilalui Menantunya."Chika, udah nak."Ucap Nala berjalan mendekati Chika yang masi diselimuti emosi.

Chika menggeleng pelan,"Bahkan kalian jodohin Chika diumur yang masi sangat muda,kenapa ga Azka dulu yang nikah?umurnya udah cukup,mapan,apa lagi yang ada di Dia. kenapa harus Chika,sementara Chika masi Anak SMA yang sama sekali ga tau apa-apa tentang dunia setelah menikah."

"Nikah diumur yang mudah itu ga seenak yang dibayangkan,Chika masi mau mengeksplor dunia luar dengan bebas tanpa adanya beban pekerjaan rumah tangga, Chika masi mau nikmati masa muda Chika tanpa dibebankan mengurus Suami, Chika masi mau kuliah diluar negri tapi semuanya cuman ilusi yang tak pernah terwujud lagi,banyak hal yang harus aku korbankan demi untuk mempertahankan pernikahan ini."
Chika menggebu-gebu membuat Diah naik pita mendengarnya.

Diah dengan emosi yang menyelimuti dirinya melayangkan tamparan yang cukup keras dipipi Chika."Bisa kamu ngomong kek gitu didepan ibu mertua kamu?! bagaimana kalo orang sakit hati denger ucapan kamu tadi? bagaimana kalo seandainya Ilyas denger,kamu bisa yakin suami kamu ga sakit hati?!"Ucap Diah dengan nada yang keras membuat Imam...

"Bunda juga sama,selalu nyakitin perasaan Chika. bagaimana bisa seorang Bunda nyakitin perasaan anaknya sendiri tanpa ia sadari? Orang-orang selalu minta dimengerti. Orang-orang selalu minta buat tidak disakiti. tapi tanpa mereka sadari orang-orang selalu nyakiti aku,"

"Aku yang ga pernah sama sekali diberi kesempatan buat jadi seperti apa yang aku mau,hingga akhirnya aku selalu nurut sampai-sampai aku lupa akan diri ku sendiri. aku tumbuh jadi anak yang berbeda dengan saudara ku karena aku ga dapat didikan seperti dia, kesepian sudah jadi teman ku karena kalian lebih fokus keAzka ketimbang sama aku,"Chika mengeluarkan segala unek-uneknya membayangkan masa kecilnya yang selalu ditinggal sendiri.

"sampai akhirnya aku sadar, hidup memaksa ku untuk berdiri dikaki ku sendiri karena aku cuma punya diri ku yang dapat ku andalkan bisa ku hanya menyembunyikan tangis dan dukaku, aku selalu berusaha buat terliat baik-baik saja biar kalian ga khawatir tapi kenyatanya kalian memang ga pernah khawatir sama aku. dunia dan semesta pun tau, aku hanya punya diriku."

....

"Sebaiknya kamu bicara sama Chika,Biar dia tidak sakit hati jika tau hal ini dari orang lain."Ucap Abi Zaynal memberi saran kepada putra sulungnya.

ketiga pria ini--Ilyas,Abi Zaynal dan Ayah Imam sedang berada diteras rumah. membahas sesuatu yang pasti rahasia yang hanya diketahui oleh mereka saja.

"Nggeh,Abi.Ilyas nyari waktu yang pas, biar bisa jelasin ke Chika."jawab Ilyas membuat kedua pria yang tak muda lagi itu mengangguk mengerti.

"Buat Chika mengerti dengan keadaannya sekarang,biar dia ga semena-mena sama kamu dan pendidikanya."Imam

" Saya takut Chika kecewa karena persyaratan yang ia ajukan sebelum menikah dulu tidak ditepati. Saya takut dia kecewa sama saya. Saya takut dia merasa terbebani dengan semua ini."Ilyas memikirkan reaksi Istrinya itu ketika tau dirinya tidak akan masuk keSMK manapun.

"Jangan takut,aku udah tau. hebat banget dunia ku, selalu diatur oleh kamu."sambar Chika menunjuk Imam yang tengah menatapnya.

"padahal kamu bukan siapa-siapa ku,bahkan Ayah kandung ku sendiri ga pernah berani mengatur hidup ku." lanjutnya dengan emosi yang masi membara.

"Astaghfirullah,Asiska! ka-"

"Apa?! kamu juga mau belain dia? kenapa ga dari dulu ngasih tau,kalo ga mampu jangan janji. biar aku ga berharap sama yang ga pasti. aku selalu semangat nunggu waktu dimana aku akan ngerasain sekolah di tempat yang aku mau sedari dulu."sela Chika memotong pembicaraan Ilyas

"ini sama halnya kamu nipu, Mas. Bahkan kamu tau kenapa aku sedari dulu berharap masuk SMK, tapi sekarang kamu malah mau ngirim aku keTarim ketempat dimana aku sama sekali ga kenal siapapun disana." Chika memukul pelan dada bidang Ilyas yang sedari tadi sudah berdiri dihadapannya.

"aku tau niat kamu baik,tapi aku maunya dididik sama Suami aku sendiri.kamu yang paling berhak buat ngajarin aku apa yang belum aku tau. mengubah ku jadi perempuan yang kamu mau,tanpa harus berpisah sama kamu atau kamu mau kita terpisah oleh jarak dan waktu?"











Azekkk banyak mau ga si?
kurang greget ga bestiee? nanti kalo udah punya ide bagus,mau direvisi kok zyang😘

Follow IG
@wp.auroscorpio

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang