Ilyas menatap secara bergantian beberapa santrinya yang kini sudah berkumpul didalam ruangan,ia juga mengajak Anta untuk menyelesaikan permasalahan ini.sebenarnya bisa saja Ilyas menangani seorang diri,tetapi Anta sendiri yang menawarkan dirinya untuk ikut.ntahlah,mungkin pria itu sedikit kepo.
"lah,kok diam Ning?tadi aja heboh,ngalahin suara emak-emak yang lagi karokean." Anta melipat kedua tangannya didepan dada seraya menyandarkan tubuh lelahnya disofa.
yah,Dian sudah menjelaskan semuanya tentang permasalahan yang terjadi diantara mereka.mulai dari menuduh Chika telat membunuh saudaranya hingga dirinya yang tak sengaja melihat Chika dan Angga yang tengah berpelukan di parkiran Mall.
hal itu berhasil membuat wajah Ilyas memerah,ia sungguh tak terima Istrinya telah difitnah seperti itu.jika membahas tentang perselingkuhan,bukankah ia dan Chika telah membahas hal ini.dan sungguh Ilyas telah memaafkan kesalahan Chika dan sudah melupakan hal yang sudah terlanjur terjadi.
tetapi Ilyas mempermasalahkan tentang Istrinya yang difitnah telah membunuh orang?sungguh,Ilyas bisa yakin jika Chika tak akan melakukan hal sekeji itu.Ilyas sangat percaya kepada Chika,walaupun Chika terlihat ugal-ugalan tapi gadis muda itu masi memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi.
sudah beberapa menit setelah Dian telah menjeleskan semua yang terjadi,tetapi Chika masi enggan membuka suara membuat Dian tersenyum tipis.Dian sangat berharap setelah ini Chika diasingkan dari kawasan pondok terutama dari keluarga Ndalem.
jujur saja,Chika masi sangat syok mendengar ucapan Dian beberapa menit lalu.ia tak menyangka ada orang lain diparkiran saat ia bertemu dengan cinta pertamanya kala itu.tetapi ia juga dibuat syok saat tau Dian ternyata saudara Dirga,teman SDnya yang kini telah dipanggil sang ilahi.
memori Chika berputar,mengingat saat itu dimalam pernikahannya jam telah menunjukkan pukul 02:00. Chika yang sedang mengendarai motor kesayangannya menuju pulang tak sengaja melihat sekumpulan laki-laki yang terlihat mengerumuni seorang pria yang sudah tergeletak tak berdaya.
Chika memelankan laju motornya saat melihat tulisan yang berada tepat di body motor yang bertuliskan nama Adirga Restu Putra, ia menepikan motornya saat membaca dengan jelas nama itu.ia sangat yakin itu adalah nama teman SDnya.
Chika menyoraki kelima pria yang terlihat menyeramkan dengan berbagai macam tato dan tindik yang terpasang diwajahnya dan jangan lupakan tubuh yang terlihat lebih besar dibandingkan dengan tubuh Chika.
tanpa basa-basi,Chika melayangkan satu pukulan tepat dibagian pipi.ia tak sendiri,Chika bersama Aril dan Hito yang kini telah membantunya.Chika juga mengaku tidak mampu melawan ke lima pria seorang diri,ia juga cukup sadar kemampuan tidaklah sebanding dengan mereka.
tak lama,teman-temannya yang lain kini datang membantu.tak mau menyia-nyiakan keadaan,Chika berlari kearah Dirga dengan tangannya yang terus memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tak sengaja terkena pisau salah satu pria tadi.
dengan kesadaran yang berangsur-angsur menghilang,Dirga masi sempat melemparkan senyuman tulus untuk perempuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
yap,Dirga memiliki rasa lebih dari teman untuk gadis didepannya.namun sayang,Chika hanya menganggapnya sebagai teman saja,tak lebih.hal itu juga membuat hubungan mereka berdua renggang. Dirga memilih untuk memberi jarak agar rasa itu tidak semakin besar dan berakhir membuat Chika risih.
dengan panik,Chika menelpon ambulance untuk membawa Dirga ke rumah sakit.ia subgguh tak tega melihat teman kecilnya jauh dari kata baik.wajah yang lebab kebiruan,baju yang terlihat berantakan dan bajunya yang terlihat noda darah segar.
dengan hati-hati Chika mengusap lembut wajah Dirga yang sudah lama tak bertemu karena Dirga yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung.Chika membisikkan sesuatu ditelinga Dirga,"Dir,yang kuat.besok gue mau nikah,lu datang yah."hal itu membuat Dirga meneteskan airmatanya seraya tersenyum ia mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING||
Teen Fiction"assalamu'alaikum,Zaujati"ucap Ilyas mengusap kening Chika hal itu berhasil membuat wajah Chika memerah. "ya allah, ternyata gini rasanya baru bangun udah jadi istri." ucap Chika menatap langit-langit kamarnya, tak berani menatap manik mata milik I...