29. Beneran Ingin Lembut

171 14 1
                                    

Vote dan Komen

Haii
Aku lanjut lagi nih

*********

Keesokan harinya

Lizia sedang menunggu kedatangan Leovan yang ingin menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama. Iya, mereka sudah janjian.

Dan tibalah datang Leovan dengan motor sport miliknya. Lizia tersenyum. Leovan pun memakaikan helmnya ke kepala Lizia.

Lalu Lizia pun menaiki motornya dibantu oleh Leovan. Setelah sudah, barulah Leovan menancap gas motornya ke SMA Cakrawala.

Di tengah perjalanan.

Leovan menarik tangan Lizia dan melingkarkan ke pinggangnya. Lizia tersenyum kecil menanggapi itu. Peka sekali cowok ini.

"Gue bener-bener cinta sama lo, Lizia," gumamnya pelan.

Di sisi lain.

Liara, ibunya Lizia tampak gelisah. Ia sebenarnya tadi melihat Lizia bersama dengan Leovan. Ia benar-benar takut jika masalah rahasia itu membuat keduanya hancur.

Ia tidak mau.

********

Lizia dan Leovan sudah sampai di kawasan sekolah. Lantas mereka pun turun dari motornya dan ingin segera pergi ke kelas.

Namun, tangan Leovan dipegang oleh Alena. Leovan sontak kaget lalu melepaskan tangan Alena darinya. "Ngapain sih?"

"Leovan, kamu masih ingin pacaran sama dia?" tanya Alena sembari menunjuk ke arah Lizia.

"Kalau iya, kenapa?" tanya Leovan balik.

Alena mengendus kesal. "Putusin! Biar impas."

"Biar impas sama lo gitu? Lo masih gak terima gue putusin?" tanya Leovan.

"Iya."

Leovan hanya tersenyum saja menanggapi perkataan Alena itu. Sedangkan Lizia, hanya diam saja.

"Kamu itu gak cocok sama dia. Udah mah bisu, gak jelas. Perebut pacar orang lagi."

Lizia masih tampak biasa saja mendengar perkataan Alena barusan. Lain dengan Leovan, cowok itu menahan emosinya.

"Jaga ucapan lo, Alena!"

"Lah? Emang kenapa sih? Gak salah kan? Kan emang Lizia itu bisu" kata Alena lagi.

"Alena." Kini, Leovan menghadap menatap ke arah Alena. "Lo kalau masih menghina Lizia. Gue gak segan-segan bunuh lo!"

"Belain aja dia terus. Emang bener juga," ujarnya lagi.

Leovan semakin emosi. Ia lantas hendak mendorong tubuh Alena, namun terhenti saat Lizia memegang tangannya.

Lizia menggelengkan kepalanya pertanda tidak boleh. Leovan menghela napasnya untuk meredakan emosinya.

Ia kembali mengaitkan tangannya ke tangan Lizia. Lizia tersentak kaget dibuatnya.

"Ayo kita pergi darisini. Ada orang gila," katanya sembari melirik sekilas ke Alena.

Kemudian mereka pun pergi meninggalkan Alena yang menggeram kesal. Lalu menghentakkan kakinya ke tanah."Ihhh. Nyebelin banget!"

Leovan pun duduk di bangkunya diikuti oleh Lizia. "Zia," panggil Naura.

Lizia pun menoleh ke arah Naura. Lizia mengangkat salah satu alisnya. Naura yang mengerti pun berkata. "Lo gak papa 'kan? Tadi gue liat lo sama Alena dan Leovan juga."

Lizia hanya mengangguk sembari tersenyum. Naura menghela napasnya lega, lalu duduk di sampingnya Lizia.

Tak lama datang keempat temannya Leovan. Rizal pun langsung menghampiri Lizia. "Lizia. Lo berangkat bareng siapa?"

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang