Chapter 7 : Phase two

304 37 5
                                    

Author's POV ...

Dibutuhkan dua jam untuk jantung Cessie kembali berdenyut normal, sampai pandangan yang berkabut kembali jernih, gemuruh dalam telinga mereda. Entah bagaimana dia bisa kembali ke kediamannya dengan cara yang tak bisa dia ingat.

Dia memejamkan matanya berharap kabut putih itu menghilang, berharap suara gemuruh di telinganya kembali hening, hingga akhirnya dengan lambat, semua kekacauan itu mulai hilang. Cessie menatap dua pasang mata yang mengamatinya dengan khawatir.

"Apa dia sudah baikan?" Tanya Andrea kepadany Newt.

"Entahlah. Cess, apa kau sudah baikan?" Tanya Newt.

Cessie melirik kearah bocah kecil yang ada dalam pelukan Newt. Nick tertidur dengan kedua tangannya di leher Newt, memeluk pria itu dengan nyaman.

Thank you, Newt.

Cessie berusaha mengatakan pada mereka bahwa dia sudah cukup baik, tapi tenggorokannya serasa menciut saat dia semakin keras mencoba untuk berbicara.

Tak ada hal lainnya selain memposisikan dirinya dengan kedua tangan yang membantu tubuhnya untuk duduk.

"Jadi, bagaimana rasanya di fase dua?" tanya Andrea menatap Cessie. Ekspresi khawatir tersirat dalam kedua alis yang hampir bertaut.

"Buruk. Sangat buruk." Ucap Cessie masih dengan suara yang parau.

"Aku bisa melihatmu sangat buruk. Lebih buruk dari Crank fase dua lainnya." Ucap Newt.

Cessie berusaha mengingat apa yang terjadi padanya. Dia mengingat daging panggang Jonesy, dia ingat boling, dia ingat toko, dia ingat meninggalkan Nick, dia ingat pertemuannya dengan Nick dan-

"Katakan ini semua hanya mimpi." Ucap Cessie ragu dengan harapannya.

Newt dan Andrea menatap gadis itu dengan bingung. mereka tak tau sama skali apa yang Cessie bicarakan.

"Apa maksudmu Cess?" Tanya Andrea kebingungan.

"Apa kau ingin menceritakannya?" Tanya Newt dengan lembut. Pria itu menepuk pelan bahu Nick, mencoba menimang anak itu sama seperti Cessie menimangnya.

"Aku tak tau Newt. Aku tak yakin apa yang aku lihat." Jelas Cessie frustasi.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Apa para Crank menyerangmu?" Tanya Newt masih dalam kebingungan yang sama dengan Andrea.

"Aku... Nick... Dia hilang. Aku tak kan pernah meninggalkannya lagi walau hanya sesaat." Ucap Cessie.

"Bagaimana bisa aku tiba disini? Maksudku, aku hampir tak bisa melihat, telingaku bergemuruh, aku bahkan cukup lemah saat itu. Uh, aku... Aku tidak menyakiti Nick kan?" Tanya Cessie pada mereka.

"Tidak. Tenanglah Cessie, Nick baik-baik saja. Newt mengantarmu pulang waktu itu. Dia tak sengaja menemuimu sekitar lima puluh meter dari jembatan dekat pusat kota. Nick menangis sambil menarik tanganmu untuk berdiri. Kau sudah tak sadarkan diri waktu itu. Kupikir kau sudah masuk tahap tiga, tapi mustahil karena serum yang ku beri cukup untuk setahun yang berjalan." Jelas Andrea dengan lembut.

Cessie selalu nyaman dengan gadis itu. Mendengar ucapan Andrea tentang Nick, membuat hatinya hancur. Nick menyaksikanku.

"Tapi... Aku tidak menyakitinya kan?" Tanya Cessie memastikan. Dia tak ingin saat dia kambuh lalu menyerang Nick. Dia tak ingin anaknya terjangkit virus sialan itu. Cessie tau Nick Imune, dia sangat mengetahuinya disaat Nick tak memberi gejala seperti anak Crank pada usianya.

Thank to Minho for giving her Nick, walaupun pria tercintanya itu sudah memiliki kekasih lain.

Lima tahun yang merenggut kisah cintanya. Disaat dunia berusaha untuk tetap selamat, mereka malah dijadikan kelinci percobaan untuk sebuah obat yang mampu menyelamatkan dunia. Disaat anak diusianya sedang menghabiskan waktu bersama kedua orang tua mereka, teman mereka dan saudara-saudara mereka, para orang tua subject dibantai oleh organisasi yang mengatas namakan organisasi kemanusiaan.

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang