Author's POV ...
Hati Cessie terasa hancur, antara cinta, pengkhianatan dan rasa takut akan kehilangan Minho. Dia pernah mempercayai janji-janji Minho, komitmen mereka satu sama lain, namun kepercayaannya hancur dengan berita kehamilan Luna.
Cessie merasa tertekan dan ragu. Cintanya pada Minho tidak bisa disangkal, tetapi rasa sakit akibat tindakan Minho meninggalkan luka yang pahit di hatinya. Cessie mempertanyakan janji Minho, apakah dia masih bisa menerima pria itu atau tidak, yang jelas Minho hanya melakukan tindakan tersebut sebagai tugasnya.
Cessie merasa marah, kecewa, dan sedih, sulit untuk memahami bagaimana segalanya bisa merosot begitu cepat. Di dalam hatinya, Cessie tahu bahwa Minho peduli padanya, tetapi kekacauan emosi membuatnya sulit untuk membuat keputusan yang jelas. Dia takut menerima Minho lagi berarti menerima kemungkinan lebih banyak rasa sakit di masa depan. Kepercayaan telah hancur, dan perlu waktu untuk memperbaikinya, jika memang bisa diperbaiki.
Ada bagian dari Cessie yang tidak bisa menyangkal cinta yang dia rasakan pada Minho. Kenangan tentang tawa mereka, momen yang mereka bagikan, dan hubungan yang tulus yang mereka bangun bersama-sama sejak di maze, scorch, kita terakhir hingga di Crank city, menggetarkan hatinya. Dia merindukan keadaan kembali seperti sebelumnya.
"Kau... Kau mengkhianatiku." Itu saja yang keluar dari mulut Cessie diantara beribu kalimat kecewa yang dia pikirkan.
"Aku sudah mencoba untuk tidak menimbulkan situasi rumit. Aku tak bisa berbohong padamu. Aku hanya ingin kau tau itu bahwa tak ada sedikitpun kabarku yang tidak kau ketahui." Ucap Minho sendu.
"Aku tau. Aku tau ini hanya masalah tanggung jawab dari seseorang yang kebal seperti mu. Kau tahu kan? Dunia ini begitu luas, Minho. Kenapa harus dirimu? Kau adalah milikku. Kenapa semesta seakan memaksaku untuk membagi dirimu dengan orang lain? Ini tidak adil." Ucap Cessie frustasi. Wajahnya memerah, pikirannya kacau. Kepalanya sakit. Mungkin sebentar lagi dia akan kambuh.
Cessie menghempaskan tangan Minho dari pergelangan tangannya. Dia tak ingin Minho menyentuhnya saat ini. Nafasnya berat, hatinya terlanjur sakit.
"Cess, aku tidak menaru sedikitpun perasaan padanya. Aku tak punya pilihan, ini terjadi diluar kemauanku." Ucap Minho begitu sedih.
"Lalu apa? Mereka menyuruhmu untuk tetap disana menjaga wanita itu kan?" Tanya Cessie. Tepat seperti yang dia tanyakan.
"Yeah, tapi aku akan sering mengunjungimu. Uhm, Berapa lama waktu mengandung?" Tanya pria itu polos. Minho tampak bodoh menanyakan pertanyaannya itu. Sejenak Cessie menatapnya bingung dengan wajah yang mengerut.
"Kau Minho terbodoh yang pernah kutemui. Sembilan bulan." Ucap Cessie tertawa sinis.
Minho tampak menelan Salivanya mendengar kalimat bodoh keluar dari mulut Cessie.
"Kalau begitu sembilan bulan maka aku akan kembali lagi padamu." Ucap Minho.
Cessie berdiri dari tempat tidurnya, mengambil sendok di samping meja lalu melemparnya kearah Minho. Itu adalah sendok makan Nick yang sejak kemarin tidak dia cuci.
"Lebih baik kau pergi, dan jangan pernah kunjungi aku lagi." Ucap Cessie.
Minho berdiri berjalan kearah Cessie menatapnya dengan angkuh.
"Kau sinting. Aku melakukan itu semua karna kau tak ada di sisiku, bodoh. Kenapa kau tak bisa bersifat pengertian sedikit tentang perasaanku? Kau menghilang lima tahun Cessie. Lima tahun aku bersama Luna. Masih sempat-sempatnya aku berhalusinasi setiap kali aku berusaha untuk membuat wanita yang tak kucintai hamil. Aku memikirkan mu. Thomas menganggapku gila, semua menganggapku pria sinting sejak kau menghilang. Apa kau akan terus menyalahkanku tentang repopulasi sialan yang terpaksa kulakukan?" Ucap Minho berusaha menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)
FanfictionDi antara reruntuhan kota terakhir, seorang gadis menemukan dua jiwa yang terbaring tak berdaya, dengan sedikit detak nadi yang masih terasa. sebelum pasukan Wicked membersihkan kota dari para Cranks, gadis itu memutuskan membawa dua tubuh tak berda...