Author's POV ...
Minho mendapati dirinya tertidur tepat di bawah kaki Thomas di kamar Thomas dan Brenda. Waktu itu Brenda dan Thomas sedang terlelap dan Minho datang merebahkan tubuhnya terlentang di bawah kaki Thomas dan Brenda.
Saat pagi tiba, Thomas terkejut mendapati Minho dengan kedua kaki yang menyentuh lantai dan posisi tubuh yang terlentang diatas tempat tidur yang empuk.
Thomas membangunkan Brenda membuat mereka berdua menatap Minho yang terlelap dengan kebingungan dan kaget.
"Kau lihat dia kesini semalam?" Tanya Brenda sedikit berbisik.
"Tidak. Bukannya kemarin dia ke kamar Luna?" Tanya Thomas balik kebingungan.
Brenda menaikan alisnya sembali memajukan bibirnya membentuk kerucut.
"Mungkin sedikit masalah lagi dengan Luna." Bisik Brenda.
"Aku selalu mendukung adikku. Jadi kemungkinan aku mendukung Minho juga." Ucap Thomas sedikit tersenyum.
"Aku bisa mendengar kalian." Tiba-tiba suara itu berhasil membuat Thomas dan Brenda terdiam.
"M-minho?" Panggil Thomas shock terbata-bata.
"Kau.. kupikir kau masih tidur." Sambung Thomas. Brenda tertawa menyaksikan kekasihnya segugup itu.
Minho langsung memposisikan dirinya untuk duduk menatap mereka berdua.
"Awalnya tertidur. Tapi, bung. Suara mu mengganggu tidurku." Ucapnya tertawa kecil.
Brenda menatap Minho dengan tatapan curiga. Sesuatu mungkin telah dia pikirkan terjadi pada Minho.
"Hey, sobat. Kau tak kehilangan akal kan?" Tnya Brenda bercanda tapi terdengar serius.
Minho sempat terdiam sejenak lalu menepuk paha Thomas yang menatapnya dengan gugup.
"Mungkin saja." Ucap Minho.
"Sialan. Jangan bercanda bodoh. Kami mengkhawatirkanmu." Sambung Brenda.
"Kau lebih baik mengatakan itu pada kekasihmu. Aku mengkhawatirkan kekasihmu dicuci otak oleh wanita jalang yang memimpin organisasi menjijikkan ini." Ucap Minho pada Brenda sambil menyisir rambutnya dengan tangannya sendiri.
"Yah, setidaknya kau juga bergantung padanya kan selama lima tahun terakhir?" balas Brenda tersenyum penuh kemenangan.
"Apalagi mereka mengambil cairan DNAmu. Kau baru saja menyelamatkan dia nyawa dan itu sangat mengesankan." Thomas menambahkan kalimat itu. Minho tampak menghembuskan nafasnya kasar tersenyum sinis.
"Aku tak peduli lagi dengan hal itu." Ucapnya langsung berdiri membiarkan Thomas dan Brenda kebingungan.
"Mau kemana?" Tanya Thomas pada Minho.
"Kau mau aku tidur bertig dengan kalian?" Ucap Minho menusuk membuat Thomas terdiam.
"Aku pergi dulu, shank." Ucapnya tersenyum dengan ekspresi yang tersembunyi meninggalkan kedua sahabatnya terpaku menatap kepergiannya.
Tak sengaja, Minho melihat Luna yang keluar dengan beberapa pengawal. Mungkin dia akan mengadakan pertemuan diluar dengan Carol. Tapi Minho tak ambil pusing. Itu ide yang bagus karena dia akhirnya bisa tidur di kasur empuknya tanpa wanita itu.
Disisi lain, cahaya mentari sedikit menyinari wajah Cessie yang terlelap. Wanita itu terbangun seperti biasanya, menjalani aktivitas yang rutin dia lakukan. Mereka bersiap-siap menunggu malam tiba untuk suatu momen yang menjadi jalan kesambungan hidup mereka.
Saat malam itu tiba, suasana yang gelap dan hening merayakan kedamaian di dalam rumah tua di tengah kekacauan cranks city. Cessie terlelap di tempat tidurnya dengan Nick yang tidur pulas di sampingnya. Kedamaian di malam itu seolah memberi mereka sedikit ketenangan, tetapi tidak dalam waktu yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)
FanfictionDi antara reruntuhan kota terakhir, seorang gadis menemukan dua jiwa yang terbaring tak berdaya, dengan sedikit detak nadi yang masih terasa. sebelum pasukan Wicked membersihkan kota dari para Cranks, gadis itu memutuskan membawa dua tubuh tak berda...