Author's POV ...
Hari yang sama seperti hari-hari normal pada umumnya. Tak ada hal yang spesial di kota terbuang seperti Crank city. Hal yang tak biasa hanyalah keberadaan boling dan Pub di kota seperti ini.
"Aku harus keluar sebentar cess." Ucap seorang gadis berambut hitam panjang.
Cessie mengangguk sambil memegang pinggangnya lalu berjalan kearah seseorang yang tampak duduk di kursi kayu, sambil memakan roti yang digenggamnya.
"Bisakah aku ikut denganmu, aunty?" Ucapnya dengan penyebutan layakannya anak usia empat tahun pada umumnya.
Andrea menghampiri anak itu, mencium pipinya.
"Boleh, tapi tidak sekarang nick. Aunty perlu melakukan percobaan dengan laboratorium. Nick mau apa? Nnti aunty bawakan khusus untuk Nick. Bagaimana?" Bujuk Andrea. Nick tampak memikirkan sesuatu.
"Kedengarannya hebat. Aku mau roti saja, biar Nick tak merepotkan aunty." Ucap anak itu sambil tersenyum. Andrea segera berpamitan dan berjalan keluar meninggalkan Cessie dan Nick.
Cessie menatap Nick dengan lama sebelum akhirnya Nick menyadari tatapan Cessie.
"Apa yang kau lakukan mom?" Pertanyaan yang berhasil membuyarkan lamunan Cessie.
Entah apa yang dia pikirkan, setiap kali menatap wajah anaknya, mengingatkan dirinya terhadap seseorang. Mata yang tampak seperti Cessie, tapi ketika anak itu tertawa, tampangnya tak jauh berbeda dengan seseorang yang masih dia pikirkan.
Cessie selalu berusaha untuk tidak mengingat ayah dari anak itu. Kadang, Newt sering menata rambut Nick dengan style yang sama dengan ayahnya, membuat Cessie frustasi dan terus memperingatkan Newt untuk tidak menata rambut Nick lagi.
Cessie hanya membiarkan rambut anak itu tergerai begitu saja, hanya dengan tata-an seadanya agar tak semakin mirip dengan ayahnya.
"Tidak, mommy hanya menatapmu kagum." Ucap Cessie lembut lalu segera mencium anak itu.
"Kenapa kagum, mom? Aku adalah anak mommy, dan wajar jika aku mengagumkan." Ucap anak itu dengan polosnya sambil mengunyah potongan terakhir dari roti yang dia makan.
"Bagaimana kalau kita berjalan sejenak? Apa kau mau?" Ajak Cessie bersemangat. Anak itu tampak menatap Cessie dengan kagum lalu merubah ekspresinya dengan ekspresi ragu.
"Tapi, bagaimana jika ada Crank yang mengamuk? Aku belum pernah melihatnya mom, tapi menurut cerita uncle pirang, mereka sangat mematikan." Jelas anak itu. Cessie tampak kaget mendengar perkataannya. Tawa kecil keluar dari mulut Cessie.
"It's okay, honey. Kau bersama mommy. Kau akan baik-baik saja, okay? Mom tidak akan membiarkanmu dan akan mencarimu di mana pun kau berada." Seketika ucapannya sendiri membuatnya kembali kebeberapa tahun yang silam.
Di mana masa pembanishan, dan Minho berada disana mencoba menenangkan dan berjanji untuk mencarinya di manapun dirinya berada.
Sungguh tersiksa hidup dalam bayang-bayang seseorang. Empat tahun Cessie terpuruk setiap kali menatap tampang anaknya yang selalu mengingatkannya pada Minho.
"Maka kurasa itu ide yang bagus. Aku akan memanggil mu aunty jika berada diluar. Janji kau akan melindungi ku dari Crank kan mom?" Ucapnya polos. Cessie mengangguk dan mencium pipi Nick dengan penuh kelembutan.
"I promise."
Cessie segera mengambil jacket kecil berwarna hitam dengan tudung berbulu yang dia pakaikan pada Nick.
"Kemari, Newt." Ucap Cessie. Seakan dia mengetahui ada yang salah, Nick menghampiri Cessie mengerucutkan bibirnya.
"Mom, it's Nick. Not Newt. Why you always doing this?" Gerutu Nick. Cessie tertawa.
Nama mereka hampir sama. Empat huruf dengan awalan yang sama dan penyebutan terakhir diakhiri dengan huruf mati. Nama Nick juga di ambil dari salah satu ilmuwan terkenal dan terhebat sepanjang sejara. Nicholas Tesla.
"Im sorry honey. Aku tak kan mengulanginya lagi. Ayo. Kita akan ke toko Jonesy untuk makan daging panggang." Ajak Cessie bersemangat.
Jonesy adalah salah satu teman Crank Newt. Jonesy selalu menganggap Newt sebagai yang mulia ditempat ini karena berita yang sudah beredar. Berita tentang subject A0 dan A5 yang bertarung nyawa demi sebuah obat untuk kesembuhan dari virus ini.
Cessie menggendong Nick melewati jembatan, melewati taman bermain untuk anak-anak Crank lalu tiba di pusat kota Crank.
Terdapat banyak orang ditempat ini, sebagian terlihat sedang berjualan, sebagian terlihat mencari-cari peralatan dan makanan untuk dimakan.
Cessie memasuki sebuah toko roti dengan model bangunan kuno. Bell berbunyi saat mereka masuk dan seorang pria bertubuh besar dengan tato di tangan dan kaki serta sebagian wajahnya langsung menyapa dengan ramah.
"Yang mulia Cessie." Ucapnya membuka lebar tangannya. Cessie tersenyum melihat pria itu.
"Tebak, aku datang bersama siapa." Ucap Cessie.
"Nick? Tumben kau datang bersama auntymu? Dimana Andrea?" Tanya pria itu.
Cessie berjalan duduk disebuah kursi kosong bersama Nick.
"Dia punya urusan lain hari ini. Jadi Nick ikut bersamaku." Ucap Cessie membuka tudung kepala Nick.
"Newt juga?" Tanya pria itu. Cessie mengangguk.
"Seperti biasa, Jonesy. Aku dan Nick kesini untuk memesan daging panggang spesial." Ucap Cessie penuh semangat.
Nick menepuk tangannya sendiri lalu berdiri menghampiri Cessie dan mencium pipinya.
"Thank you, mommy." Bisik Nick berusaha untuk tidak menyebut kata mommy.
Cessie tersenyum lalu mencubit pipinya pelan. Pria yang tadinya menyambut mereka kemudian membawakan makanan ke meja Cessie dan Nick.
"Thank you, Jonesy." Ucap Cessie.
"Thanks, uncle." Sambung Nick berdiri lalu memeluk Jonesy. Pria itu tampak sendu melihat Nick.
"Katakan pada Andrea, aku menyukai anaknya." Balas Jonesy lalu pergi menuju barnya. Ada perasaan yang tak rela jika orang-orang menyebut Nick sebagai anak Andrea. Tapi apa boleh buat? Itu semua ide gila Cessie untuk menyembunyikan Nick yang terlahir sebagai Pure imune.
Cessie dan Nick terlihat menyantap makanan itu dengan nikmat. Sesekali Nick menyuapi Cessie, memastikan ibunya yang dia cintai mendapat makanan yang pas.
"I love you, mommy. Terima kasih sudah mengajakku makan daging panggang." Ucap Nick mencium pipi Cessie sembari dia selesai membisikkan kata 'mommy'.
Mereka pulang berpamitan kepada Jonesy dengan sebungkus kertas yang berisikan daging panggang yang Jonesy beri untuk Nick. Sebelum benar-benar pulang, Cessie berencana untuk singgah ditempat boling sekedar melihat keberadaan Newt.
Mungkin Nick akan suka jika Cessie membawanya ke tempat boling untuk menyaksikan Newt bermain boling dengan beberapa Crank yang masih cukup waras untuk bermain boling. Pikir Cessie dalam hatinya.
Cessie berjalan menggendong Nick di tengah jalan yang tidak terlalu panas. Matahari tak bersinar secerah dulu. Dunia semakin hancur selama lima tahun berjalan ini.
First of all, i want to apologize karena kemaren adalah jadwal update yang sudah saya janjikan. Berhubungan dengan adanya kesibukan mendadak jadi belum sempat buka WP buat update.
Thankyou guys for kalian yang masih nanya kabar cerita ini di DM.
Kalian memang support banget di hari-hari beratku.♥️Terima kasih masih stay dicerita ini. Semoga kalian suka. Mohon maaf apabila ada kata tidak baku yang terselip dikalimat baku, ataupun sebaliknya. Jika berkenan, bantu correct typo ya.
Tell me anything about your feeling when you read this chapter.
Comment if you like it. (✿ ♡‿♡)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)
FanfictionDi antara reruntuhan kota terakhir, seorang gadis menemukan dua jiwa yang terbaring tak berdaya, dengan sedikit detak nadi yang masih terasa. sebelum pasukan Wicked membersihkan kota dari para Cranks, gadis itu memutuskan membawa dua tubuh tak berda...