Chapter 42 : The fight

287 31 1
                                    

Trigger warning untuk cerita ini: Kekerasan fisik, emosi yang intens, dan situasi konflik interpersonal yang intens.

Cerita ini mengandung banyak elemen kekerasan fisik, emosi yang intens, dan konflik interpersonal yang kuat, yang mungkin bisa memicu reaksi emosional atau ketidaknyamanan pada beberapa pembaca. Harap berhati-hati ketika membaca atau mempertimbangkan apakah cerita ini sesuai dengan preferensi Anda.

Seluruh yang ada di pesawat terdiam. Agak canggung, namun mereka tau hal itu sudah biasa terjadi pada Minho dan Luna. Kalo ini berbeda, bahkan Brenda bisa merasakan sesuatu yang menyakitkan jika dia berada diposisi Cessie.

Minho terdiam, tubuhnya membeku seketika dengan hal yang barusan dia dengar. Cessie tersenyum sinis, membuat Aris dan Fry cukup takut menatap tatapan wanita itu.

"Mau ku ceritakan sedikit?" Tanya Cessie menggoda Minho. Aris masih berlutut disamping Cessie, mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pengobatan di dahi Cessie namun masih tidak beranjak dari sana.

"Kau tau bagaimana posisiku? Tubuhku terikat. Tangan dan kakiku tak bisa bergerak, begitu juga dengan mulutku. Aku tak bisa menjerit kesakitan ketika tangan dan kakiku mulai kesemutan, dan kau datang. Aku menyaksikanmu, setiap gerak gerik yang kau tunjukan tak sedikitpun aku berpaling." Cessie tertawa sinis membuat Jorge di kursi pilot tertegun dengan emosi yang Cessie tunjukan.

"Sial. Sial. Sial!!" Seru Cessie penuh emosi.

"Sialnya aku menyaksikan kalian. Yh Tuhan, sangat sial aku hari ini. Kau tau, Minho? Benar yang pacar barumu katakan. Aku adalah wanita terbodoh yang pernah ada di dunia." Teriak Cessie saat dia berdiri memposisikan dirinya dengan tangguh di hadapan Minho.

Brenda memberi Fry isyarat untuk segera menarik Cessie jika dia mulai tak karuan.
Minho mencoba menyentuh Cessie, namun gadis itu menghempaskan tangannya dengan kuat.

"Aku sibuk membesarkan anak 'KITA' sedangkan kau.. apa yang kau lakukan pastinya sudah biasa bagi teman-teman mu 'INI' " Jelas Cessie menekankan kata-kata diatas.

"Sudahlah. Jangan berharap kau akan mendapatkan hatiku lagi. Selama ini aku sudah terlalu lemah di matamu. Aku tak ingin kalian menyelamatkan nyawaku. Jika aku boleh egois, aku rela meninggalkan kalian semua, asal kalian tidak mengganggu hidupku dan anakku. Sudah cukup semuanya. Dan kau. Minho fucking Park! Apa kau ingin nama akhirmu?. Aku ingat itu sejak kita masih berpacaran delapan tahun yang lalu. Kau bilang padaku bahwa kau akan selalu ada untukku, sekalipun dunia ini sedang dalam kekacauan yang besar, kau tak kan meninggalkanku demi wanita lain. Dan jika kita memiliki anak, kau akan memberinya nama dengan akhiran namamu. Aku bersyukur tidak memberinya nama itu. Lakukanlah apa yang akan kau lakukan, menikahi Luna sialan juga tak masalah. Persetan dengan kalian. Persetan dengan Wicked. Aku tak peduli lagi semua ini. Dan jika kau menemuiku dengan pria lain, jangan sekalipun kau mengganggu pria itu. Kau paham?" Cessie menatap mata milik Minho tanpa rasa takut.

Cessie tau, semua yang dia katakan di atas tidaklah benar. Hatinya masih terikat pada Minho. Menatap pria itu dengan sorot mata yang terluka membuat Cessie merasa menang. Dia tau, Minho tersakiti oleh kata-katanya.

"Bisakah kau-" ucap Minho terpotong.

"Apa? Tidak memberitahu mereka? Oh ayolah, pria nakal. Aku yakin teman-temanmu sudah tau bagaimana hubunganmu dan Luna. Atau mungkin kalian berdua sudah pernah berhubungan di hadapan teman-teman m-" sayang skali ucapan Cessie tak berakhir dengan bagus. Minho langsung menarik Cessie, membalikan tubuhnya hingga tubuh Cessie menghantam dinding pesawat, membuat Jorge kehilangan sedikit kendali hingga pesawat itu tergoyang dengan hebat.

"Sialan!" Gerutu Jorge tak percaya.

Frypan langsung berlari menahan Minho, memastikan dia tak berlaku kasar pada Cessie.

"You fuckin' shank! Jangan berani-beraninya kau membentakku di depan semua. Jangan berani-beraninya kau menjual diriku dan semua yang ku lakukan dengan Luna di depan teman-temanku. Apapun yang ku lakukan, aku berusaha untuk menjagamu dan anakku tetap aman. Apa kau tak di ajarkan untuk berlaku sopan dengan privasi? Apa kau bodoh? Atau otak kecilmu sudah mulai rusak sejak flare menyerangmu?" Ucap Minho kasar didepan Cessie.

Wajah pria itu memerah, sedangkan Cessie? Matanya memang membendung air mata, namun mulutnya tersenyum sinis menatap pria itu. Cessie berubah. Dia tak lagi patuh melainkan melawan Minho dengan sikapnya yang bisa membuat pria itu gila.

"Apa kau lupa, Minho? Orang tua kita dibunuh mereka. Wicked membunuh semua orang tua subject. Itulah kenapa aku tak diajarkan untuk tidak menjual privasimu." Ucap Cessie.

"Lepaskan aku. Aku tak ingin kekasihmu marah kau menyentuhku." Cessie mengatakan itu dengan tatapan kosong yang terpusat pada Minho.

Minho menggertakkan rahangnya, saat Cessie tak berhenti menyebut dirinya kekasih Luna.

"Bisakah kau berhenti menyebutnya kekasihku. Kau adalah kekasihku, sialan!" Teriaknya di depan Cessie. Semua yang berada di pesawat itu merasa sangat canggung dan panik. Mereka tidak pernah menyaksikan Minho dan Cessie seemosional ini.

"Oh yah? Sayang Skali aku bukan lagi kekasihmu sejak aku menyaksikan kau dan gadis itu menyatuh dengan sempurna." Lagi-lagi. Kalimat itu terdengar sangat mengejek Minho. Minho tak bisa menahan emosinya. Dia segera melayangkan tinjunya di samping kepala Cessie dengan tangan Minho yang menghantam dinding baja pesawat itu, membuat Jorge kesulitan mengendalikan pesawatnya.

Cessie meninju wajah Minho balik, membuat pria itu melepaskan tangannya dari cessie.

"Jangan berpikir kau bisa mengontrol ku. Aku tak peduli lagi denganmu, bodoh. Aku lebih memilih anakku daripada kau. Enyahlah!" Ucap cessie langsung melayangkan tinjunya ke perut Minho. Sayang Skali Minho berhasil menahan pukulan itu.

Fry panik, dia mulai melepaskan mereka berdua namun Cessie tampak seperti orang lain. Dia terus menyerang Minho, mencakar tangan Minho dan sesekali menendang Minho tanpa sadar bahwa Minho tak merasa sakit di hantam oleh Cessie.

Minho tak melakukan perlawanan, membiarkan gadis itu menyerangnya secara bertubi-tubi. Dia tau Cessie cemburu dan ingin membalas dendam, dia bahkan bisa memukul Cessie dengan satu pukulan yang bisa membuatnya pingsan di tempat, namun tidak dia lakukan.

Cessie menarik Minho hingga pria itu terjatuh, lalu dengan posisi cessie di atas pria itu, dia memukul dada Minho sekuat tenaga. Minho hanya menatapnya dengan tatapan santai yang membuat Cessie semakin ingin membunuh Minho.

Ada rasa kecewa saat Cessie tau dirinya tak kan pernah membuat pria itu sakit secara fisik. Dia tak bisa melukai Minho, karena luka adalah identitas Minho di maze.

Minho membiarkan Cessie melampiaskan semua kekecewaannya walaupun tangan Minho sudah merah dan terdapat goresan besar yang membuat tangan Minho berdarah.

Brenda langsung melompat ke arah mereka berdua untuk segera menghentikan perkelahian itu, mengingat Nick sudah sadarkan diri dan sedang menyaksikan Cessie bertingkah gila di atas tubuh Minho.

"Cukup! Brengsek. Sialan, Cessie. Kau sangat agresif. Anakmu memperhatikan mu sejak tadi." Ucap Brenda.

Cessie sempat berpaling sejenak menatap Nick yang sudah memeluk Gally seakan-akan dia takut melihat ibunya. Cessie kemudian menatap Minho yang tersenyum sinis di bawahnya lalu berdiri menuju ke arah Nick.

Saat tangan Cessie mulai terulur untuk menggendong Nick, anak itu tidak membalasnya. Dia tetap memeluk Gally dan menatap Cessie dengan canggung. Semua bingung melihat anak itu.

"Mom, kau baru saja memukul paman. Kau harus meminta maaf padanya." Ucap Nick dengan polosnya membuat Jorge tertawa kecil dari kursi pilotnya.

"Wait, what?"

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang