Author's POV ...
Secerca cahaya masuk ke dalam tempat dimana cessie terbaring lelap dalam tidurnya. Cahaya hangat menyentuh kelopak matanya dengan hangat membuat wanita itu terbangun. Cessie menggosok kedua matanya, seperti sedang Dejavu dengan kejadian saat Newt membangunkannya beberapa saat yang lalu.
Cessie menengok kesampingnya, tak ada Brenda. Mungkin wanita itu sudah bangun. Dari cahaya yang masuk, sepertinya ini sudah siang. Akhirnya Cessie teringat Nick. Anak itu tidak bersamanya sejak mereka datang, cessi bergegas keluar ruang tamu, tidak ada siapapun disana.
Cessie berteriak memanggil Newt dan Andrea, tapi tak ada balasan. Mungkin di ruang laboratorium. Ucapnya masih berpikir positif. Benar saja, saat tiba di sana, Cessie mendapati Nick dalam pelukan Jorge.
"Selamat pagi tuan putri." Ucap Gally tersenyum sambil meneguk segelas air mineral.
"Pagi? Ini sudah siang, Gally." Bala Fraypan. Mereka tertawa mendengar Gally dan Frypan. Jelas saja, mereka sudah banyak berbicara hari ini.
"Cessie selalu seperti itu." Kata Newt tertawa disamping Thomas.
"Yah, tak jauh berbeda saat di glade. Aku bahkan sering menyelipkan sarapan pagi bersama makan siangnya setiap kali memasak." Ucap Frypan. Percakapan mereka membuat Cessie teringat dengan glade, dan..Chuck.
"Mommy, aku bersama Paman Jorge sejak malam. Aku tidur bersamanya." Ucap anak itu dengan penyebutan yang masih terbata-bata.
Cessie tersenyum tulus mengelus dadanya yang hampir copot, mengingat pembicaraan antaranya dan Brenda tentang usaha Carol.
Brenda tampak mendekati Thomas saat dia datang lalu mencium pipi Thomas dengan lembut. Gally dan Fry mulai menggoda Thomas, membuat suasana semakin hangat.
Beberapa saat kemudian, pintu dari arah depan terdengar terbuka dengan pelan, kalau terdengar suara pintu yang ditutup. Mereka semua sempat terdiam sejenak. Kurang lebih 5 detik hingga akhirnya seseorang muncul di depan pintu laboratorium.
Perasaan Cessie berubah. Sepertinya dia merasa sangat legah saat wajah seseorang yang terus dia pertanyakan keberadaannya, sekarang muncul di hadapannya. Itu Minho. Sayang sekali wajahnya terlihat sangat murung. Matanya agak sayu. Mungkin dia tidak bisa tidur semalam.
"Yo bro. Finally kau datang." Ucap Gally.
Tanpa membalas perkataan dari Gally, Minho menghamburkan dirinya pada Cessie. Pria itu memeluk Cessie dengan erat. Dia tak peduli teman-temannya menatap sikapnya yang manja saat bersama Cessie.
Seulas senyum terukir di wajahnya saat kepalanya terbenam di antara bahu dan leher Cessie. Cessie bisa mencium aroma embun dari tubuh Minho saat rambut pria itu menyapu pipinya.
Ya Tuhan. Sangat nyaman berada dipelukan nya. Ucap Cessie dalam hati.
"Aku merindukanmu." Ucap Minho diluar dugaan. Jorge tersontak dengan pria yang dia anggap gila. Minho selalu tampak seperti seorang pembunuh menurut Jorge, sekarang dia berdiri didepan semua orang, memeluk seorang wanita sambil mengungkapkan perasaan rindunya pada Cessie.
Cessie menatap teman-temannya malu dengan tingkah Minho, tapi apa boleh buat, tangannya mulai terangkat dan menyapu dengan telapak tangannya dibagian punggung Minho.
"Iya, iya. Aku merindukanmu juga. Tapi.. hey. Mereka menatap kita." Ucap Cessie sedikit berbisik saat dia menatap mata Nick yang terbuka lebar seakan dia kaget seseorang memeluk ibunya dengan intens.
Newt segera mengambil Nick dari pelukan Jorge yang masih belum menyadari bahwa Nick terlihat kaget.
Newt membalikan posisi Nick menghadap kearahnya agar Nick tak melihat ayah dan ibunya yang sedang melepas rindu secara singkat.
Minho menarik nafasnya panjang saat menyadari mereka lalu tersenyum ke arah Jorge.
"Bagus nak. Kau adalah seekor harimau, tapi Cessie berhasil membuatmu tampak seperti seekor kucing." Ucap Jorge.
Mereka tertawa. Minho segera melepas tangannya dari bahu Cessie lalu berjalan ke arah Newt dan Nick.
"Pagi yang membosankan." Ucap Minho sambil menguap. Pria itu terlihat natural seperti manusia biasa pada umumnya. Jorge tertawa kecil.
"Carol?" Tanya Thomas. Minho tampak berpikir sejenak lalu menatap Cessie sebelum akhirnya dia memutuskan untuk berbicara.
"Luna." Ucap Minho tanpa melakukan kontak mata pada siapapun. Dia terlihat sibuk dengan apel merah di tangannya yang baru saja dia keluarkan dari kantong celananya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Gally tak tahan. Brenda sempat menatap Gally dengan tatapan ingin membunuhnya, mengingat Cessie berdiri menyimak mereka tanpa memperlihatkan bahwa dirinya sedang menguping.
Minho mengulurkan apel itu pada Nick, membuat anak itu tersenyum bahagia melihat apel yang sangat merah dan tampak nikmat. Maklum, tidak ada apel segar di tempat ini. semua yang tersedia hanya daging hewan mati yang dipanggang.
"Dia melarangku untuk bertugas. Dia bilang mungkin mencoba sekali lagi tak masalah. Tapi bung. Dia baru saja kehilangan anaknya dan memintaku untuk.. berbuat lagi. Astaga. Sungguh ini ujian yang paling gila. Sialan. Aku bilang padanya akan ikut dengan kalian untuk memeriksa di bagian barat, siapa tau ada anak yang mungkin kebal walaupun itu sangat mustahi setelah empat tahun lebih kita mencari." Jelas Minho diakhiri dengan nafas kasar yang dia buang.
Cessie berkedip mendengar beberapa kalimat pertama yang Minho ucapkan. Dasar pelacur. Bisa-bisanya dia meminta Minho untuk menghamilinya lagi. Ucap Cessie dalam hati.
"Dia yakin kau akan pulang membawa masalah yang lebih banyak. Itu sebabnya dia melarangmu untuk keluar." Jelas Jorge.
"Mungkin Luna akan lebih baik dengan ku. Jika saja kau memberinya untukku" ucap Gally bercanda. Fry segera memukul botol plastik di kepala Gally membuat Nick tertawa dengan renyah.
"Baiklah kalau begitu. Mungkin kita harus memulai sekarang. Mumpung sang bintang telah tiba." Ucap Andrea setelah sekian lama diam menyimak mereka.
Semua bergegas, terutama Minho. Newt tampak keluar bersama Nick, mungkin itu sudah dikatakan Andrea untuk tidak membiarkan Nick di laboratorium menyaksikan proses pengambilan cairan DNA.
Beberapa orang keluar, menyisahkan Jorge, Andrea, Thomas dan Minho. Beberapa hal harus sangat steril agar tidak terjadi kesalahan.
"Kau siap?" Tanya Andrea setelah beberapa jarum suntik menyerupai selang menembus beberapa titik nadi di tubuhnya.
"Always." Ucap Minho singkat. Perlahan namun pasti, dengan cairan bius, pria itu tak sadarkan diri.
Disisi lain, Cessie menyaksikan Gally dan Fry bermain bersama Nick. Mereka mengajari Nick beberapa bahasa yang sering gladers ucapkan, seperti shuck face, shank, dan beberapa kata yang sering Cessie dengar waktu dia berada di glade.
Newt menghampiri Cessie, menyodorkan segelas kopi dengan roti dipiring untuk Cessie.
"Makanlah. Kau kelihatan sangat buruk." Ucap Newt dengan lembut. Cessie tertawa mengambil tawaran pria itu.
"Jangan pura-pura lupa, Newt. Aku tetap akan menggunting rambutmu." Sambung Cessie. Dia tau, Newt selalu ingin rambut panjang, tapi Cessie selalu memotongnya ideal tanpa mengurangi paras tampan milik Newt. Newt tertawa geli dengan ancaman Cessie yang cukup menggelikan.
"Yah, sejak kapan aku menghindar?" Kata Newt.
Newt sadar, Cessie memikirkan tentang gadis bernama Luna. Dia selalu tau lewat Andrea. Lagian, pembicaraan tadi cukup sensitif untuk Cessie. Mungkin Minho harus lebih berhati-hati dalam pembicaraan tentang gadis itu. Mengingat Cessie ada diruangan yang sama dengan pembicaraan yang mungkin secara tak sengaja menggores batin Cessie.
ANYTHING ABOUT THIS CHAPTER...
COMMENT BELOW.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)
FanfictionDi antara reruntuhan kota terakhir, seorang gadis menemukan dua jiwa yang terbaring tak berdaya, dengan sedikit detak nadi yang masih terasa. sebelum pasukan Wicked membersihkan kota dari para Cranks, gadis itu memutuskan membawa dua tubuh tak berda...