Chapter 8 : His lie

346 39 5
                                    

Author's POV ...

Udara sangatlah dingin, cahaya bulan jatuh menyinari kulit mereka. Rasanya ingin segera menghilang dari tempat ini. Awalnya creator menghapus semua kenangan dan ingatan, sekarang saat Minho masih mengingat semuanya, seakan dirinya ingin kembali kepada para creator dan memohon agar mereka segera menghapus semua ingatannya.

Menyesal terlahir dalam apocalypse dunia yang buruk, yang membawanya bertemu dengan seorang gadis lugu, yang tanpa disadari adalah dalang dibalik tembok raksasa yang mengurung para gladers selama tiga tahun. Scorch sialan!

Kematian sudah menjadi hal yang biasa disini. Mencintai seseorang dan menyaksikan dia mati dihadapannya sudah bukan hal yang biasa lagi. Masing-masing menyelamatkan diri mereka. Bertahan hidup adalah segalanya.

Disisi lain, sekelompok orang terlihat menunggu. Diluar tembok mereka menunggu didekat pesawat. Butuh tiga puluh menit hingga akhirnya orang yang ditunggu keluar dari pintu Crank city.

Minho berjalan dengan tudung kepalanya diikuti seorang gadis dibelakangnya. Seperti biasa, mereka tampak tak akrab sama sekali.

"Ada apa dengan wajahmu nak?" Tanya Jorge saat Luna sudah berada didekatnya.

"Tidak ada yang menarik disana. Mungkin kalian perlu menanyakan pada teman kalian itu, siapa Cessie." Ucap Luna menuju kedalam pesawat.

Seketika semua terdiam menatap Minho. Luna tak tau banyak tentang Cessie. Bahkan mendengar namanya pun tak pernah. Berjalan lima tahun mereka bekerja sama, Luna tak pernah mendengar nama itu, tapi gadis itu yakin, nama Cessie terukir di batu besar yang penuh dengan nama-nama orang yang gugur.

"Aku ingat nama itu, saat aku dan creator sialan lainnya tiba di safe Haven saat mereka merusak tempat kalian. Aku ingat tulisan dengan nama Cessie yang di highlight di batu. Siapa dia sebenarnya? Kalian tak pernah menceritakan wanita itu padaku. Kita setim sekarang. Minho, kau bekerja sama denganku, aku juga terpaksa melakukan semua ini. Kau pikir aku mau di jadikan pelacur untukmu? Ah sialan. Lama-lama aku bisa gila seperti ini. Kenapa kau tak menghamiliku saja dan misi kita selesai. Aku tak ingin berlama-lama denganmu. Kau membuatku jatuh cinta padamu yang memungkinkan diriku semakin berat jika harus memberi Wicked darah dagingku." Ucap Luna lalu meneguk satu botol air mineral yang dia ambil dari ransel milik Minho di pesawat.

Brenda menghampiri gadis itu menenangkannya. Mereka akhirnya terkumpul di pesawat. Minho berdiri disamping Luna memperhatikan gadis itu.

Minho sadar, dirinya cukup kejam memperlakukan Luna. Kejam dalam artian tak memperlakukan Luna dengan baik. Bukan berarti Minho adalah pria yang jahat, dia hanya tak bisa memperlakukan orang berbalikan dengan perasaannya.

Semenjak kematian Cessie di kota terakhir Denver, pria itu tak ingin membohongi perasaannya. Dia mencintai Cessie sejak sebelum mereka dikirim ke maze, tapi saat pertemuanya dengan Cessie yang tak memiliki sepenggal ingatan tentang dirinya, membuat Minho harus berbohong memperlakukan Cessie seakan dia tak menyukainya. Minho hanya ingin menyelamatkan Cessie dari misi yang Wicked beri padanya.

Minho tak memiliki banyak waktu hingga akhirnya Cessie mengatakan pada minho bahwa dia terinfeksi. Hal itu membuat Minho harus menghukum dirinya sendiri.

"Kenapa kalian diam saja? Siapa Cessie?" Bentak Luna. Dia butuh penjelasan dari partner kerjanya.

Thomas tak tau harus berkata apa, dia tak tau jika benar yang dikatakan Luna. Mungkin aku harus menanyakan hal itu pada Minho.

"Sialan kalian. Gadis itu bahkan seorang ibu dari anak yang mirip dengan Minho." Ucap Luna memperhatikan wajah mereka.

George yang sudah duduk di kursi pilot tertegun mendengar ucapan Luna. begitu juga dengan lainnya.

"Bisakah kau diam dan duduk tenang? Aku capek. Aku capek harus mengikuti semua yang dikatakan creator. Kau pikir aku juga mau memperlakukanmu sebagai pelacurku? Mereka memaksaku untuk melakukan itu pada wanita yang tak kucintai. Ada apa denganmu, Luna? Jangan terus-terus menyalahkanku Jika aku tak melakukannya dengan baik. Oh astaga, aku malas beradu argumen dengan siapapun sekarang, tapi kau benar-benar mengganggu hidupku sejak awal." Ucap Minho yang sudah duduk di tempat duduknya.

Luna menghampiri pria itu, berdiri disampingnya dengan wajah yang memerah. Brenda mulai panik, begitu juga dengan Thomas. Jorge terlihat memikirkan sesuatu.

"Oh, kau bilang apa tadi? Kau pikir kau mau menjadikanku pelacurmu? Tentu saja iya!. Kau bahkan melakukannya tadi malam. Jangan mengelak, Minho. Kau selalu mencariku disaat kau butuh." Ucap Luna dengan kasar.

Semua tampak kaget. Minho bahkan tak pernah membahas masalah mereka dihadapan semua teman-temannya. Minho sudah tak bisa menahan emosinya, tapi pria itu sudah cukup pintar mengendalikan amarahnya. Semua dia lakukan karena Cessie.

Tak ada sedikitpun rasa sukanya kepada Luna. Creator memberi mereka jadwal untuk melakukannya berharap Luna akan segera hamil. Berjalan lima tahun, Luna tak kunjung hamil. Para medis telah memastikan bahwa Luna cukup subur untuk mengandung, bahkan Minho cukup atletis dan memiliki banyak bibit unggul yang bisa membantu Luna. Ucapan medis membuatnya ingin tertawa saat mereka menyebut Minho cukup kuat.

"Duduklah, Luna. Creator membiarkan kita berdua tidur sekamar saat itu dan itupun terjadi karena aku mabuk. Salahkan Thomas dan Jorge memaksaku untuk mabuk bersama mereka." Ucap Minho dengan suara yang lembut tanpa ada tekanan emosi.

Thomas terkekah mendengar ucapan Minho. Pria itu sudah cukup berubah, kalimat kasar sudah tak lagi terdengar dari ucapannya.

"Ada apa denganmu? Siapa gadis itu? Beloved Cessie? Apa dia kekasihmu saat kalian diasingkan di glade?" Tanya Luna dengan emosi. Jantungnya berdebar kencang, dia cemburu dengan keberadaan wanita itu.

"Sudah kubilang duduklah, jangan membuatku memperlakukanmu dengan kasar. Aku sudah memperingatkanmu dan aku tak ingin kau merepotkan ku. Kita semua lelah dan butuh istirahat. Kau mengerti?" Ucap Minho masih sama lembutnya menatap gadis itu. Dipikiran Minho hanya membayangkan Cessie, membuat perlakuannya sangat lembut.

Luna mendengus kesal dan berjalan menuju tempat duduknya. Seharusnya dia duduk di samping Minho, tapi dia menuju kearah Thomas menyuru pria itu berdiri, lalu Luna duduk disamping Brenda.

Thomas duduk disamping Minho, menatap Minho dengan penasaran. Thomas berbisik.

"Apa benar yang dia katakan?" Tanya Thomas.

Minho tampak fokus kedepan padahal dirinya sedang memikirkan wanita itu. Wanita dan anak laki-laki yang sangat mirip dengannya.

"Tidak. Aku hanya berhalusinasi. Kau pikir Cessie masih hidup?" Ucap Minho menatap Thomas.

Thomas tampak kecewa lalu menundukkan wajahnya. Dia sangat merindukan adiknya. Begitu sama merindukan Newt.

"Aku menyaksikannya menembak kepalanya sendiri, tak ada hal yang bisa membuatnya selamat. Fokuslah, Thomas. Setidaknya creator Wicked sekarang tak sama dengan creator Wicked saat ava dan jorge yang mengendalikannya." Ucap Minho berbohong.

Aku bahkan rela menimbun dunia ini bersama para penjahat lainnya hanya untukmu, Cessie ku. Tapi aku tak kan pernah rela jika harus menyerahkanmu pada creator yang mengaku bekerja untuk kemanusiaan.

Sepanjang perjalanan pulang, Minho tak masuk dalam percakapan mereka. Pria itu memilih menutup matanya, menghirup udara segar sambil memikirkan wanita itu. Cessie, di kota Crank membawa seorang anak yang mirip dengannya, memanggilnya ibu tanpa tau anak itu adalah anak Cessie dan pria mana.

























Terima kasih masih stay dicerita ini. Semoga kalian suka. Mohon maaf apabila ada kata tidak baku yang terselip dikalimat baku, ataupun sebaliknya. Jika berkenan, bantu correct typo ya.

Tell me anything about your feeling when you read this chapter.

Comment if you like it. (⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang