sensitive content. Sorry, the author added sensitive content for new characters that you might not like. if you don't want to read it, please skip.
(I Kinda like my other OC Luna. Im sorry :') this is not her story. This is Minho and Cessie but Luna just won my heart. Idk why. Don't blame the author.)
Author's POV ...
Minho merasakan kekecewaan dan ketidakadilan, namun ia tetap berusaha mengekspresikan pendapatnya dengan tenang.
"Ya, mungkin ada momen di masa lalu ketika aku bekerja sama dengan Ava dan terlihat seperti aku setuju, tapi itu adalah situasi yang sulit. Aku tak pernah benar-benar setuju dengan rencananya. Rasanya salah untuk mengorbankan nyawa manusia hanya demi penelitian yang tidak pasti."
Minho mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.
"Kau terlalu cepat berubah. Mungkin terlalu lama menyadarinya. Tapi kau dan Luna harus tetap berusaha memperoleh keturunan. Luna cukup subur, dan kau memiliki sel yang kuat membuat semuanya terjadi."
Minho menatap Carol dengan ekspresi campuran antara kesal dan kebingungan.
"Terlalu cepat berubah? Kau pikir aku hanya bisa mengubah prinsip-prinsipku dalam semalam? Aku tidak akan mengorbankan nyawa manusia hanya untuk memperoleh keturunan atau demi penelitian yang tidak pasti. Tidak peduli seberapa subur Luna atau seberapa kuat sel-selku."
Minho menekankan kata-kata terakhir dengan nada tegas.
"Kita tidak boleh mengabaikan etika dan moral dalam upaya mencapai apa pun yang kita inginkan. Jika kita harus mengorbankan nyawa manusia atau mengabaikan integritas kita hanya demi kepentingan pribadi, maka itu bukanlah jalan yang benar." Ucap Minho. Luna terlihat frustasi dengan pembicaraan mereka.
"Aku tidak akan mengkhianati prinsip-prinsipku. Aku tidak akan menjadi bagian dari eksperimen yang tidak manusiawi. Jika kalian berpikir bahwa ini adalah satu-satunya cara, maka kita perlu mencari solusi lain yang tidak melibatkan pengorbanan yang tak perlu."
"Aku tau, Minho. Kau memang cukup pintar dalam memilih jalan yang benar, tapi project ini harus tetap jalan. Kau dan Luna." Ucap Carol memastika.
Minho berusaha menjaga ketenangan dan memahami bahwa Carol mungkin berbicara dengan niat baik, tetapi ia tidak akan mengubah prinsip-prinsipnya.
"Aku menghargai keinginanmu, Carol, tetapi aku tidak akan berkompromi pada prinsip-prinsip yang telah aku pilih untuk hidupku. Kita harus mencari solusi lain yang tidak melibatkan pengorbanan yang sia-sia. Teman-temanku sudah banyak yang gugur. Lihat, apa yang kita dapatkan?" Ucap Minho.
Merasa lega mengutarakan pemikirannya, Minho menghela nafas dan membuangnya pelan sambil menatap Luna.
"Kau masih mau melanjutkannya?" Tanya Minho lembut. Dia hanya menatap Luna sebagaimana dia menatap Cessie. Dia tak ingin lagi menyakiti orang-orang yang mencintainya walaupun dalam kasus Luna, Minho tidak menaru rasa cinta sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)
FanfictionDi antara reruntuhan kota terakhir, seorang gadis menemukan dua jiwa yang terbaring tak berdaya, dengan sedikit detak nadi yang masih terasa. sebelum pasukan Wicked membersihkan kota dari para Cranks, gadis itu memutuskan membawa dua tubuh tak berda...