Author pov."Huwaaaa Mommy! Hiks baby jatuh uwaaa sakit.." Lili, bocah berusia tiga tahun lima bulan itu itu menangis keras sehabis jatuh dari memanjat lemari televisi.
Jennie sang Mommy berkacak pinggang, menggelengkan kepalanya sudah mengira ini akan terjadi.
"See, sudah Mommy katakan untuk tidak memanjat lemari itu Lili Manoban. Kenapa nakal sekali" Jennie menghampiri putri nakalnya, memukul pantatnya setelah itu mengangkatnya ke gendongannya.
Lili terisak-isak menyembunyikan wajahnya di dada Jennie.
"Hiks jangan malahi baby Mommy.. baby telluka hikss" Lili mendramatis.
"Ck makanya kalau Mommy bilangin menurut, jangan melawan anak Lisa" Jennie memutar matanya, berjalan ke arah dapur dan mengambil segelas air putih.
"Hmmp hik baby ndak melawan Mommy, baby cuman mau manjat lemali saja" Lili sesegukan.
"Menjawab terus kerjaannya, ini minum dulu" Jennie memberikan air putih untuk Lili.
Lili menerimanya dan meminumnya dengan perlahan.
"Lutut baby cakit Mommy.." manja Lili.
Jennie mendudukkan Lili di atas kitchen set, mengambil es batu lalu membalutnya dengan kain bersih.
"Lihat, langsung membiru kan. Ck tidak pernah jera selalu bikin ulah" omel Jennie sambil mengompres luka Lili.
"Ssh pelan-pelan pak cupil" Lili meringis memejamkan matanya.
Jennie berhenti memicingkan mata ke arah Lili.
Lili membuka mata saat Jennie berhenti mengompres nya.
"Tenapa mom?" Lili memiringkan kepalanya menatap Jennie.
"Pak supir? Sejak kapan nama Mommy berganti menjadi pak supir, eoh" Jennie berkacak pinggang.
"Hehe becanda Mommy sayang, baby tau itu dali tektok Dadda hihihi" Lili menampilkan deretan gigi kecilnya.
"Tss kebanyakan nonton tektok, Mommy akan menghapusnya lihat saja" Jennie mendesis setelah itu melanjutkan mengompres lutut Lili.
Lili cemberut memainkan jemarinya.
"Sudah, sekarang waktunya tidur siang" Jennie menggendong Lili membawanya menuju sofa.
"Baby belum ngantuk Mommy, mau nunggu Dadda pulang" Lili meringsek di leher Jennie.
"Baby sudah mengantuk, tidur saja hemm" lembut Jennie mengusap-usap punggung Lili.
Lili menggeleng mengerucutkan bibirnya.
Jennie tersenyum, dia membaringkan tubuh Lili di pangkuannya lalu menyingkap kaosnya.
"Uyyu?" Jennie mengeluarkan payudara sebelah kanannya dari dalam bra.
"Yes Mommy!" Lili mengangguk dengan semangat.
"Kkkhh dasar maniak uyyu" Jennie menyodorkan putingnya ke mulut Lili.
Aum
Langsung saja bocah nakal itu menghisap sumber energinya.
"Aah pelan-pelan nak" Jennie sedikit meringis saat Lili menghisap kuat putingnya.
"Eum" angguk Lili sambil menatap wajah cantik Mommy nya.
Jennie menatap Lili, dia menunduk mencium sayang kening Lili.
"Pejamkan mata baby" Jennie menepuk-nepuk paha Lili.
Lili mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Cute" senyum Jennie mencubit pelan pipi berisi Lili.
Tangan Lili meremas kaos Jennie, matanya perlahan terpejam menikmati usapan lembut di keningnya.
Ceklek
"Dadda pulang! Honey, baby yuhuuu!" Teriakan Lisa membuat Lili tersentak.
Pejaman mata Lili terbuka, bibirnya melengkung kebawah tanda dia akan menangis.
"Aish Manoban!" Pekik Jennie.
"Huwaaaaak!"
"Baby, kenapa menangis sayang" khawatir Lisa menghampiri Jennie dan Lili.
Bug
Jennie melemparkan bantal ke wajahnya.
"Pergi sebelum aku mencekik mu!"
Lisa terdiam, matanya mengerjap-ngerjap lucu seakan bertanya dimana letak salahnya.
"Ap-"
"Pergi aku bilang" Jennie menatapnya dengan tajam.
Karena takut di amuk istrinya Lisa memilih pergi dan lari terbirit-birit menuju kamar.
"Hissh kucing betina itu, marah terus kerjaannya. Seperti kedatangan tamu saja- tunggu! Sepertinya iya, ini memang jadwalnya. Shit aku harus membeli sesuatu agar mood nya membaik" Lisa memilih membersihkan tubuhnya sebelum pergi keluar untuk membeli sesuatu untuk Jennie dan juga Lili tentunya.
•••
Cerita baru Everything →Tiwibalabla_2sebutkan pengguna
Tbc
15/08/23
Pelan-pelan pak cupil. Sensian ya Mommy J.
Baru lagi 🤗
Tenang yang sebelah tetap lanjut kok.
Ramein biar kita tetap lanjut!
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.