08🐣

5K 711 15
                                    


Author pov.

"Aahh Daddyy aaahh f-faster faster mmmhh" pinta Jennie sambil meremas rambut Lisa.

"Uugh as you wish m-mommy" Lisa menghisap kuat puting Jennie lalu menuruti permintaan istrinya menghentak-hentakkan pinggulnya lebih kencang.

Lisa memakai strap on di pinggangnya.

"Aghh honeyyy aku keluar aah aah aaahhh.." Jennie mendesah panjang saat mengeluarkan air maninya.

"Aku sebentar lagi, mmhh kau nikmat sayang" Lisa melumat kasar bibir Jennie sambil meremas payudara kembar istrinya.

"Emmhhh aaah lisaaaahh aahh aaahh" kedua gunung kembar Jennie bergoyang naik turun sangking kuatnya tumbukan Lisa di vaginanya.

Plok plok

Lisa terus menghentak-hentakkan pinggulnya sampai dia dan Jennie sama-sama mencapai pelepasan.

"Aaahh.."

Keduanya sama-sama terkulai lemas dengan Lisa menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Jennie.

"Honey keluarkan benda itu dalam diriku" rengek Jennie.

Lisa mengangguk lalu menarik strap on nya keluar dari dalam Jennie.

"Enghh" lenguh Jennie saat benda panjang itu keluar dari dari area sensitif nya.

Lisa juga melepaskannya dari pinggangnya lalu membuangnya ke bawah kolong tempat tidur.

"Lelah tapi nikmat" Lisa tersenyum mengusap pipi Jennie.

"Yaah" Jennie tersenyum malu memukul pelan pundak Lisa.

"Dadda Mommy, apa yang sedang talian latutan?" Lili mengerjap-ngerjapkan matanya lucu menatap kedua orang tuanya.

Ooh sepertinya kedua orang tua ini lupa bahwa mereka mempunyai putri di dalam kamar.

"Aaaak kamjjagiya!" Jenlisa terkejut, Jennie mendorong tubuh Lisa dari atas tubuhnya lalu Lisa segera menutupi tubuh telanjang mereka dengan selimut.

"A-ah ini olahraga malam baby" gugup Lisa menggaruk tengkuknya.

Tuk

Jennie memukul kepala Lisa.

"Shut up!"

"Ssh sakit honey" Lisa cemberut menggosok kepalanya.

Lili mengerutkan keningnya tidak mengerti, gadis kecil itu memegang pagar tempat tidurnya, memanjat box bayi nya lalu turun dengan perlahan.

Lili menghampiri orang tuannya dan memanjat naik ke atas kasur.

"Hati-hati nak" Jennie memegang tangan kecil Lili.

Lisa juga membantu Lili naik karena putrinya itu sedikit kesusahan.

"Tenapa Mommy dan Dadda buta baju?" Lili duduk memiringkan kepalanya menatap kedua orang tuanya.

Lisa dan Jennie sama-sama terdiam tidak tahu harus berkata apa.

"Baby beltanya mom dad, tenapa diam saja sih" kesal Lili menekuk wajahnya.

"Aah emm bagaimana cara mengatakannya honey" bisik Lisa.

"Aku juga tidak tahu" bisik Jennie mengigit bibirnya.

"Oh otey fine baby ndak penting lagi sekalang" Lili membuat raut wajah sedih, berbalik badan sambil melipat kedua tangannya.

"A-ah bukan seperti itu baby, Mommy dan Dadda hanya kepanasan makanya buka baju" bohong Jennie.

"Iya baby, jangan ngambek hemm" Lisa memegang tangan Lili.

Lili berbalik, bibirnya masih mengerucut menatap keduanya.

"Tapi baby ndak tepanasan" kata Lili.

"Mungkin baby masih kecil itu sebabnya tidak kepanasan" ada saja alasan Manoban satu ini.

"Pabbo" gumam Jennie mencubit pelan pinggang Lisa.

"Benaltah?" Lili menatap penuh selidik ke arah Lisa.

"Y-yah baby" Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Otey. Baby mau uyyu Mommy" Lili menyibak selimut dan berbaring di atas tubuh Jennie.

"Badan Mommy basah banyak kelingatnya. Apa sepanas itu mom?" Lili menghapus keringat di pelipis Jennie.

"Eum" Jennie hanya mengangguk karena jujur dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

"Tulunkan lagi suhu AC nya mom, baby ndak apa-apa tok. Tasian Mommy tepanasan" Lili dengan perhatiannya membuat Jennie tersentuh.

"Aww anak Mommy manis sekali" Jennie mengecup bibir Lili.

"Dadda? Tidak kasihan kah melihat Dadda kepanasan?" Lisa protes.

"Emm tasian ndak yaa" Lili memegang dagunya berpikir.

"Yaak anak ini bisa-bisanya berpikir dulu" Lisa menepuk pantat Lili.

"Hihihi iya iya baby tasian Dadda. Mana lemot AC nya bial baby atul suhunya" pinta Lili.

"Tidak usah nanti baby sakit. Mommy sudah tidak kepanasan lagi kok, sini baby lanjut tidur lagi ya nak" Jennie me mengarahkan putingnya ke mulut Lili.

"Benal ndak panas lagi mom?"

"Hemm, ayo cepat hisap uyyu nya sebelum Dadda mengambilnya" kata Jennie begitu melihat mata Lisa tertuju menatap payudaranya.

"Ndak atan baby bialtan!" Lili segera menghisap puting Jennie.

"Aah tidurlah baby" Jennie menepuk-nepuk pantat Lili.

"Aku yang sebelah kiri ya honey" pinta Lisa dengan cengira nya.

Jennie memutar matanya namun mengangguk setelahnya.

Mendengar itu Lili langsung menutup payudara sebelah kiri Jennie dengan tangan kecilnya.

"Emm ndak boeyeh" Lili menggeleng disela kulumanya.

"Yaaah berbagai itu indah. Ayolah baby Dadda juga mau" rengek Lisa memelas.

"No!" Pekik Lili.

"Honey aku mau uyyu.." Lisa memelas meringsek di leher Jennie.

Jennie tidak tega.

"Baby, berbagai dengan Dadda oke" bujuk Jennie mengusap lembut kepala Lili.

Lili melengkungkan bibirnya kebawah tidak mau berbagi.

"Oke oke tidak jadi" kata Jennie dan Lili tersenyum puas.

"Nini~" Lisa melengkungkan bibirnya kebawah.

"Huhh" Jennie menghela nafas panjang.

Oke sekarang Jennie serba salah.

"Nanti setelah Lili tertidur kau boleh menyusu sepuasnya honey. Jangan sedih nee" bisik Jennie mengusap pipi Lisa.

"Huh arasseo" angguk Lisa memilih mengalah.

"I love you" Jennie mencium bibir Lisa.

"I love you too" balas Lisa tersenyum manis.

•••

Tbc

26/08/23

Hai balik lagi..

Masih ada yang nungguin? Sorry lama karena emang sibuk banget di rl.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang