23🐣

3.2K 459 14
                                    


Author pov.

"Honey.. huh aku tidak menyangka Rosé begitu jauh membawa putri kita ke luar negeri" Jennie menggeleng lirih mengetahui Rosé sangat nekad membawa Lili ke Aussie.

Lisa mencium pelipis Jennie sambil mengelus lembut lengan istrinya, dia juga tidak habis pikir dengan aksi nekad Rosé.

"Dia begitu berani. Gila" Lisa geleng-geleng kepala.

Jennie meremas tangan Lisa sambil menyenderkan kepalanya di dada Lisa.

Saat ini keduanya tengah berada di dalam mobil menuju apartemen Rosé.

"Aku harap putri kita baik-baik saja honey, aku takut dia juga berbuat nekad pada Lili" cemas Jennie mencengkram tangan Lisa.

"Ssh jangan berpikiran buruk sayang, aku tidak akan mengampuninya jika dia berani menyakiti Lili kita. Jangan harap dia bisa selamat" tegas Lisa mencium puncak kepala Jennie.

"Hemm, i love you honey" Jennie mencium leher Lisa.

"I love you too sayang" Lisa mengecup singkat bibir Jennie.

-

Di apartment Rosé, Lili hanya diam termenung memikirkan Mommy dan Dadda nya.

Lili sangat merindukan Jennie juga Lisa, dia bahkan hampir setiap hari menangis memanggil nama Jennie.

Rosé ingin marah namun selalu tertahan mengingat wajah Lili sangat mirip dengan Lisa orang yang di cintai nya.

"Baby, lagi memikirkan apa hemm" Rosé mengusap lembut lengan Lili.

"Mommy, Dadda" itu adalah jawaban yang selalu Lili berikan.

"Jangan memikirkan Jennie lagi karena dia tukang selingkuh. Memikirkan Dadda saja, sabar ya Mama sebentar lagi membawa Dadda bersama kita"

Lili menatap Rosé dengan tatapan tidak sukanya.

Lili tidak pernah percaya jika Mommy nya selingkuh, dia tau bagaimana Jennie sangat sangat mencintai Lisa.

"Mommy tidak selingkuh aunty!" Pekik Lili kesal.

Rosé memejamkan mata menahan emosinya.

"Panggil Mama" Rosé memegang pundak Lili sambil menatap dalam mata bulatnya.

"No, Mommy satu-satunya ibu Lili" tolak Lili menggelengkan kepalanya.

Penolakan Lili berhasil memancing emosi Rosé.

"Aku Mama Lili" tekan Rosé sedikit meremas pundak Lili.

"Aaw sakit" Lili memejamkan matanya merasakan sakit di pundaknya.

"Makanya panggil Mama" Rosé masih belum mau melepaskan remasan nya.

"No.. aaahk! Sakit hiksss Mommy Dadda.." Lili menangis kala Rosé mencengkram pundaknya.

Rosé segera tersadar melepaskan cengkeramannya.

"A-ah mianhe baby Mama tidak sengaja, ssh ssh don't cry baby" Rosé gelagapan, dia gemetaran melihat kedua tangannya yang tadi menyakiti pundak Lili.

"Hiksss jahat" Lili meringkuk memegangi kedua lututnya.

Kasian..

"Bab-"

Ting.. tong

"Wait baby, Mama membukakan pintu sebentar mungkin itu pengantar makanan" Rosé dengan tergesa-gesa berjalan menuju pintu utama.

Tanpa melihat siapa yang datang langsung saja Rosé membuka pintu apartemennya.

Ceklek

Matanya membuka sempurna melihat siapa yang datang.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang