32🐣

2.9K 416 32
                                    


Author pov.

"Lili" Lili menghentikan kegiatan mewarnai buku gambarannya, mata bulatnya menoleh menatap Haru.

"Hem" Lili tampak cuek meladeni Haru.

"Bolehkah aku duduk di samping mu? Aku juga ingin menggambar di dekatmu" Haru menatap Lili penuh harap.

"Tempat lain banyak aku tidak mau dekat dengan mu"

Haru kecewa.

"Kenapa? Padahal sebelumnya Lili baik-baik saja denganku"

Lili menatap Haru dengan datar.

"Aku tidak suka Appa mu, Appa mu jahat ingin melebut Mommy dali ku dan Dadda"

"Tidak mungkin" Haru menggeleng menolak percaya, matanya bahkan berkaca-kaca.

"Aku tidak bohong, tanyakan saja langsung pada Appa mu kalau tidak pelcaya" Lili mengangkat bahunya acuh dan kembali mewarnai.

Haru menangis membuat Bu guru yang ada di kelas menghampirinya.

Anak-anak lainnya juga ikut menoleh menatap Haru.

"Kenapa menangis Haru sayang" Bu guru menenangkan Haru.

"Lili Bu, hiks Lili mengatakan Appa jahat"

"Lili sayang, apa benar begitu nak?" Bu guru menatap Lili.

Lili menekuk wajahnya tidak senang.

"Dasal kamu tukang adu" kesal Lili.

"Kenapa Lili" Lauren menghampiri Lili.

"Dia mengadukan Lili Laulen, memang benal kok Bu Appa Halu jahat" kata Lili.

"Huwaaa Appa tidak jahat"

"Ssh tenang tenang kita bisa membicarakan ini baik-baik nee. Lili, kenapa berkata seperti itu, tidak baik nak"

"Kenyataan Bu, Appa Halu jahat ingin melebut Mommy"

"Appa tidak jahat!" Teriak Haru.

"Jahat!" Pekik Lili melototi Haru, sungguh Lili benar-benar mirip dengan Lisa kalau sedang marah. Auranya menyeramkan.

"Oke cukup anak-anak, ibu akan memanggil orang tua kalian kesini agar masalah ini cepat terselesaikan" Bu guru mengambil ponselnya lalu menghubungi orang tua Lili dan Haru.

"Tenang Lili, jangan telpancing emosi" Lauren mengelus dada Lili yang naik turun.

Nafas Lili memburu, tangannya terkepal kuat sambil menatap Haru dengan tajam.

"Lili selam kalau lagi malah" bisik Lauren kemudian memeluk Lili.

Lili melunak memejamkan matanya menikmati usapan lembut Lauren di punggungnya.

"Makasih Laulen" bisik Lili.

Lauren mengangguk tersenyum senang bisa menenangkan Lili.

"Cium Laulen sebagai hadiah" Lauren dengan segala akal bulus nya tidak melewatkan kesempatan.

"Lili Manoban, Wi Haru, ayo ikut ibu ke ruang kepala sekolah" Bu guru menarik tangan Lili dan Haru keluar dari kelas.

"Oh penyemangat ku pelgi.." Lauren bersikap dramatis merosot kan bahunya tampak lesu.

-

Brak

"Jangan menyudutkan putriku sialan!" Lisa menggebrak meja kepala sekolah.

"Memang benar putri mu yang bersalah telah berkata yang tidak-tidak pada putriku. Aku tidak terima ini jelas pencemaran nama baik, aku akan menuntut putri mu" ancam Hajoon.

"Sunbae ani Hajoon-ssi, bukankah ini keterlaluan? Kamu sangat kekanak-kanakan dalam menyelesaikan masalah. Memalukan" Jennie tidak bersikap sopan lagi karena dia terlanjur kesal dan kecewa dengan Hajoon.

Sementara anak-anak yang menyaksikan keributan orang tua mereka hanya bisa diam di dekat meja kepala sekolah.

"I hate you, bitch" gumam Lili menatap tajam Haru yang berada di sampingnya.

Haru menunduk memainkan jari-jarinya, dia takut tidak berani menatap Lili.

•••

Visual anak-anak.

Visual anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lili si kull

Lauren genit kang modus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lauren genit kang modus


Jean si kalem


Haejin kang cium plus teman ribut Laulen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haejin kang cium plus teman ribut Laulen


•••

Tbc

07/04/24

Omoo Lili.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang