29🐣

2.2K 419 20
                                    


Jennie pov.

Pagi ini sangat melelahkan, tubuhku hampir remuk karena ulah Lisa semalam.

Aku bangkit dari tempat tidur dan melakukan ritual mandi setelahnya.

Setelah menyelesaikan mandi aku memakai baju santai dan mengeringkan rambutku.

Sebelum ke kamar Lili aku lebih dulu menyiapkan baju kantor Lisa di atas kasur.

Setelah itu aku melangkahkan kakiku ke kamar putriku.

Perlahan aku membuka pintu kamar Lili, bisa aku lihat Lisa masih tidur pulas dengan Lili yang berada di atas perutnya.

"Mommy.." dengan wajah bantalnya Lili mengerjap lucu sambil menggaruk lehernya.

"Sudah bangun ternyata" aku menghampiri mereka dan duduk di tepi kasur.

Lili mengangguk semakin meringsek di leher Lisa.

Ini adalah posisi tidur favorit Lili, dia suka berada di atas tubuh Lisa. Sama sepertiku hehehe.

Merasakan pergerakan, naluri Lisa bekerja menepuk-nepuk pantat Lili.

Aku tersenyum mengusap tangan Lisa.

"Honey bangun" aku mengusap pipi Lisa.

Lisa menggerakkan kepalanya dan perlahan membuka matanya.

Lisa terkadang sulit untuk di bangunkan dan kadang sangat mudah untuk terbangun. Ini biasanya terjadi karena perdebatan kami semalam, sepertinya Lisa tidak tidur dengan nyenyak.

Lisa menatapku dan menghela nafas setelahnya.

"Baby, kita mandi yuk" ajak Lisa sambil mendudukkan dirinya dan Lili.

Lili menggeleng kemudian berpindah duduk di pangkuanku.

"Mommy, Dadda tidul disini kenapa Mommy tidak?" Tanya Lili.

Aku diam beberapa detik.

"Emm Mommy-" Lisa memotong ucapan ku.

"Dadda hanya ingin tidur disini karena Dadda merindukan baby. Mommy sudah tidur duluan itu sebabnya Mommy tidak bisa ikut tidur disini bersama kita" kata Lisa.

Lili manggut-manggut tanda mengerti.

"Baby mau mandi tapi Mommy yang mandikan" Lili memeluk leherku.

"Baiklah kalau begitu Dadda mandi di kamar Dadda saja" Lisa mencium pipi Lili kemudian mencium keningku.

Aku tau Lisa sangat berusaha untuk tidak memperlihatkan bahwa kami sedang tidak baik-baik saja di depan Lili.

Setelah Lisa pergi aku pun bergegas memandikan Lili agar dia tidak telat ke sekolahnya.

Tidak ingin berlama-lama Lili hanya membutuhkan waktu lima menit untuk mandi.

Aku mendudukkannya di atas kasur, mulai mengolesi minyak telon di perutnya dan memakaikannya seragam sekolah.

"Mommy.. baby mau sepatu kuning" Lili merengek tampak protes saat aku memakaikan sepatu berwarna putih di kaki kecilnya.

"Ini saja baby, yang kuning kotor" aku tetap memakainya.

"Aaah baby tetap mau yang kuning Mommy" Lili mengepak-ngepakkan kakinya.

Aku menggeleng membiarkan Lili merengek, aku lebih memilih menguncir dua rambutnya agar terlihat imut dan lucu.

"Sudah besok saja pakai sepatu yang warna kuning, nanti Mommy cuci okey"

Aku mengambil tas Lili, menggendongnya dan membawanya ke meja makan.

Lisa sudah duduk dengan segelas teh hangat di depannya.

"Mommy menebalkan Dadda" Lili mengadu sambil menekuk wajahnya.

Chup

Aku terkekeh mencium pipi berisi nya.

Lisa mengambil alih Lili dan menciumi wajahnya.

"Kenapa Mommy menyebalkan?" Tanya Lisa.

Aku hanya tersenyum sambil menyendok sarapan di piring Lisa.

"Baby mau pakai sepatu kuning tapi Mommy tidak membolehkannya. Baby kesal" Lili melipat kedua tangannya.

"Honey, sepatunya kotor tidak mungkin aku memakaikannya" kataku.

"Baby tidak masalah Mommy itukah walna favolit baby" balas Lili.

"Mommy tidak akan membiarkan anak Mommy terlihat seperti tidak terurus. Baby tau, Mommy mu adalah seorang Jennie Manoban, jadi tidak boleh gembel okey" aku terkekeh dengan kalimatku di akhir.

"Sudahlah Mommy sangat menyebalkan hali ini" Lili menyembunyikan wajahnya di dada Lisa setelahnya.

"Nanti sepulang baby sekolah kita pergi ke mall, baby pilih sepatu warna kuning yang banyak oke. Jangan kesal lagi hemm" bujuk Lisa mengelus punggung Lili.

"Janji" Lili mendongak memberikan jari kelingkingnya.

"Janji sayang" Lisa tersenyum menautkan jarinya.

"Mommy tidak boleh ikut, wleek" Lili meledekku.

"Enak saja, Mommy ikut" aku tidak mau kalah.

"Dadda.. Mommy tidak boleh ikut ya baby mau pelgi belsama Dadda saja" rengek Lili.

"Iya nak" angguk Lisa menuruti perkataan putrinya.

"Honey, aku ikut pokoknya" aku cemberut.

"Keputusan ada di tangan Lili. Ayo makan nanti baby telat" Lisa mulai makan sambil menyuapi Lili.

Aku mendengus dan Lili sekali lagi menjulurkan lidahnya padaku.

Aku berdecak memutar mataku.

Kemudian Lili terkikik terlihat senang mengejekku.

Ck dasar anak Lisa!

•••

Tbc

30/03/24

Sad or happy.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang