Lisa pov.
"Dadda, apa Mommy baik-baik saja?" Tanya Lili sambil mengusap tangan Jennie.
Saat ini kami berada di ruang rawat Jennie, sudah dua hari istriku masih betah memejamkan mata, padahal aku dan Lili sudah sangat merindukannya huh.
"Ya baby, Mommy hanya tidur untuk memulihkan kondisi tubuh nya" aku mengusap sayang kepala Lili.
"Tapi Dadda.. ini sudah dua hali dan Mommy lama sekali bangunnya. Mommy tidak lindu baby ya" Lili mendesah lesu mengerucutkan bibirnya.
"Aniya baby, Mommy sangat merindukan baby. Jangan berkata seperti itu atau Mommy akan sedih" aku memeluknya dan mencium pelipisnya.
"Baby lindu Mommy, Dadda" Lili melengkungkan bibirnya kebawah.
Aku memeluk Lili erat-erat, aku juga sedih tapi aku tidak mungkin menunjukkannya di hadapan putriku.
Aku tidak boleh terlihat lemah di hadapannya!
"Hemm Mommy juga sangat merindukan baby, tunggu sebentar lagi Mommy pasti bangun. Percaya pada Dadda" aku mengusap-usap punggungnya.
"Baby ngantuk Dadda, gendong dulu telus balingkan baby di samping Mommy ya Dadda" Lili meringsek di leherku.
Aku tersenyum, menggendong Lili dan menimang-nimang tubuh mungilnya.
Aku menempelkan pipiku di puncak kepala Lili, menepuk-nepuk pantatnya sambil bersenandung kecil.
Tidak butuh waktu lama putriku sudah tertidur di pelukanku.
Dengan hati-hati aku membaringkan tubuh Lili di samping Jennie, setelah itu mencium lembut kening putriku dan istriku.
"Sweet dreams baby" aku mengusap sayang kepala Lili.
"Sayang, cepat bangun aku merindukanmu.." lirihku beralih mengusap pipi Jennie.
"Aku lapar sayang, aku tidak berselera makan karena tidak ada makanan yang seenak masakan mu. Tapi kamu tenang saja sayang, perut Lili tetap terisi meski yah aku sedikit memaksanya untuk makan. Itu untuk kebaikan putri kita juga bukan? Kalau Lili sakit pasti kamu akan sedih dan aku tidak mau kamu bersedih. Cepat bangun okey, aku mencintaimu istriku.." aku mencium bibir Jennie cukup lama.
Setelah itu aku pergi kantin untuk mengisi perut, karena jujur aku lapar sekali dan aku harus makan meskipun aku tidak berselera.
-
Author pov.
"Mmph Mommy.." tidur Lili terusik saat merasakan tangan terus mengelus pipinya.
"Yes baby.." suara itu, Lili sangat mengenal sura lembut itu!
Tidak butuh waktu lama Lili membuka matanya dan mengerjap-ngerjap lucu melihat wajah orang yang sangat di rindukannya.
"Mommy!" Pekik Lili terkejut.
"Iya nak ini Mommy sayang" lembut Jennie menggenggam tangan Lili.
Lili melengkungkan bibirnya kebawah lalu berhamburan ke pelukan Mommy nya.
"Mommy hiks.." Lili menangis sangking terharunya.
"Ssh jangan menangis sayang Mommy kan disini bersama baby. Umumumu anak Mommy.. miss you so much" Jennie mencium seluruh wajah Lili.
"Hiksss miss you too, Mommy" balas Lili dengan suara terpendam, karena dia menyembunyikan wajahnya di dada Jennie.
"Nanti sesak nak, sini lihat Mommy" Jennie menangkup pipi Lili agar melihatnya.
Jennie tersenyum menatap wajah putrinya, dia menghapus air mata Lili lalu mencium kedua matanya.
"Mom.. hmph jangan tidul lama-lama lagi ya hik baby tidak suka" Lili menggelengkan kepalanya.
Jennie melengkungkan bibirnya kebawah cepat-cepat menganggukkan kepalanya.
"Never. Baby juga jangan menghilang ya, Mommy tidak suka"
Lili mengangguk lucu.
"Eum, baby tidak akan hilang lagi Mommy. Plomise" Lili memberikan jari kelingkingnya.
"Promise.." Jennie menautkan jari kelingkingnya.
Lalu keduanya sama-sama tersenyum sambil menempelkan kening masing-masing.
"Mommy masih tetap cantik meskipun tellihat pucat. Mommy baby memang yang paling cantik sedunia" puji Lili membuat Jennie tersipu.
"Terimakasih baby. Anak Mommy dan Dadda juga cantik dan sangat menggemaskan sedunia" balas Jennie.
Lili terkikik malu-malu menutup wajahnya.
"Baby bisa malu ya, hemm" Jennie menggelitik perut Lili.
"Aaagg hahaha geli Mommy hihihi baby geli.." tawa Lili menghindari gelitik Jennie.
Saat keduanya asik bercanda pintu terbuka memperlihatkan Lisa dengan wajah terkejutnya.
"Jennie sayang! Aaaah i miss you.." Lisa segera berlari menghampiri istrinya.
Hug
Lisa memeluk erat-erat tubuh Jennie dan tanpa sengaja mengenai luka yang ada di pinggangnya.
"Aaah honey sakit ssh.." erang Jennie memejamkan matanya.
Bugh
Lili memukul punggung Lisa.
"Dadda! Hati-hati pinggang Mommy masih sakit" Lili memarahi Lisa.
"Baby, Mommy sudah baik-baik saja" Jennie mengusap punggung Lili
"A-ah sayang maaf aku tidak sengaja, maaf ya aku akan memanggil dokter" Lisa panik dan khawatir Jennie merasakan sakit.
"Tidak apa-apa honey, aku baik-baik saja kok" Jennie tersenyum mengusap tangan Lisa.
"Tapi kam-"
"Aku baik-baik saja honey, sudah sekarang mending kamu peluk aku. Aku rindu.."
Lisa tersenyum memeluk tubuh Jennie dan kali ini dengan penuh hati-hati agar tidak mengenai lukanya.
"Aku jauh lebih merindukan mu, wife" Lisa mencium leher Jennie.
"Hemm aku tau, honey" Jennie memejamkan matanya menghirup aroma tubuh Lisa.
"Baby tidak di ajak" Lili cemberut melipat kedua tangannya.
"Ouuh kemari lah anakku, jangan ngambek ya" Lisa membawa Lili ke pelukan mereka.
Lili langsung meringsek di leher Jennie.
"Manja" Lisa terkekeh mencubit pelan pipi Lili.
"Biarkan saja honey, Lili putri kita satu-satunya. Tidak peduli jika Lili dewasa sekalipun aku akan tetap memanjakannya, jangan protes karena Lili bukti cinta kita" kata Jennie.
"Aku tidak akan protes sayang, aku juga suka Lili yang manja. Aku malah sedih jika nanti putri kita berubah menjadi anak yang pendiam dan tidak mau bermanja-manja"
"Aaahh jangan berkata seperti itu.." rengek Jennie.
"Kkkhh iya iya, sayang" Lisa mencium pipi Jennie.
"Lili baby Mommy dan Dadda hihihi" Lili terkikik setelah mendengar obrolan Mommy dan Dadda nya.
"Iya Lili bayi kecil Mommy dan Dadda" Lisa dan Jennie tersenyum memeluk tubuh mungil Lili.
•••
Tbc
21/01/24
Iya iya Lili bayik.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.