25🐣

3.3K 426 14
                                    


Lisa pov.

Seminggu semenjak kejadian itu semuanya sudah kembali menjadi normal, Rosé sudah di penjara dan beritanya cepat beredar dan tersebar di mana-mana.

Aku masih belum kembali bekerja sepenuhnya, hanya memantau dari rumah. Sedangkan Lili juga belum masuk sekolah karena Jennie tidak memperbolehkannya, istriku masih trauma takut jika Lili di culik lagi.

Aku memaklumi itu, tapi nanti aku akan mencoba berbicara pelan-pelan agar Jennie menghilangkan ketakutan serta kekhawatirannya.

"Yaaak Lauren! Itu lipstik ku, kembalikan" pekik Haejin mencoba merebut lipstik dari tangan Lauren.

Yah hari ini teman-teman Lili bermain di rumah kami, mereka sangat bersemangat menjadikan aku sebagai badut bahan uji coba makeup mereka.

"No! Ini lipstik Mommy J" Lauren tidak mau mengalah mempertahankan lipstik istriku di tangannya.

Memang, Jennie membebaskan mereka memakai alat makeup nya. Baik bukan? Namu setelah ini istriku akan memintaku membeli yang baru.

"Mommy J Mommy J, aunty Jennie!" Haejin melototi Lauren.

"Tidak mau wleek.. Mommy J calon meltua aku" omoo anak ini dari mana dia tau kata itu? Aigoo anak kecil ini yang benar saja ckckck.

"Mertua gigi mu ompong!" Haejin seakan tidak terima.

Keduanya terus beradu mulut dan aku hanya tertawa geli menonton mereka.

"Lucu"

"Lili tolong bukain ini" aku menoleh begitu Jean meminta bukakan bungkus permen pada Lili.

Lili mengambil permen itu lalu membukanya dengan mudah. Aigoo anakku pintar sekali.

"Ini pelmen nya, jangan makan tellau banyak ya nanti gigi Jean sakit" aku tidak percaya ini! Lili putriku sangat lembut pada Jean, heol!

"Eum, makasih Lili" Jean dengan malu-malu memakan permennya.

Aaah aku tidak rela.. aku tidak rela putriku cepat tumbuh dan menjadi dewasa, istriku juga pasti sependapat dengan ku. Bagiamana jika Lili mempunyai kekasih itu sudah membuatku sedih dan merasa tergantikan, huhuu aku belum siap!

"Nee, makan dengan pellahan okey" Lili tersenyum mencubit pelan Jean.

Lalu Jean malu-malu mengulum bibirnya.

"Yaaak baby, kemari cepat" aku mengigit bibirku tidak tahan melihat keromantisan dua bocah itu.

Putriku segera berlari kecil menghampiri ku.

"Ya Dadda?" Lili mengerjapkan matanya.

Uugh lucu sekali putriku.

"Sini saja dekat Dadda, Dadda merindukanmu. Umumumu bayi kecil Dadda.." aku memeluk Lili, mengecupi leher nya dan menggelitik perutnya.

"Aaarggh hahahaha geli Dadda.. aaaak hihihi" Lili terkikik meliuk-liuk tumbuhnya.

"Dadda tampan, hihihi Laulen pakaikan lipstik ya" Lauren mendekat ke arahku.

Lili melepaskan diri begitu aku lengah.

"Wleek Dadda jelek hihihi" Lili menertawakan wajahku.

Huh.. wajahku sudah menyerupai badut sekarang.

"Ya terserah mu saja Lauren" aku mempoutkan bibirku.

"Yayyy!" Lauren bersemangat mewarnai bibir seksi ku.

"Cemilan datang anak-anak" istriku datang membawa nampan berisi cemilan tangannya.

"Horee!" Anak-anak bersorak gembira.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang