Lisa pov.Mataku perlahan terbuka, melihat sampingku sudah tidak menemukan istri dan putriku.
"Xixixii baby geli Mommyyy" mataku menangkap Jennie dan Lili yang barusan keluar dari kamar mandi.
What the fuck!
Istriku telanjang bulat! Begitu juga dengan putriku.
Jennie menatapku lalu mengedipkan matanya dengan genit.
Lalu mataku mengikuti langkah Jennie membuka lemari pakaian, dia membelakangi ku dengan Lili di pinggangnya.
Ughh silau, aku melihat pantat sintal istriku dan pantat lucu putriku.
Perbedaan sangat jauh, Lili kecil imut dan Jennie seksi berisi.
Aigoo pagi ku di hadiahi melihat yang segar segar.
"Morning baby and wife" aku bangkit menghampiri dua kesayangan ku.
"Morning honey" balas istriku.
Chup
Chup
Aku mencium bibir Jennie dan Lili.
Setelah itu aku memeluk keduanya dan kalian tahu sendiri Lili si pengacau mengepak-ngepakkan kakinya menendang perutku.
Anak ini tidak ada romantis romantisnya ck.
"Lepastan baby Mommy" Lili menggeliat di gendongan Jennie.
"Nanti jatuh nak" mau tidak mau Jennie menurunkan Lili dari gendongannya.
Puk
Lili menendang kakiku tanpa sebab.
"Aww sakit baby"
"Wleek" setelah itu Lili lari keluar dengan tubuh toplesnya.
"Sepertinya Lili masih kesal karena tidak boleh ikut ke Amerika honey" kataku.
"Hemm, lihat saja nanti setelah kau pergi Lili akan merengek menanyakan kapan kau pulang. Anak kita gengsian mengakui kalau dia cepat rindu denganmu" kata Jennie sambil mengambil baju dalam lemari.
"Ya itu karena dia sayang Dadda tampan nya" aku menenggelamkan wajahku di leher mulus Jennie.
"Tss pede sekali Manoban. Lepas aku ingin memakai baju"
"Satu ronde sepertinya cukup mengawali pagi ku, Mommy" aku meremas payudara kembar Jennie.
"Engghh tidak sekarang honey" Jennie mengigit bibirnya berusaha menahan desahan.
"Ayolah hemm" aku menjilati lehernya dan menghisapnya dengan kuat.
"Ahhk sssh honeyyy" Jennie merengek memukul dadaku.
"Kau milikku. Dan selalu menjadi milikku" aku menyentuh tanda kepemilikan di leher istriku.
"Honey semalam sudah, kurang lagi memangnya?" Jennie mengusap lembut pipiku.
"Aku tidak pernah puas, aku selalu haus dengan tubuh indah mu. Jadi jangan salahkan aku jika aku memintanya lagi dan lagi" aku menyeringai mengangkat kaki kiri Jennie dan meletakkannya di pundak ku.
"H-honey bawahku bahkan masih perih mmphh" Jennie memejamkan mata saat aku menjilati sensual ujung putingnya.
Chup
Chup
Aku mengecup kedua putingnya.
"Ayolah honey hemm" aku meremas payudara Jennie dengan lutut ku yang aktif menggesek vagina nya.
"Emmhh aaahhh honey" akhirnya desahan Jennie keluar.
Aku memegang vaginanya dan mengelus klitorisnya dengan pelan.
"Aghhh k-kau menyiksaku Lalisa! Sudah hentikan atau kau akan telat, penerbangan mu satu jam lagi. Sekarang kejar tuyul itu sebelum dia mengacaukan dapur" Jennie mendorong ku dan menatapku dengan tatapan kucingnya.
Aku dengan lesu mengangguk, padahal aku sudah horny sial!
Bruk
Dugh
Brakk
"Aaaak jangan Lili bibi mohon bibi takut kecoak aaakk!" Suara kegaduhan itu berasal dari dapur.
"See?" Jennie menatapku dan aku menggaruk tengkuk yang tak gatal.
Chup
Aku mencuri satu kecupan di bibir Jennie sebelum pergi berlari menyusul putri nakal ku.
"Xixixi bibi Lee cemen tatut tecoak, xixixixi" aku melihat putriku terkikik meledek bibi Lee yang kini berdiri ketakutan di atas meja makan.
"I-itu memang menakutkan Lili"
"Lemah, bibi Lee lemah huuu" Lili memberikan jempolnya ke bawah.
"Aigoo anakku nakal sekali" aku geleng-geleng kepala.
"Heh tuyul kecil, kemari pakai baju" aku menghampirinya.
"Ada sumpit bambu laliii.." astaga pandai sekali meledek Dadda nya!
"Yaaak kemari anak nakal" aku mengejarnya.
"Tejal baby lah. Tangkap baby talau bisa" Lili menyeringai menggoyangkan pantat imutnya.
"Rrrwww!" Aku seolah-olah menampilkan taring ku.
"Aaaak! Ada halimau laliii" Lili berlari tergopoh-gopoh menghindari kejaran ku.
Hahaha lucu sekali putriku.
•••
Tbc
31/08/23
Nakal ya Lili.
Vote komen lanjut.
![](https://img.wattpad.com/cover/349858395-288-k57583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.