27🐣

2.6K 431 12
                                    


Lisa pov.

Aku sudah di rumah, meeting cepat selesai dan aku cepat-cepat pulang ingin memberikan sembilan puluh sembilan bunga mawar untuk istriku.

Aku sangat tau Jennie sangat menyukai kejutan.

Dan ngomong-ngomong, siapa kiranya orang yang memberikan bunga untuk istriku? Apa itu hanya orang iseng atau orang yang menyukainya? Tidak, aku tidak akan membiarkan orang itu mendekati istriku!

Jennie is mine.

Mendengar suara langkah kaki dari luar, aku buru-buru berlari dan bersembunyi di belakang pintu bersama bunga mawar di tanganku.

"Lapal mom Lili mau ikan salmon"

"Ya baby, mandi dulu oke"

"Okey Mommy xixixi"

Ceklek

Oke sudah saatnya aku menampakkan diri.

"Surprise.." aku menyodorkan bunga mawar pada Jennie.

"Aaaak!" Seperti perkiraan Jennie dan Lili akan berteriak karena kaget.

"for my beautiful wife" aku tersenyum lembut.

"Iish Dadda bikin baby kaget saja" Lili putriku cemberut.

"Sorry baby" aku mengusap sayang pipinya.

"Sayang, for you" aku menatap lembut Jennie.

Pipi Jennie memerah, dia mengulum bibirnya tampak salting sekarang.

"Telima telima telima.." Lili bersorak sambil menatap Mommy nya.

Dengan malu-malu Jennie menerima bunga dariku.

"Yayyy Mommy jadi pacal Dadda!" Lili heboh sendiri bertepuk tangan.

"Thank you honey" kata Jennie dengan pelan, dia mencium bunganya sambil tersenyum lebar.

"My pleasure wife" aku mencium keningnya.

"Oh iya kamu tau bunga mawar ini ada sembilan puluh sembilan" aku menggendong Lili lalu merangkul pinggang Jennie membawa mereka masuk.

"Kenapa tidak seratus saja?" Jennie menatapku bingung.

Aku tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Jennie.

"Karena yang keseratus adalah aku"

Pipi Jennie semakin memerah, dia tersenyum malu memukul pelan dadaku.

"Dadda gombal sekali" kata Lili.

Chup

Aku mencium pipinya.

"Hanya pada Mommy" aku mengacak-acak rambutnya.

"Issh lambut baby.." rengek Lili karena rambutnya berantakan.

"Honey pergilah mandi bersama Lili, aku akan menyiapkan makan siang" Jennie memisahkan diri dariku.

"Ayo mandi bersama"  aku memberikan seringai nakal ku.

"Ck honey.." Jennie sedikit merengek.

"Baiklah sayang, cium aku terlebih dahulu" aku memajukan bibirku.

Jennie mendekat dan berjinjit untuk mencium bibirku.

Chup

Aku menahannya untuk beberapa detik, sedikit melumat dan terakhir menghisap bibir bawahnya.

"Yaak ada Lili" bisik Jennie terlihat malu.

"Sudah biasa" Lili tampak acu membenamkan wajahnya di leher ku.

"Hahahaha anak ini" aku mencubit pipinya.

"Kami mandi dulu sayang, masaklah makanan yang enak" aku melabuhkan kecupan di kening Jennie lalu berjalan masuk kedalam kamar.

"Dadda Lili mau celita" kata Lili.

"Cerita apa itu baby?" Aku duduk di atas kasur bersama Lili di pangkuanku, setiap kali Lili membagi ceritanya maka aku dan Jennie setia mendengarkan cerita darinya.

"Tadi di sekolah ada plia yang mendekati Mommy"

Mendengar ini saja aku sudah merasa cemburu dan marah.

"Siapa dia? Kenapa dia berani mendekati milik kita" aku memiringkan kepalaku menatap Lili.

"Mommy memanggilnya Hajoon oppa, Dadda"

"Mwo, oppa? Berani-beraninya Mommy memanggilnya seperti itu" aku marah, tidak suka dengan panggilan Jennie pada pria itu.

Aku cemburu!

Aku tau Hajoon, dia seorang aktor yang pernah beradu akting dengan istriku.

"Itu dia Dadda, baby juga tidak suka" Lili mengerucutkan bibirnya.

Jennie Manoban, sepertinya aku akan menghukum mu dengan membuatmu begadang malam nanti.

"Dadda jangan bialkan dia mendekati Mommy.. baby tidak suka, Mommy hanya milik kita beldua" rengek Lili seakan takut Mommy nya di rebut.

"Never. Nanti Dadda akan berbicara dengan Mommy okey, sekarang lebih baik kita mandi" aku berdiri membawa Lili masuk kedalam kamar mandi.

•••

Tbc

11/03/24

Anak ama Dadda posesif ya.

Vote komen lanjut.

Fam[L]ili✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang