Author pov."Mommy, Halu pindah sekolah" kata Lili sambil memasang mainan lego nya.
"Mommy sudah tau, pak kepala sekolah langsung yang menelpon Mommy dan Dadda, menyampaikan bahwa Haru telah pindah sekolah" kata Jennie.
Lili membalikkan tubuhnya menatap Jennie.
"Apa alasannya mom?"
"Mommy tidak tau pasti tapi yang jelas pak sekolah mengatakan Appa Haru ingin memindahkan putrinya sekolah ke luar negeri" Jennie mengangkat bahu.
"Baguslah, baby senang tidak ada lagi hama yang menganggu kelualga kita"
"Dari siapa berkata seperti itu hemm, anak Mommy sekarang pintar berbicara ya" Jennie memainkan pipi Lili.
"Hihihi dali Laulen myy" Lili terkikik lucu.
Jennie menggelengkan kepalanya.
"Aigoo jangan tertular si genit itu baby"
"Walaupun genit Laulen itu teman baik baby Mommy"
"Ya ya hanya saja Lauren itu sangat genit dan centil"
Lili terkikik saja.
"Tapi Laulen cantik mom"
"Heh" Jennie melototi Lili.
"Lebih cantik Mommy J kok, tidak ada yang bisa menandingi" Lili langsung memeluk Jennie, takut Mommy nya itu marah.
"Tidak boleh cinta-cintaan dulu baby, masih kecil seumuran jagung"
"Memangnya Lili kuning, mom?" Polos Lili memiringkan kepalanya.
Sontak membuat Jennie tertawa.
"Hahahaha bukan seperti itu nak, baby itu masih kecil jadi fokus sekolah dan pengembangan diri dulu" Jennie menepuk-nepuk punggung Lili.
"Baiklah yang mulia latu" Lili membungkuk hormat.
Tawa Jennie semakin kencang.
"Yaah hahahaha anak siapa sih menggemaskan sekali, umumumu" gemas Jennie mengecupi pipi Lili.
Chup
Chup
Chup
"Xixixi anak Mommy Jennie dan Dadda Lisa, stop Mommy pipi baby pegal" Lili mendorong wajah Jennie.
"Uugh anakku imut sekali" Jennie mengigit kecil pipi Lili.
"Aaaah Mommy.." rengek Lili merasa capek di gemasi Mommy nya.
"Kiss Mommy dulu" Jennie mempoutkan bibirnya.
Lili menangkup pipi Jennie lalu memajukan bibirnya.
Chup
Lili langsung memberikannya.
"Love you Mommy" ungkap Lili dengan tulus.
"Love you more baby" balas Jennie lalu mencium lama kening Lili.
"Sekalang bialkan baby tenang memasang lego ya, Mommy nonton saja oke"
Jennie tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Lanjutkan saja" kata Jennie dan menghidupkan televisi mencari film yang menurutnya bagus untuk ditonton.
Sepuluh menit kemudian Jennie dan Lili di kejutkan dengan suara bel berbunyi berturut-turut.
Ting tong
Ting tong
Ting tong
"Belisik" Lili menutup telinganya.
"Iish siapa sih menganggu ketenangan orang saja" kesal Jennie melangkah kakinya menuju pintu.
Ceklek
"Siap-"
"Aduh calon Mommy meltua kok lama sekali buka pintunya, Laulen gelah loh di lual" Lauren nyelonong masuk kedalam rumah.
Jennie melongo mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Lili chagiya! Pacalmu datang.." Lauren berlari dengan penuh semangat menghampiri Lili.
Mata Jennie melotot.
"Yaaak genit! Anakku tidak punya pacar dan aku bukan calon mertua mu!" Teriak Jennie menyusul Lauren.
"Hai chagiya, miss me?" Lauren memeluk Lili.
"Kita hampil setiap hali beltemu Laulen" Lili memutar matanya.
"Yaak yaak lepaskan anakku, kamu genit Lauren" Jennie memisahkan Lili dari Lauren.
"Tidak mau Lili pacal Laulen, calon Mommy meltua" Lauren bersikeras memeluk Lili.
"Never"
"Telselah, kalau calon Mommy meltua tidak melesuti hubungan Laulen dan Lili, maka kami akan kabul dan menikah di ujung dunia. Iyakan Lili" Lauren tersenyum manis menatap Lili.
Jennie meringis memejamkan matanya.
"Yaak!"
Laulen dan Lili terperanjat kaget.
"Aduh calon Mommy meltua jangan malah-malah dong, nanti cepat tua loh"
Lili menutup mulut Lauren.
"Kalena Laulen sudah tellanjul mengatakan Mommy tua, ayo lali sebelum singa betina ngamuk" Lili menarik tangan Lauren keluar dari rumah.
"Iih selam" Lauren bergidik ngeri.
"Yaaak Lauren genit! Beraninya kamu mengejekku cepat tua! Kemari kamu, aku akan memukul pantat mu itu!" Jennie mengejar kedua bocah yang tengah berlari menuju taman bermain.
•••
Tbc
27/05/24
Lili emang pandai bicara sekarang. Eh Lauren sama calon Mommy meltua udah kaya tikus sama kucing aja, gemess 🤏
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam[L]ili✓
Fanfiction"pelan-pelan pak cupil" start : 15/08/23 end : 10/06/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 9.